Indonesia merupakan negara yang mempunyai angka kelahiran penduduk yang tinggi dimana hal ini menjadikan banyaknya generasi muda di Indonesia. Semakin banyaknya generasi muda di Indonesia dapat menjadikan Indonesia lebih maju dan berkembang. Mengapa demikian? Karena generasi muda memiliki semangat juang yang tinggi dalam melakukan berbagai hal, salah satunya untuk ikut serta dalam rangka memajukan Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat menunjang kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, generasi muda Indonesia harus memiliki pondasi pendidikan yang tinggi untuk turut memajukan bangsa Indonesia. Lalu, bagaimana fakta yang terjadi di masyarakat?
Fakta yang terjadi di masyarakat sangat bertolak belakang. Mayoritas generasi muda Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Menurut Hasto, kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tingkat pendidikan penduduk pada usia di atas 14 tahun hanya sebesar 8,5% dan tingkat kecerdasan generasi muda Indonesia berada pada urutan ke-72 dari 78 negara (Caesaria, 2020). Sungguh fakta yang sangat disayangkan.
Setelah mengetahui fakta tersebut, akan muncul pertanyaan, mengapa tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah? Penyebab dari permasalahan tersebut sedikit kompleks dan tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja.
Pertama, penyebab tingkat pendidikan generasi muda Indonesia masih rendah adalah pola pikir orang tua yang masih kolot. Apa yang salah dari pola pikir para orang tua di Indonesia? Pola pikir tersebut adalah pola pikir untuk tidak terlalu memedulikan pendidikan anak, karena setinggi apapun pendidikan sang anak belum tentu berpengaruh terhadap kesuksesan anak. Apalagi untuk anak perempuan, banyak para orang tua menikahkan anak perempuan mereka di usia dini dengan pikiran anak perempuan tidak perlu memiliki pendidikan tinggi karena nantinya hidup sang anak hanya akan dialokasikan untuk melayani suami.
Apakah semua orang tua memiliki pola pikir yang sama? Tidak semua orang tua memiliki pola pikir demikian. Selain itu, tingkat kemiskinan juga turut menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan generasi muda Indonesia. Well, memang banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.
Mereka tidak mampu untuk menyekolahkan anak mereka pada jenjang pendidikan yang tinggi. Mengapa demikian? Karena pendapatan yang mereka peroleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Masalah rendahnya tingkat pendidikan generasi muda ini merupakan masalah yang kompleks. Banyak hal yang harus dibenahi mulai dari membenahi pola pikir masyarakat akan dunia pendidikan, serta bagaimana upaya masyarakat untuk menyejahterakan rakyatnya dan memenuhi kebutuhan pendidikan untuk generasi muda Indonesia.
Para orang tua dan pemerintah harus saling bekerja sama untuk meningkatkan tingkat pendidikan bagi geneasi muda di Indonesia.
Referensi
Caesaria, S. D. (2020). Hasil Sensus 2020: Hanya 8,5 Persen Penduduk Indonesia Tamat Kuliah. Jakarta: Kompas.com.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sekolah dan Wacana Nasional Menurut Ki Hadjar Dewantara
-
Manager Fest 2025 Hadirkan Solusi untuk Sandwich Manager di Tengah Ketidakpastian
-
Demokrasi Butuh Guru: Ketika Politik Kehilangan Arah Tanpa Ki Hadjar Dewantara
-
Ki Hadjar di Zaman Now: Membangun Politik Pendidikan yang Berbudaya
-
Safnoviar Tiasdi Kuliah atau Gak? Begini Beda Pendidikan TikToker Dilan Janiyar dan Suami
Kolom
-
Indonesia dan ASEAN: Kerja Sama Perdagangan di Tengah Ketegangan Global
-
Sekolah dan Wacana Nasional Menurut Ki Hadjar Dewantara
-
Proyek Ambisius, Eksekusi Amburadul: Mengulik Kontroversi Program Makan Bergizi Gratis
-
Demokrasi Butuh Guru: Ketika Politik Kehilangan Arah Tanpa Ki Hadjar Dewantara
-
Ki Hadjar di Zaman Now: Membangun Politik Pendidikan yang Berbudaya
Terkini
-
Seohyun SNSD Keluar dari Agensi Namoo Actors Usai Bernaung Sejak 2019
-
Sinopsis Kesari Chapter 2, Film Terbaru Akshay Kumar dan Ananya Panday
-
Terbaru Ada Jumbo, Intip 5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
-
8 Bulan Vakum, KATSEYE Siap Comeback dengan Single Baru Bertajuk Gnarly
-
Film Korea Big Deal Rilis Poster Karakter Menjelang Tayang pada 3 Juni