Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Tim sepak bola Thailand melakukan selebrasi juara Piala AFF 2022 setelah mengalahkan Vietnam dalam pertandingan leg kedua final di Stadion Thammasat di Bangkok pada 16 Januari 2023. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Akhir tahun 2024 ini, gelaran turnamen sepak bola kawasan Asia Tenggara bertajuk ASEAN Championship akan kembali bergulir. Melansir laman aseanfootball.org, turnamen yang lebih dikenal dengan nama Piala AFF tersebut akan bergulir mulai 23 November 2024, dan berakhir pada 21 Desember 2024.

Namun sayangnya, meskipun bertitel sebagai turnamen sepak bola level tertinggi di kawasan Asia Tenggara, kejuaraan Piala AFF sendiri tidaklah termasuk dalam kalender FIFA. Imbasnya, para pemain yang mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia, tak mendapatkan garansi dilepaskan oleh klubnya.

Bahkan, laman Suara.com (19/1/2023) lalu pernah membahas beragam alasan mengapa gelaran Piala AFF ini tak bisa masuk dalam kalender FIFA. Dalam pembahasannya, Suara.com menyatakan bahwa faktor banyaknya kompetisi di kawasan Asia, hingga kurang sinkronnya jadwal kompetisi domestik, menjadi alasan yang membuat Piala AFF tak bisa masuk dalam agenda resmi induk sepak bola dunia tersebut.

Sejatinya, tak masuknya Piala AFF dalam agenda FIFA harus pula diiringi dengan kebijakan yang diambil oleh AFF selaku induk sepak bola Asia Tenggara. Karena banyak pemain abroad yang berpotensi tak bisa dilepas oleh pihak klub, AFF mungkin perlu untuk menerapkan peraturan bahwa gelaran ASEAN Championsip nantinya hanya boleh diikuti oleh para pemain yang berkarir di kompetisi Asia Tenggara saja.

Peraturan ini bisa menjadi keputusan yang menguntungkan, baik bagi AFF, negara peserta maupun para pemain. Dengan menerapkan peraturan ini, maka nantinya persiapan tim nasional peserta tak lagi terganggu dengan adanya drama-drama penahanan pemain yang dilakukan oleh pihak klub, sehingga sedari awal para kontestan telah bersiap dalam mode terbaiknya.

Terlebih lagi, dengan menerapkan peraturan ini, para pencinta sepak bola di kawasan Asia Tenggara juga bisa mengetahui kualitas liga di mana para pemain berkarir. Semakin banyak pemain timnas sebuah negara dipanggil dari sebuah liga, maka tentu saja para penggemar bisa menyimpulkan bahwa liga negara tersebut memiliki kualitas.

Seperti contoh, semisal timnas Filipina memanggil lebih banyak pemain yang berkarir di Liga Indonesia daripada liga negara lain, tentu saja orang awam akan menyimpulkan bahwa kualitas Liga Indonesia lebih baik daripada negara lainnya di kawasan Asia Tenggara bukan?

Jadi, sepertinya memang AFF perlu untuk menerapkan aturan ini ke depannya. Mengingat problem pemanggilan pemain abroad yang kerap menimbulkan drama, serta demi peningkatan kualitas liga sepak bola di kawasan Asia Tenggara. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.