Sepak bola merupakan olahraga yang dinobatkan menjadi olahraga terpopuler di dunia. Para penggemar olahraga ini bahkan tak bersekat, mulai dari usia yang merata, hingga profesi yang tak terhitung banyaknya.
Tentu kita tak bisa menampik, salah satu profesi yang menggandrungi olahraga ini adalah profesi guru. Selain kerap menjadikan sepak bola sebagai salah satu mata perlombaan di peringatan hari-hari besar keguruan, para guru juga tak jarang membentuk tim sepak bola untuk mewadahi mereka yang memiliki hobi, guna memainkan si kulit bundar ini.
Profesi guru dan olahraga sepak bola sendiri sejatinya tidaklah berbeda jauh. Bukan dalam hal arena dan area pekerjaannya tentunya, namun dari segi-segi belakang layar yang mendasari kedua profesi tersebut.
Seorang guru bahkan akan lebih tepat jika dianalogikan sebagai seorang pelatih sebuah tim sepak bola. Karena baik guru maupun pelatih tim sepak bola, sama-sama memerlukan strategi matang untuk mencapai goal yang ditetapkan oleh masing-masing profesi.
Okelah kita memang sudah tak asing lagi jika seorang pelatih membutuhkan analisis, strategi serta taktik yang tepat untuk bisa membawa anak asuhnya memenangi pertarungan. Pun demikian halnya dengan guru.
Sejatinya, tugas guru bukanlah mengajar seperti halnya yang tampak di mata dzahir masyarakat luas. Namun lebih kompleks daripada itu.
Selayaknya seorang pelatih sebuah tim sepak bola, seorang guru juga membutuhkan analisis sebelum serta sesudah mengajar, menyiapkan strategi pembelajaran, menyiapkan taktik belajar yang sesuai dengan karakteristik para peserta didiknya, dengan satu tujuan utama, agar goal alias tujuan pembelajaran yang telah dicanangkannya bisa tercapai dengan baik.
Jika seorang guru salah dalam menerapkan strategi pembelajaran, maka bukan tak mungkin goal-goal pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sang guru untuk materi yang diajarkan, akan meleset bahkan tak akan tercapai, dan berpotensi membuat anak-anak tersesat layaknya pemain sepak bola yang mendapatkan instruksi salah dari sang pelatih.
Yakinlah, guru dan pelatih sepak bola itu memang tak jauh berbeda. Keduanya harus benar-benar memikirkan secara matang step-step yang akan dijalani dalam menjalankan profesinya itu. Mulai dari persiapan, saat pertarungan, maupun ketika usai pertandingan.
Adakah di sini yang menjadi guru sekaligus pelatih sepak bola?
Baca Juga
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Masuki Babak 4 Besar, Tim Mana yang Paling Lemah di Semifinal Piala Asia U-17?
Artikel Terkait
-
Usai Bela Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On Mulai Rutin Main di Swansea City
-
PSSI-nya Korsel Tunjuk Sosok Tak Terduga Jadi Dirtek, Shin Tae-yong?
-
Persaingan Sengit! Kiper Jangkung Keturunan Surabaya Dikabarkan Siap Gabung Timnas Indonesia
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Bertemu Patrick Kluivert, Pascal Struijk Jadi Pemain Timnas Indonesia Termahal Jika Dinaturalisasi
Hobi
-
PSSI Segera Rekrut Direktur Teknik, Makin Serius Cari Talenta Potensial
-
3 Keuntungan bagi Indonesia saat Jadi Tuan Rumah Gelaran AFF Cup U-23 2025
-
Jadwal F1 GP Arab Saudi 2025: Lando Norris Percaya Diri Raih Hasil Positif
-
Bali United Kalah Tipis di Bandung, Stefano Cugurra Umumkan Perpisahan
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
Terkini
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
Lingling Jadi Idol K-Pop Malaysia Pertama, Siap Debut Akhir Mei 2025
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Ketiga Lagu 1999 di Program 'Music Core'
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Dibintangi Marlon Wayans, Film Horor Bertajuk Him Bagikan Teaser Perdana