Fabio Quartararo baru-baru ini menunjukkan ketertarikannya pada dunia balap di luar MotoGP. Di tengah jeda kompetisi, pembalap asal Prancis itu menyempatkan diri hadir langsung menyaksikan ajang balap roda empat, Formula 1, di Sirkuit Catalunya, Barcelona.
Menariknya, kunjungan Quartararo ini bukan sekadar untuk hiburan semata. Dia terlihat sangat antusias saat mengunjungi garasi tim-tim F1, seperti Scuderia Ferrari, Mercedes, dan McLaren.
Momen menarik terjadi saat Quartararo mengunjungi garasi Scuderia Ferrari, salah satu tim paling legendaris di ajang F1. Quartararo bahkan mendapat akses istimewa untuk mendengarkan komunikasi radio antara pembalap dan kru tim Ferrari secara langsung.
Hal ini memberinya pengalaman berharga yang tampaknya memberikan inspirasi baru yang bisa dia terapkan di tim MotoGP.
"Menarik melihat apa yang dibicarakan Lewis dan Charles dengan para insinyur dan bahwa ada banyak detail yang terlibat. Saya membawa banyak hal positif," ujar Quartararo, dilansir dari laman Crash.
Sekembalinya dari Barcelona, Quartararo langsung mengadakan pertemuan internal dengan tim Yamaha, tim yang dia bela di ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu.
Dalam pertemuan tersebut, ia membagikan pengamatan dan pembelajaran yang ia dapat selama menyambangi markas Ferrari. Pembalap bernomor 20 ini menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara pembalap dan kru, strategi balap yang baik, serta detail-detail kecil yang dapat memengaruhi performa keseluruhan.
Fabio ingin sebagian prinsip kerja yang ia lihat di Formula 1 bisa diadaptasi untuk membantu meningkatkan performa timnya sendiri.
"Setelah (dari) Barcelona, saya mengadakan pertemuan dengan tim saya. Sebenarnya tidak ada yang aneh, tapi biasanya kami mengadakan rapat di garasi, sekarang kami melakukannya di ruang rapat dengam TV di mana kami bisa menunjukkan apa yang kami pikirkan," katanya.
Usaha ini bukan tanpa alasan. Dua musim terakhir menjadi periode yang cukup berat bagi Quartararo dan Yamaha. Mereka kesulitan bersaing di barisan depan dan kerap tertinggal dari tim-tim papan atas lainnya.
Namun musim ini, mulai terlihat secercah harapan. Meskipun belum mencapai titik yang benar-benar memuaskan, performa mereka menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
"Ini tentang detail yang lebih banyak. Tentu saja, kita tidak bisa mengubah semuanya dari 0 hingga 100, tapi selangkah demi selangkah kita bisa menyesuaikannya agar kita mendapatkan lebih banyak informasi," tambahnya.
Quartararo kini lebih rutin menyelesaikan balapan dalam posisi sepuluh besar, bahkan beberapa kali menembus lima besar, bahkan naik podium. Empat kali ia berhasil merebut pole position, sebuah bukti bahwa dia cukup kompetitif di sesi kualifikasi.
Meskipun hasil di akhir balapan belum selalu memihaknya, terutama dalam hal kemenangan, namun tren positif ini menjadi tanda bahwa Yamaha mulai menemukan kembali arah pengembangan yang benar.
Fabio sendiri tampak lebih percaya diri dan energik, seolah mendapatkan semangat baru untuk terus memperjuangkan ambisinya untuk bisa kembali kompetitif seperti sedia kala.
Konsistensi memang masih menjadi tantangan, tapi progres yang terlihat saat ini sudah cukup membuat tim merasa optimis menghadapi paruh kedua musim.
Apa yang dilakukan Quartararo menunjukkan bahwa pembalap hebat bukan hanya yang cepat di lintasan, tetapi juga yang terus belajar dan terbuka terhadap inovasi. Kunjungan ke Ferrari bukan sekadar ajang jalan-jalan, tapi juga tempat belajar hal-hal baru, seperti pentingnya kerja sama tim.
Kini tinggal bagaimana Yamaha memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan dari pembalap utama mereka, mengingat Fabio Quartararo sendiri adalah pembalap yang punya skill bagus serta pemahaman yang baik, Yamaha harusnya bisa memberinya motor terbaik agar bisa kembali ke puncak keemasan seperti dulu.
Baca Juga
-
Ingin Lebih Kompetitif, Bos Honda Siap Rekrut Insinyur Baru
-
Tak Terkejar di Awal Musim, Marc Marquez Akan Gaspol di 10 Balapan Terakhir
-
Mengenal Andrea Dovisiozo, Aktor Penting yang Mengiringi Kesuksesan Ducati
-
4 Pole Position tapi Tak Pernah Menang, Fabio Quartararo Risih Dikritik
-
Koleksi 5 Podium, Charles Leclerc Lebih Baik Dibandingkan Lewis Hamilton?
Artikel Terkait
Hobi
-
Nasib Gerald Vanenburg Lebih Tragis dibanding STY di AFF U-23, Kok Bisa?
-
Sakitnya Pendukung Indonesia, Harus Saksikan Vietnam Catatkan 3 Rekor Sekaligus di SUGBK!
-
Tragisnya Timnas Indonesia U-23, Terjungkal di Kandang Sendiri karena Taktik dari Mantan Pelatih
-
Bikin Sakit! Ini 3 Duplikasi Taktik STY oleh Kim Sang-sik di Final Piala AFF U-23
-
Kalau Gagal Oper, Salah Siapa? Yuk Cek Oksitosin dan Kepercayaan Tim Futsal
Terkini
-
Rojali dan Rohana: Kisah Pilu di Balik Ramainya Mal, Siapa yang Salah?
-
Selamat! KPop Demon Hunters Resmi Jadi Film Animasi Terpopuler di Netflix
-
Novel The Boldest White: Mengajarkan Anak Menjadi Pemimpin Lewat Kebaikan
-
Jinyoung GOT7 Segera Bintangi Drama Baru, Karier sebagai Aktor Kian Melejit
-
Ulasan Novel Serial Killer Games: Rencana Licik dalam Balutan Hiburan Sadis