Akhir tahun 2024 ini, gelaran turnamen sepak bola kawasan Asia Tenggara bertajuk ASEAN Championship akan kembali bergulir. Melansir laman aseanfootball.org, turnamen yang lebih dikenal dengan nama Piala AFF tersebut akan bergulir mulai 23 November 2024, dan berakhir pada 21 Desember 2024.
Namun sayangnya, meskipun bertitel sebagai turnamen sepak bola level tertinggi di kawasan Asia Tenggara, kejuaraan Piala AFF sendiri tidaklah termasuk dalam kalender FIFA. Imbasnya, para pemain yang mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia, tak mendapatkan garansi dilepaskan oleh klubnya.
Bahkan, laman Suara.com (19/1/2023) lalu pernah membahas beragam alasan mengapa gelaran Piala AFF ini tak bisa masuk dalam kalender FIFA. Dalam pembahasannya, Suara.com menyatakan bahwa faktor banyaknya kompetisi di kawasan Asia, hingga kurang sinkronnya jadwal kompetisi domestik, menjadi alasan yang membuat Piala AFF tak bisa masuk dalam agenda resmi induk sepak bola dunia tersebut.
Sejatinya, tak masuknya Piala AFF dalam agenda FIFA harus pula diiringi dengan kebijakan yang diambil oleh AFF selaku induk sepak bola Asia Tenggara. Karena banyak pemain abroad yang berpotensi tak bisa dilepas oleh pihak klub, AFF mungkin perlu untuk menerapkan peraturan bahwa gelaran ASEAN Championsip nantinya hanya boleh diikuti oleh para pemain yang berkarir di kompetisi Asia Tenggara saja.
Peraturan ini bisa menjadi keputusan yang menguntungkan, baik bagi AFF, negara peserta maupun para pemain. Dengan menerapkan peraturan ini, maka nantinya persiapan tim nasional peserta tak lagi terganggu dengan adanya drama-drama penahanan pemain yang dilakukan oleh pihak klub, sehingga sedari awal para kontestan telah bersiap dalam mode terbaiknya.
Terlebih lagi, dengan menerapkan peraturan ini, para pencinta sepak bola di kawasan Asia Tenggara juga bisa mengetahui kualitas liga di mana para pemain berkarir. Semakin banyak pemain timnas sebuah negara dipanggil dari sebuah liga, maka tentu saja para penggemar bisa menyimpulkan bahwa liga negara tersebut memiliki kualitas.
Seperti contoh, semisal timnas Filipina memanggil lebih banyak pemain yang berkarir di Liga Indonesia daripada liga negara lain, tentu saja orang awam akan menyimpulkan bahwa kualitas Liga Indonesia lebih baik daripada negara lainnya di kawasan Asia Tenggara bukan?
Jadi, sepertinya memang AFF perlu untuk menerapkan aturan ini ke depannya. Mengingat problem pemanggilan pemain abroad yang kerap menimbulkan drama, serta demi peningkatan kualitas liga sepak bola di kawasan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jika PSSI Tak Gerak Cepat, Pascal Struijk Bisa Senasib dengan Mantan Pemain AZ Alkmaar Ini!
-
Pascal Struijk dan Potensi Terganggunya Kestabilan Trio Lini Pertahanan Timnas Indonesia
-
Elkan Baggott dan Mimpi Para Penggemar Timnas Indonesia yang Bisa Diwujudkan Pascal Struijk
-
Bawa Leeds United Promosi, Ternyata Pascal Struijk Bukan Pemain Indonesia Pertama di EPL
-
Pratama Arhan, Bangkok United dan Kans Ciptakan Memori Manis pada Musim Perdananya
Artikel Terkait
-
PSSI Jadikan Coach Mochi Tameng dalam Kasus Djenna de Jong? Kritik Tak Digubris
-
Jika PSSI Tak Gerak Cepat, Pascal Struijk Bisa Senasib dengan Mantan Pemain AZ Alkmaar Ini!
-
Tak Hanya Bek Tengah, Pascal Struijk Ternyata Bisa Main di 3 Posisi Ini
-
Pascal Struijk dan Potensi Terganggunya Kestabilan Trio Lini Pertahanan Timnas Indonesia
-
Dean James Kabarkan Kondisi Cederanya, Kans Bela Timnas Indonesia Makin Besar
Hobi
-
Jika PSSI Tak Gerak Cepat, Pascal Struijk Bisa Senasib dengan Mantan Pemain AZ Alkmaar Ini!
-
Sudirman Cup 2025: Line Up Indonesia vs India, Ada Jojo dan Putri KW
-
Tak Hanya Bek Tengah, Pascal Struijk Ternyata Bisa Main di 3 Posisi Ini
-
Pascal Struijk dan Potensi Terganggunya Kestabilan Trio Lini Pertahanan Timnas Indonesia
-
Elkan Baggott dan Mimpi Para Penggemar Timnas Indonesia yang Bisa Diwujudkan Pascal Struijk
Terkini
-
Usulan Pencopotan Gibran: Ironi Nasib Wapres Kontroversial
-
Review Film Outside The Wire, Konsep Futuristik Elit tapi Eksekusi Rumit
-
Dies Natalis UAJY ke-60: Lomba Dongeng Bahasa Indonesia Jadi Jembatan Budaya Mahasiswa Internasional
-
Ulasan Novel Resist Your Charm: Dilema Antara Cinta dan Keluarga
-
Orang Tua dan Guru: Dua Pilar Pendidikan yang Sering Tak Searah