Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)

Kemenangan Timnas Indonesia U-23 atas Brunei Darussalam dengan skor telak 8-0 menjadi pembuka yang manis di ajang Piala AFF U-23 2025. Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa (15/7/2025) itu memperlihatkan dominasi total Garuda Muda sejak menit pertama.

Penguasaan bola Indonesia mencapai 84 persen, dengan 28 tembakan dan 14 di antaranya tepat sasaran. Tidak hanya memimpin klasemen sementara Grup A, hasil ini juga membangun kepercayaan diri pemain untuk menatap laga-laga berat selanjutnya.

Pelatih kepala Gerald Vanenburg pun menyambut kemenangan itu dengan positif. Ia menilai performa anak asuhnya mencerminkan hasil dari kerja keras yang sudah dilakukan sejak persiapan, meski baru melatih skuad sekitar empat pekan.

Namun di balik euforia kemenangan besar tersebut, Vanenburg memilih tetap bersikap waspada. Ia menyampaikan peringatan kepada para pemain agar tidak cepat puas.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita perlu berpikir hari demi hari, laga demi laga, apa yang bisa saya kembangkan. Dan, saya pikir itulah yang harus kita lakukan,” ujar Vanenburg dalam konferensi pers usai laga, mengutip Antara News.

Pelatih asal Belanda tersebut menyoroti ketimpangan performa antara babak pertama dan kedua. Pada paruh pertama, Indonesia tampil agresif dan mencetak tujuh gol, lima di antaranya disumbangkan oleh Jens Raven.

Sayangny di babak kedua, intensitas permainan menurun drastis. Pasukan Garuda Muda hanya mampu menambah satu gol lagi lewat Raven. Situasi ini jadi catatan penting bagi Vanenburg.

“Hal terpenting adalah kita berkembang dalam setiap laga karena kita tidak boleh senang di babak pertama. Lalu, juga ada banyak kemungkinan untuk kita bisa melakukan yang lebih baik, salah satunya final pass,” lanjutnya.

Menurutnya, penurunan intensitas tidak boleh diulangi dalam laga berikutnya, mengingat lawan yang dihadapi bakal lebih kuat, seperti Filipina. Ia menggarisbawahi pentingnya konsistensi performa sepanjang 90 menit, bukan hanya separuh pertandingan.

Sependapat, Erick Thohir juga Ingatkan Timnas Indonesia

Nada serupa juga datang dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Meski mengapresiasi kemenangan besar atas Brunei, Erick meminta skuad Garuda Muda tetap membumi dan tidak besar kepala.

"Jangan besar kepala gara-gara menang 8-0 sama Brunei," kata Erick Thohir.

Ketum PSSI itu menilai Brunei bukanlah lawan yang bisa dijadikan tolak ukur kekuatan sesungguhnya Timnas U-23. Sebab, tantangan sejati akan datang pada laga kedua menghadapi Filipina.

Timnas Filipina sendiri sukses membuat kejutan dengan menaklukkan semifinalis edisi 2023, Malaysia, dengan skor 2-0. Hasil ini otomatis membuat persaingan di Grup A menjadi lebih sengit.

“Saya rasa bukan menjadi ukuran bahwa kemenangan besar ini menjadi patokan yang baik karena kan kita tahu tadi, tim Filipina mengalahkan Malaysia 2-0,” tegasnya lagi.

Sebagai Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI, Erick ingin agar skuad asuhan Vanenburg segera mengalihkan fokus untuk menyegel tiket semifinal dengan mengalahkan Filipina.

Ia juga mengingatkan bahwa target utama bukan sekadar menang di fase grup, tapi kembali menjadi juara seperti yang pernah diraih pada 2019 saat Timnas U-23 diasuh oleh Indra Sjafri.

Tekanan dan ekspektasi tentu tak ringan. Namun kemenangan atas Brunei diharapkan bisa menjadi batu loncatan, bukan zona nyaman.

Kemenangan besar atas Brunei bisa dianggap sebagai awal yang menjanjikan. Namun belum cukup untuk menjamin jalan mulus Indonesia di Piala AFF U-23 2025. Konsistensi, kerendahan hati, dan fokus pada pertandingan berikutnya menjadi kunci jika Garuda Muda ingin kembali terbang tinggi dan mengulang sukses sebagai juara di kawasan ASEAN.

Rana Fayola R.