Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan semakin cepat, hal-hal yang bersifat konvensional telah beralih menjadi digital. Disrupsi yang semakin masif pada saat ini terlebih saat masa pandemi saat ini, tentu tak bisa dihindari dan seharusnya kita bisa beradaptasi terhadap disrupsi menuju digitalisasi.
Seiring berjamurnya produk-produk gadget, laptop, dan media sosial yang menjadi sarana digitalisasi. Kalau pada zaman 2000an, HP hanya berfungsi sebagai media untuk mengirim pesan singkat (SMS) dan menelepon, namun sekarang fungsi HP bisa mengirim gambar, mengirim file, mengirim video, mengirim e-mail, browsing, bersosmed, upload dokumen, dan lain-lain. Bahkan HP bisa menjadi komputer kecil yang mudah dibawa kemana-mana dan bisa multitasking seperti fungsi komputer.
Berdasarkan contoh pada fungsi HP yang bersifat multitasking, dapat disimpulkan bahwa era digitalisasi saat ini membawa dampak besar pada kebutuhan manusia. Pada era digital saat ini bahkan uang tunai bisa diganti dengan e-money (uang elektonik) untuk mempermudah transaksi jual beli, layanan ojek daring maupun taksi daring, e-commerce, bahkan juga teknologi pemesinan dengan menggunakan sudah perlahan mulai diganti dengan robotika untuk efisiensi proses produksi.
Akan tetapi era digital saat ini juga perlu didukung dengan infrastruktur digital yang memadai untuk menunjang seluruh aktivitas yang berbasis digital. Namun yang menjadi ironi adalah beberapa daerah di Indonesia belum didukung infrastruktur digital yang memadai.
Akibatnya, mengalami kesulitan dalam akses digital, terutama dalam pembelajaran daring selama masa pandemi yang dimana tidak memungkinkan tatap muka antara guru dan murid untuk mencegah penularan COVID-19 di sekolah. Sudah saatnya seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) bersinergis dalam pembenahan infrastruktur digital di Indonesia terutama di pelosok Indonesia.
Di tengah arus digital yang masif saat ini tentu kita perlu meningkatkan kewaspadaan, karena digitalisasi justru dimanfaatkan sebagai celah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hal yang paling sensitif dalam digitalisasi adalah perlindungan data pribadi. Tentunya kita harus lebih bijaksana dalam melindungi data pribadi kita. Sedikit saja kita lengah dalam hal perlindungan data pribadi, maka data pribadi akan disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seiring maraknya kejahatan digital, seperti phishing, hacking, cracking, dan sebagainya dengan modus menawarkan pinjaman daring, investasi, dan sebagainya. Pesan penulis kepada kita semua untuk tetap waspada terhadap penyalahgunaan data pribadi, lindungi data pribadi kita semua.
Yuk bersama kita songsong era digital dengan penuh semangat dan antusias dengan tetap bijaksana dalam menjaga data pribadi kita.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
SANF Dukung Digitalisasi Pendidikan di Indonesia Melalui Pengadaan Infrastruktur Internet
-
Mendagri Dorong Mindset Baru dalam Digitalisasi Pemerintahan di Rakornas BPSDM 2024
-
Lebih Efisien, NCS Bakal Terus Lakukan Digitalisasi dalam Operasional Bisnis
-
Delinea dan Virtus Hadirkan Solusi Privileged Access Management untuk Lindungi Data di Era Digital
-
10 Tahun Jokowi, Sukses Mengangkat UMKM hingga Hadirkan Unicorn Nasional
Kolom
-
Nggak Perlu Inget Umur, Melakukan Hobi di Umur 30 Itu Nggak Dosa Kok!
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
-
Gibran dan Lapor Mas Wapres: Gagasan Empati atau Pencitraan?
-
Mengikuti Organisasi Kampus: Sekadar Hiburan atau Langkah Menuju Karier?
-
Fenomena Titip Absen dan Dampaknya: Antara Etika dan Solidaritas
Terkini
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
3 Produk Wardah Crystal Secret Mengandung Arbutin Ampuh Samarkan Noda Hitam
-
Winger Jepang Kritik Pedas Kualitas Rumput GBK: Lapangan Tidak Rata
-
Bertabur Bintang, Film Wife & Dog Resmi Umumkan Jajaran Pemain
-
Nicholas Saputra Siap Bintangi Film 'Tukar Takdir', Adaptasi Buku Laris!