Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Keysha Raafasya
Ilustrasi kepemimpinan (Pixabay)

Sejak awal Covid-19 ditetapkan sebagai bencana nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di bawah kepemimpinan Erzaldi Rosman bergerak cepat dalam melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan, sebut saja penyemprotan desinfektan yang dilakukan di hampir semua tempat umum di Provinsi Bangka Belitung. Erzaldi juga segera memerintahkan jajarannya untuk memperketat jalur masuk serta menyiapkan ruang isolasi bahkan sejak nol kasus Covid-19.

Tidak berhenti disitu, Gubernur Erzaldi dan jajaran Pemerintah Provinsi serta Kabupaten juga dinilai giat dalam mensosialisasikan informasi terkait Covid-19 serta mengedukasi masyarakat terkait pencegahan Covid-19 melalui komunikasi dua arah.

Gubernur Erzaldi juga mendorong pemanfaatan berbagai inovasi digital yang dapat membantu masyarakat di tengah pandemi, salah satunya adalah pemanfaatan digital marketing oleh sektor yang sangat terdampak, yaitu UMKM. Guna mendorong pemanfaatan digital yang lebih masif lagi, Gubernur Erzaldi juga turut mengapresiasi aplikasi yang dibuat oleh putra daerah Bangka Belitung yang dinilai mampu mempermudah kerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam melacak kasus Covid-19.

Dari berbagai aksi tersebut, nampaknya Gubernur Erzaldi dapat kita sebut sebagai pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang transformasional.

Apa itu Kepemimpinan Transformasional?

Gaya kepemimpinan seseorang bisa dikatakan transformasional ketika pemimpin yang berusaha menciptakan ide dan perspektif baru untuk menciptakan hal-hal baru terkait pertumbuhan dan kesejahteraan organisasi. Pemimpin transformasional umumnya mampu menggerakkan anggota organisasi untuk membuat perubahan mendasar dalam organisasi untuk mencapai puncak kinerja yang ideal (Mirkamali et al., 2014).

Adanya "ide dan perspektif baru" tersebut ditunjukan Erzaldi dari keterbukaannya atas penciptaan dan penggunaan aplikasi-aplikasi digital yang telah disebutkan.

Lalu dalam "menggerakkan anggota organisasi untuk membuat perubahan" diwujudkan Erzaldi dengan melakukan sosialisasi dan melibatkan masyarakat langsung dalam pelaksanaan berbagai aktivitas pencegahan Covid-19, seperti disinfeksi yang dilakukan di Bangka Belitung. Gubernur Erzaldi juga telah menjadi contoh bagi masyarakat dengan keputusannya untuk menjadi orang pertama di Bangka Belitung yang menerima vaksin Covid-19.

Kepemimpinan transformasional Erzaldi rupanya terbukti membuahkan hasil. Pada Juli 2020, Presiden Joko Widodo menobatkan Bangka Belitung sebagai provinsi dengan penanganan Covid-19 terbaik kedua karena Bangka Belitung secara keseluruhan dinyatakan sebagai zona hijau dengan tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, yaitu 83 persen. Bangka Belitung juga berhasil meraih penghargaan dari Badan Nasional penanggulangan Bencana (BNPB) pada Maret 2021 sebagai Provinsi yang memiliki sinergitas dan kinerja yang baik dalam penanganan bencana pandemi Covid-19.

Namun sayangnya, baru-baru ini Bangka Belitung diketahui mengalami lonjakan angka kasus yang sangat drastis, khusunya di Pangkalpinang.

Mungkinkah Erzaldi Kembali Membalikkan Keadaan?

Tentu saja mungkin, kuncinya kepemimpinan.

Apabila Gubernur Erzaldi mampu mengembangkan kepemimpinan transformasionalnya dengan menciptakan lebih banyak inovasi kebijakan dan menggerakan bawahannya serta masyarakat untuk bersama-sama melawan Covid-19, maka bukan tidak mungkin kalau Bangka Belitung kedepannya mampu menjadi salah satu daerah pertama yang benar-benar bebas Covid-19.

Keysha Raafasya