Fabio Quartararo tampil cukup mengesankan sepanjang musim MotoGP 2025 ini. Meski belum berhasil meraih kemenangan, pembalap asal Prancis tersebut tetap menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu rider yang patut diwaspadai di grid.
Dia berhasil mengamankan empat pole position sepanjang musim, sebuah pencapaian yang hanya mampu dilakukan 2 pembalap sejauh ini, yakni Marc Marquez dan Fabio Quartararo sendiri.
Kemampuannya saat sesi kualifikasi memang tajam, tapi tidak cukup membawanya meraih kemenangan. Ketika hari balapan tiba, segalanya tak berjalan semulus saat kualifikasi.
Hasil terbaik yang mampu ia raih sejauh ini adalah finis di posisi kedua pada GP Jerez. Podium tersebut menjadi momen paling membanggakan dalam musim ini karena untuk kali pertama dia kembali finis di 3 besar setelah waktu yang cukup lama.
Sejatinya, Quartararo memiliki potensi untuk meraih kemenangan di GP Inggris lalu. Sayangnya, setelah memimpin selama 11 lap, pembalap bernomor 20 ini mengalami masalah teknis pada motornya yang menyebabkan dia harus DNF.
Terkait dengan ketimpangan performa yang dialami Quartararo, tidak sedikit pihak yang menyuarakan kritik terhadapnya. Banyak yang menilai bahwa Quartararo hanya bersinar saat sesi kualifikasi, namun gagal mempertahankan performa tersebut saat balapan sebenarnya dimulai.
Kritik itu tentu bukan tanpa alasan, karena beberapa kali ia memulai balapan dari posisi terdepan, namun akhirnya tercecer dan mundur ke barisan belakang.
"Yah, kami sudah membaik. Tahun lalu, hasil Q2 terbaik saya adalah ketujuh, dan sekarang kaminsudah meraih empat pole position dan lima baris terdepan. Tantangan terbesarnya sekarang adalah melakukannya di balapan. Orang-orang mengira Fabio hanya cepat di satu putaran, tapi ternyata tidak," ujar Fabio, dilansir dari laman MotoGP News.
Fabio sendiri merasa terganggu dengan kritik tersebut lantaran mereka yang berkomentar tidak mengetahui masalah yang dia hadapi.
"Itu mengganggu saya karena orang-orang tidak tahu apa yang kami alami dalam balapan dan bagaimana motor kami berubah," lanjutnya.
Menanggapi kritik tersebut, Quartararo tidak menutup diri. Ia justru menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara potensi yang ia tunjukkan di kualifikasi dan apa yang bisa ia capai saat balapan.
Menurutnya, masalah utamanya terletak pada motor Yamaha yang masih tertinggal dari segi tenaga dibandingkan dengan motor-motor tim pabrikan lain.
Ia merasa bahwa mesinnya kurang kompetitif dalam duel jarak panjang, terutama saat harus bersaing di trek lurus dengan para rival yang menggunakan motor Ducati atau KTM. Hal ini membuatnya kesulitan mempertahankan posisi saat start ketika terlibat dalam pertarungan di barisan depan.
"Mereka punya mesin yang lebih kuat, Anda harus menutup balapan dan Anda tidak bisa mendapatkan jalur yang tepat, jadi kami berkendara dengan cara yang sangat berbeda dalam satu grup dan masalahnya berlipat ganda," katanya.
Musim ini memang belum berpihak sepenuhnya kepada Quartararo, tapi semangat dan inisiatifnya untuk terus belajar serta memperbaiki diri menunjukkan bahwa ia belum menyerah.
Quartararo bersama Yamaha tengah menanti proyek besar mereka yakni motor V4 yang kabarnya akan diluncurkan tahun 2027. Memang belum ada kejelasan apakah Quartararo masih berada di sana ketika motor itu pertama kali digunakan, atau dia sudah pindah ke pabrikan yang lain.
Namun, penonton berharap Quartararo masih berada di sana untuk menggunakan mesin V4 Yamaha yang digadang-gadang akan menjadi senjata mereka untuk kembali ke puncak kejayaan.
Meski kemenangan musim ini belum datang, usaha Fabio Quartararo untuk tetap menampilkan yang terbaik serta kompetitif dengan pembalap lain, patut diapresiasi. Kini, tinggal menunggu waktu apakah Yamaha bisa memenuhi harapannya, menyediakan motor yang cukup kuat untuk mengubah potensi menjadi kemenangan nyata.
Baca Juga
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
-
Terdepak dari Pramac, Miguel Oliveira: Keputusan Ini Mengejutkan Saya
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
Artikel Terkait
-
Rocky Gerung bukan Oposan Sejati, Kritik Jokowi hanya Tendensi Personal
-
Prinsip Oposisi Rocky Gerung Dipertanyakan: Galak ke Jokowi, Melempem ke Prabowo
-
Guru Gembul Kecewa ke Rocky Gerung: Tajam ke Jokowi Tumpul ke Prabowo
-
Suzuki Escudo Terlahir Kembali: SUV Canggih dengan Dolby Atmos, ADAS, dan 4WD
-
Profil Arai Agaska: Pembalap Muda Indonesia, dari Rookie ke Raja Podium Sirkuit Eropa
Hobi
-
Mirisnya Nasib para Pelatih Asal Belanda, Sampai Kapan Mereka Dibandingkan dengan STY?
-
Erick Thohir, dan Masa Kelam Inter Milan yang Hantui Timnas Indonesia
-
Gerald Vanenburg dan Rasa Overconfidence yang Berujung Blunder Fatal di Timnas U-23
-
Akhirnya, Gerald Vanenburg Setuju dengan STY Terkait Masalah Timnas U-23 yang Satu Ini! Sadar?
-
Vanenburg Out? 2 Alasan Krusial PSSI Harus Evaluasi Pelatih Timnas Indonesia U-23!
Terkini
-
Menyingkap Relasi Kuasa dan Luka Batin dalam Novel Broken Angel
-
Istana Klarifikasi Video Prabowo di Bioskop: Hal yang Lumrah
-
Isu Cerai Muncul, Ini Profil Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya yang Low Profile
-
Tayang 18 September, Black Rabbit Pertemukan Jason Bateman dengan Jude Law
-
Sinopsis Orokamono no Mibun, Film Jepang yang Dibintangi Takumi Kitamura