Scroll untuk membaca artikel
Munirah | as
Ilustrasi Sekolah Tatap Muka (Suara.com/Tika Nindra)

Sesuai judul tentu saja di sini kita akan membahas tentang wabah yang saat ini masih merajalela di Indonesia. Kamu pasti sudah mendengar bukan apa itu covid-19? Dan di antara kamu juga pasti sudah ada yang tahu mengenai covid-19? Pada umumnya Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Tentu saja tak asing di telinga kita terkait wabah virus Covid-19 yang sudah setahun lebih terjadi, tepatnya negara China yang diduga awal mula ditemukannya virus ini.

Penyebaran virus ini cukup cepat hingga menyebar ke dunia. Masyarakat menyebut virus ini dengan sebutan virus corona. Virus yang sudah banyak merenggut nyawa manusia dan membuat kacau balau seisi dunia, termasuk negara kita yaitu indonesia. Anjuran anjuran diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat demi menekan angka penyebaran Covid-19.

Seperti yang kita ketahui, kita dianjurkan untuk menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak atau menjauhi kerumunan. Sampai saat ini pemerintah masih menangani kasus ini. Beruntung saat ini vaksin sudah ditemukan dan proses vaksinasi di indonesia sedang berlangsung dan akan terus berjalan.

Tidak ada kepastian kapan akan berakhirnya pandemi ini, kasus ini terus berlanjut sampai sekarang hingga berimbas di berbagai sektor, diantaranya yang terdampak yaitu sektor ekonomi, pendidikan, dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan yang semula dilakukan di lapangan kini lebih banyak dikerjakan di rumah.

Kegiatan belajar mengajar yang semula kita lakukan tatap muka, semenjak pandemi ini dilakukan secara daring dengan menggunakan media yang ada. Namun hal ini dianggap kurang efektif karena memiliki dampak yang kurang baik terhadap peserta didik.

Menurut Nadim menteri pendidikan NKRI, Jika pembelajaran terus dilakukan secara online akan berdampak buruk terhadap anak, dampak tersebut diantaranya:
Sang anak terancam putus sekolah karena terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, selanjutnya ke tidak sesuai an capaian anak akan hasil pembelajaran akibat perbedaan kualitas media yang digunakan, sebab akses dan media merupakan faktor utama dalam pembelajaran online ini.

Bagi warga dengan status ekonomi atas kualitas media yang digunakan terbilang baik, namun berbeda dengan masyarakat yang status ekonominya rendah akses atau media yang digunakan dalam proses pembelajaran mungkin kurang baik.

Dampak lain dari pembelajaran online ini yaitu tekanan dan kekerasan orangtua, jarak interaksi menyebabkan si anak stress, serta ketidak pandaian dan kurang sabar orangtua dalam menuntun anaknya belajar bisa menimbulkan kekerasan terhadap anak baik fisik maupun non fisik.

Oleh karena itu, Menteri pendidikan Nadim melalui laman (Kemendikbud) menyampaikan terkait pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan bulan juli 2021, sebelumnya nadim sudah melakukan survey terhadap anak serta orangtua wali murid dan hasil survey menunjukan hampir 30% menginginkan pembelajaran tatap muka atau luring.

Namun Nadiem menegaskan kegiatan ini tidak wajib jika orangtua takut anaknya pergi ke sekolah, orangtua diperbolehkan melarang anaknya untuk pergi.
"Jadi bukan diterapkan di Juli 2021, tapi aspirasinya semua sekolah sudah belajar tatap muka di Juli 2021. Itu sesuai keputusan SKB 4 Menteri," ucap Nadiem secara daring, Selasa (30/3/2021).

Nadiem juga menyampaikan aturan yang harus diterapkan oleh pihak sekolah terkait pembelajaran tatap muka, kapasitas di dalam kelas hanya berisi 50% dari kapasitas sebelumnya. Sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan tidak akan ada hal hal yang tidak diinginkan.

Mengingat bulan juli sebentar lagi, dengan adanya kebijakan ini persiapan harus disiapkan oleh semua elemen mulai dari sekarang. seperti menyiapkan perlengkapan perlengkapan sekolah, persiapan protokol kesehatan, serta melatih imun tubuh kita agar tetap kuat menghadapi wabah ini, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan kita.

Semoga dengan adanya kebijakan ini menjadikan jawaban keresahan dan kebingungan masyarakat terhadap mendidik anak, dan semoga kegiatan pembelajaran tatap muka dapat berjalan dengan baik, si anak bisa kembali belajar dengan gurunya masing-masing, serta mendapatkan pendidikan yang baik.

Kita juga berdoa bersama  agar pandemi ini segera berakhir secepatnya di negara manapun, sehingga aktivitas kehidupan dapat kembali normal tanpa adanya keterbatasan. Dan semua sektor yang terdampak dapat kembali memulihkan agar kembali ke sedia kala.

as

Baca Juga