Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Zaffar Nur Hakim
Bima Sakti (Instagram/@bimasakti_tukiman)

PSSI telah resmi mengumumkan pelatih yang akan menukangi tim nasional Indonesia U-17 diajang piala dunia U-17 pada bulan November 2023 mendatang. Erick Thohir beserta jajaran anggota PSSI lainnya telah memilih pelatih lokal yaitu Bima Sakti.

Dalam jumpa  pers di Menara Danreksa, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023), Erick Thohir mengatakan bahwa dia akan mempercayai juru taktik muda Bima Sakti akan melatih dan menyeleksi punggawa garuda muda.

“Kami, saya rasa akan memberikan kesempatan kepada coach Bima. Kita perlu coach-coach muda. Kepengurusan STY itu ada coach Nova dan coach-coach baru, di pengurusan Indra juga,” tutur menteri BUMN tersebut.

“Jadi, kita akan memberikan kepada coach Bima Sakri dan nanti kita akan diskusikan di Exco pasti ada pendampingan karena ini kejuaraan dunia,” lanjut Erick.

Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa Shin Tae Yong tidak akan melatih timnas Indonesia U-17, pelatih asal Korea Selatan tersebut ditegaskan hanya untuk menangani tim nasional senior yang akan berfokus pada piala Asia pada Januari mendatang.

“Sesuai dengan kontrak, coach STY kesepakatannya itu dia memegang senior dan U-23, lalu kita kemarin juga memberi kesempatan coach Indra untuk memegang yang junior,” ungkap ET.

Sebelum ditunjuk menjadi pelatih timnas Indonesia U-17 pada ajang piala dunia U-17 2023, pada tahun 2017 dia mendapatkan amanah untuk menjadi asisten pendamping Luis Milla melatih U-22 pada gelaran Sea Games yang saat itu hanya meraih medali perunggu.

Selang satu tahun, dia kembali menjadi asisten pelatih senior pada turnamen Asian Games, namun sayangnya Indonesia hanya mampu mencapai babak 16 besar kala itu. Bima Sakti akhirnya bisa mengharumkan nama bangsa usai berhasil mengangkat trofi pertama di turnamen AFF U-16 setelah berhasil mengalahkan tim kuat, Vietnam.

Seperti yang sudah diketahui, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah piala dunia U-17 pasca pembatalan Peru sebagai tuan rumah. FIFA menganggap bahwa aspek infrastruktur yang ada di Peru masih kurang memumpuni untuk menggelar turnamen dunia. Lalu sebagai alternatif cepat, Indonesia dianggap sudah siap karena sebelumnya sudah pernah ditunjuk  menjadi tuan rumah.

Zaffar Nur Hakim