Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Korea Utara di Piala Asia U-17 2025 (the-afc.com)

Timnas Indonesia U-17 harus menjalani sebuah ironi pada pertandingan terakhir yang mereka jalani di babak delapan besar gelaran Piala Asia U-17 yang dihelat di Arab Saudi.

Menjalani pertarungan melawan Korea Utara di fase pertama babak gugur, Evandra Florasta justru tampil antiklimaks. Selain bermain jauh di bawah level terbaiknya, Evandra Florasta dan kolega juga harus menerima gelontoran enam gol dari Tim Merah asal Semenanjung Korea tersebut.

Sepertimana dilansir laman Suara.com, di akhir babak pertama saja Timnas Indonesia U-17 sudah harus kebobolan dua gol melalui aksi dari Choe Song-hun di menit ke-7 dan Kim Yu-jin di menit ke-19.

Ekspektasi bakal mengejar di paruh kedua permainan juga tak menjadi kenyataan. Alih-alih memperkecil gap dua gol di babak pertama, gawang Dafa Setiawarman justru kembali kebobolan empat gol melalui Ri Kyong-bong di menit ke-48, Kim Tae-guk di menit ke-60, Ri Kang Rim di menit ke-61 dan Pak Ju-won di menit ke-77.

Hasil minor yang didapatkan oleh Pasukan Muda Merah Putih di babak delapan besar turnamen ini tentunya menjadi sebuah hal yang sangat menyesakkan. Pasalnya, jika kita melihat perjalanan yang dilakoni oleh anak asuh Nova Arianto tersebut di babak grup, sejatinya mereka layak untuk terus melaju, setidaknya hingga mencapai babak semifinal gelaran.

Alasannya pun cukup logis. Di fase penyisihan grup C, Evandra Florasta beserta kawan-kawan menjadi tim yang tak terkalahkan dan sukses menjadi aktor antagonis bagi tiga negara pesaing yang secara kualitas tak lagi bisa diragukan.

Di partai pembuka, mereka berhasil memadamkan agresifitas raksasa benua Asia sekelas Korea Selatan, kemudian di pertandingan kedua, mereka mampu meremukredamkan Yaman dengan skor 4-1, dan di laga pamungkas, mereka berhasil menambahkan garam pada luka Afghanistan dengan kemenangan dua gol tanpa balas.

Sehingga, tak mengherankan jika banyak kalangan merasa optimis tim ini akan mampu berbuat banyak di sisa turnamen, termasuk saat harus menahan adangan Korea Utara sekalipun.

Modal Indonesia U-17 untuk melaju ke babak gugur pun sejatinya tak main-main. Jika kita melihat data kontestan di laman AFC, kita bahkan akan melihat Indonesia menjajaki babak delapan besar ini dengan status sebagai salah satu tim dengan penampil terbaik.

Bagaimana tidak, dari delapan negara yang berhak untuk melaju ke fase perempat final, Indonesia adalah satu dari dua tim yang bermodalkan poin sempurna, yakni 9 poin yang mana pencapaian ini hanya bisa didapatkan oleh dua kontestan saja bersama Uzbekistan.

Jadi, ketika pada akhirnya Timnas Indonesia harus takluk dengan skor setengah lusin gol, hal tersebut sepertinya sulit untuk dipercaya.

Terlebih lagi, hanya dengan berjarak satu pertandingan, kegemilangan Pasukan Garuda Muda di turnamen ini seolah langsung tergantikan dengan sebuah ironi yang cukup untuk membuat para penggemar Timnas Indonesia bersedih.

Pasalnya, lesakan enam gol ke gawang Timnas Indonesia, sejauh ini merupakan rekor kebobolan terbanyak di turnamen Piala Asia U-17.

Hingga usainya babak perempat final gelaran, kekalahan enam gol tanpa balas menjadi sebuah catatan terburuk, yang mana hanya diderita oleh dua tim, yakni Indonesia dan Afghanistan saat mereka melawan Korea Selatan di pertandingan kedua grup C (7/4/2025) lalu.

Sangat ironi memang perjalanan Indonesia kali ini. Dari semula berpredikat sebagai salah satu penampil terbaik, namun mereka juga akhirnya menjadi salah satu tim yang paling tak berkutik.

M. Fuad S. T.