Harga bahan pangan seringkali fluktuatif, kadang bisa sangat murah, sebaliknya bisa jadi sangat mahal. Contohnya, saat kita melihat harga cabai mencapai seratus ribu per kilogram, harga bawang naik hingga lima puluh ribu. Wah pasti ibu-ibu langsung panik tuh, soalnya tanpa bahan diatas masakan menjadi tidak sedap.
Salah satu hal yang menyebabkan fluktuasi harga bahan pangan adalah tanaman dipengaruhi oleh unsur lingkungan di lapangan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Berkebun di rumah dapat menjadi salah satu alternatif mengurangi biaya bulanan loh. Kelebihan hasil panen dapat disimpan di freezer atau diolah menjadi bahan makanan siap makan.
Tanaman di bawah ini pasti tidak lepas dari keseharian semua keluarga di Indonesia, apa saja sih tanamannya?
1. Cabai
Bukan warga negara Indonesia namanya kalau makan tidak menggunakan sambal. Kalau tidak pedas tidak makan rasanya. Cabai merupakan tanaman hortikulkura yang biasanya ditanam pada akhir musim hujan dan panen pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan cabai rentan terkena penyakit yang disebabkan cuaca lembab seperti antraknosa. Makanya saat musim hujan seringkali harga cabai naik dua kali lipatnya karena minim pasokan. Menanam cabai sendiri di kebunmu dapat menghindari syok akibat kenaikan harga cabai. Kamu juga bisa mengontrol kondisi lingkungan dengan pemberian atap agar cabai tidak langsung terkena hujan. Tips yang dapat dipraktikan adalah memilih benih cabai dengan varietas genjah dan hasil tinggi.
2. Tomat
Temannya cabai nih, si bulet asem yang selalu menemani sambel agar rasanya lebih mantap. Tak hanya sebagai bahan sambel, tomat juga biasa digunakan untuk pelengkap masakan lainnya seperti asam manis. Tomat paling baik ditanam pada musim kemarau, karena sama seperti cabai pada umumnya tanaman sayuran buah rentan terhadap curah hujan dan kelembapan tinggi yang mengakibatkan buah menjadi berjamur dan bisa menyebabkan gagal panen. Panen saat musim hujan juga menyebabkan cita rasa tomat hambar loh. Pilihlah tomat varietas unggul yang 'bandel' dengan produksi tinggi.
3. Bawang-bawangan
Setiap masakan yang ditumis pasti tidak lepas dari keberadaan bawang-bawangan. Bawang merah dan bawang putih biasanya digunakan untuk meningkatkan aroma tumisan sehingga menggugah selera. Bawang daun juga biasanya digunakan untuk meningkatkan aroma masakan seperti sup. Menanam bawang bawangan tidak perlu membeli benih seperti cabai dan tomat. Kamu cukup re-grow saja hasil belanjaanmu di pasar. Untuk bawang merah dan bawang putih, pastikan umbi yang akan kamu tanam dalam kondisi kering, lalu potong bagian atasnya untuk mempercepat tumbuhnya tunas, bawang daun juga cukup menanamkan akar bawang daun di dalam tanah. Perawatannya pun tergolong mudah, asalkan jangan terlalu sering menyiram ya, karena bawang mudah busuk jika kebanyakan air.
4. Sayuran Daun
Bayam, sawi, dan kangkung biasanya selalu ada di meja makan untuk memenuhi kebutuhan serat keluarga. Cuaca tidak terlalu mempengaruhi sayuran daun, namun kadangkala serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kelangkaan sehingga terjadi kenaikan harga sayuran daun. Dibandingkan dengan cabai, tomat, dan bawang yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan untuk panen, sayuran daun hanya membutuhkan waktu minimal 3 minggu. Sayuran daun dapat terus tumbuh, tipsnya adalah jangan panen semua daunnya, karena tanaman memerlukan daun untuk fotosintesis. Ambilah daun yang cukup tua dan tinggalkan daun muda agar dapat tumbuh kembali.
5. Kacang Panjang dan Buncis
Selain sayuran daun, kacang panjang dan buncis juga merupakan opsi untuk memenuhi kebutuhan serat keluarga. Tanaman menjalar ini dapat dipanen dalam jangka waktu minimal 50 hari, dan akan terus berbuah hingga beberapa minggu kedepan. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan panen hingga 1 kg setiap pohonnya. Untuk tips yang dapat dipraktikkan adalah jangan biarkan kacang panjang dan buncis kekeringan, karena kekeringan dapat memperpendek umur mereka.
Praktik berkebun di rumah memang asyik dan memiliki sejuta manfaat. Selain bermanfaat untuk kelestarian lingkungan, kita juga dapat menikmati hasilnya dan menghemat pengeluaran bulanan.
Baca Juga
-
Sinopsis Don't Touch My Gang: Kisah Anak Kampung Hadapi Kerasnya Bangkok!
-
Profil Nonnie Pitchakorn, Bintang Baru di Only Friends, Adik Nanon Korapat!
-
Angkat Kisah Kehidupan setelah Kematian, Ini Sinopsis Death is All Around!
-
Relate dengan Guru Muda, Ini Sinopsis Drama Thailand "Thank You Teacher"
-
Sinopsis Serial '6ixtynin9', Dus Mie Instan Berisi Uang yang Berakhir Petaka
Artikel Terkait
Hobi
-
Tragisnya Pemain Keturunan Malaysia, Dinaturalisasi Hanya untuk Bermain di JDT!
-
Harus Jalani Kualifikasi Piala Asia untuk Edisi 2027, Malaysia Benar-Benar Tak Beruntung!
-
Gigit Jari! Indonesia Open 2025 Buktikan Bulutangkis Indonesia Merosot Tajam?
-
Menang Lawan Jepang di Laga Pamungkas, Timnas Indonesia Kudeta Vietnam di Rangking Dunia
-
Tanpa Ivar Jenner, Ini Prediksi Line-up Timnas Indonesia saat Hadapi Jepang
Terkini
-
Ulasan Lagu Answer oleh ATEEZ: Pesan Kuat dari Perjalanan Mencari Jati Diri
-
Dampak Nikel terhadap Ikan Pari dan Penyu: Raja Ampat Sudah Tak Aman
-
Debut 23 Juni, THEBLACKLABEL Perkenalkan Member Grup Co-ed ALLDAY PROJECT
-
Review Film Love and Leashes, Eksperimen Cinta yang Unik di Dunia Kerja
-
Rilis Teaser, Film The Lost Bus Suguhkan Aksi Penyelamatan yang Dramatis