Timnas Indonesia U-20 akhirnya harus angkat koper lebih awal dari gelara Piala Asia U-20 di China. Dari tiga laga yang telah dijalani, Pasukan Muda Merah Putih ini hanya mampu mengoleksi satu poin dari maksimal sembilan yang bisa mereka dapatkan.
Ironisnya, tak hanya minim poin untuk bisa bersaing dengan kontestan lainnya, di grup C yang mereka tempati, Timnas Indonesia juga menjadi bulan-bulanan dari para lawannya.
Memanfaatkan bola atas yang memang menjadi penyakit tradisional Pasukan Garuda, tim-tim lawan seperti Iran, Uzbekistan dan Yaman terlihat sekali memanfaatkan kelemahan tersebut.
Dan hal ini semakin menjadi-jadi, karena jika melihat cara bermain Timnas Indonesia, mereka memang menunjukkan kesalahan saat mencoba untuk mengantisipasi bola-bola udara.
Selain tak cepat menutup peluang pemain lawan untuk melontarkan umpan silang sedari awal, cara berduel dan mengawal pergerakan para pemain lawan pun sangat tidak bisa dibenarkan.
Dari tiga cuplikan pertandingan yang diunggah oleh kanal YouTube AFC Asian Cup, baik saat melawan Iran, Uzbekistan maupun Yaman, terlihat jelas di sana bagaimana lemahnya para penggawa Garuda melakukan antisipasi bola-bola atas dari lawan.
Seperti misal, di laga pertama melawan Iran, dari 3 gol hasil dari bola udara yang dilepaskan, hanya terlihat Dony Tri Pamungkas yang melakukan duel dengan pemain lawan saat proses gol pertama terjadi. Selebihnya, pada dua gol berikutnya, para pemain Garuda Nusantara hanya menunggu dan minim melakukan gangguan.
Pun demikian dengan gol ketika melawan Uzbekistan. Dua gol bola atas yang diciptakan oleh tim asal Asia Tengah tersebut, diwarnai dengan minimnya pengawalan dari pemain Indonesia, dan diperparah dengan tak adanya duel yang benar-benar mengganggu pemain lawan.
Proses gol ketiga juga terlihat betapa lemahnya konsep bertarung bola udara yang dimiliki oleh para pemain Indonesia. Sebelum menciptakan gol tandukan, sejatinya Saidnurullaev sudah mendapatkan pengawalan ketat dari Iqbal Gwijangge.
Namun sayangnya, ketika bola sepak pojok dilepaskan, pengawalan Iqbal mengendur karena dirinya berfokus dengan bola, dan membiarkan Saidnurullaev berkeliaran dan terbang.
Di laga melawan Yaman yang berakhir imbang pun kelemahan ini masih sangat terlihat. Pada menit ke-42, dalam sebuah duel bola udara di depan gawang Indonesia, para pemain Garuda Muda terlihat tak memberikan tekanan yang berarti kepada Adel Abbas Qasem sehingga membuatnya bebas melakukan sundulan.
Ironisnya adalah, Adel Qasem ini merupakan salah satu pemain yang dapat dikatakan paling pendek di pertandingan tersebut, dan kalah jauh jika dibandingkan dengan para pemain belakang Indonesia yang memiliki tinggi cukup menjulang.
Jika kita bedah lebih lanjut seperti ini, sejatinya cara berduel Pasukan Garuda Nusantara di Piala Asia U-20 ini memang masih belum benar, sepertimana yang diperlihatkan oleh Timnas Indonesia kala masih diasuh Shin Tae-yong ya!
Baca Juga
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Maaf PSSI, Timnas Indonesia Memang Layak Pulang Cepat dari SEA Games Kali Ini
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
Artikel Terkait
-
Fisik Timnas Indonesia U-17 Jadi Sorotan, Nova Arianto: Mencoba...
-
Patrick Kluivert Wajib Tahu! Jairo Riedewald Blak-blakan Soal Posisi Terbaiknya
-
Piala Asia U-20: Skuad Garuda Terhindar dari Juru Kunci Buah Kerja Keras Kontestan Lain?
-
Denny Landzaat: Masih Butuh Pemain Tambahan
-
Posting Fabio Cannavaro, FIFA Roasting Timnas Indonesia U-20: Katanya Kalah Postur, tapi ...
Hobi
-
Kata-Kata Ivar Jenner usai Timnas Indonesia Kandas di Fase Grup SEA Games
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
Terkini
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna