Jika ditanya apa alasan penulis menyukai Korea? Jawabannya adalah karena drama. Korea Selatan memang dikenal memiliki aktor dan aktris yang menawan lengkap dengan bakat aktingnya yang mumpuni.
Sejak kecil penulis sudah sering melihat sinetron di televisi. Hal ini dikarenakan kebiasaan dari keluarga penulis yang setiap malam selalu menonton sinetron. Bisa dibilang kegiatan menonton sinetron ini juga merupakan quality time penulis bersama dengan keluarga.
Dari kebiasaan menonton sinetron itulah, saat ada drama Korea yang mulai tayang pada salah satu stasiun televisi di Indonesia, penulis akhirnya tertarik untuk menonton drama tersebut.
Judul drama itu adalah “My Girlfriend is a Gumiho”, yang tayang di stasiun televisi Indosiar. Walaupun tidak menontonnya dari episode pertama, namun penulis selalu dibuat penasaran dengan kelanjutan tiap episodenya.
Jalan cerita yang unik dan belum pernah diangkat oleh sinetron di Indonesia membuat penulis menjadi bersemangat ketika menonton drama Korea tersebut. Apalagi jam tayang drama ini tidak bersamaan dengan jam tayang sinetron, sehingga penulis bisa lebih leluasa ketika menonton dramanya. Dari “My Girlfriend is a Gumiho”, akhirnya membawa penulis untuk mengenal judul drama Korea yang lain.
Setelah menjadi mahasiswa, penulis menjadi lebih sering menonton beberapa judul drama Korea. Lagi-lagi jalan cerita yang menarik membuat penulis merasa penasaran dan akhirnya menonton drama tersebut.
Drama Korea seringkali menghadirkan genre yang beragam, mulai dari romance, fantasi, keluarga, misteri, bahkan hingga thriller. Semuanya dikemas dengan apik dan menarik. Ditambah lagi dengan pesona dan kemampuan akting dari aktor dan aktrisnya yang luar biasa.
Jika ditanya apa drama yang paling disukai oleh penulis? Jawabannya adalah “Itaewon Class”. Drama ini sangat berkesan karena menggambarkan dengan apik bagaimana perjuangan seorang Park Sae Ro Yi dalam menggapai mimpinya.
Dengan perasaan dendam yang masih menyelimuti hati akibat kejadian di masa lalu, Park Sae Ro Yi akhirnya mampu mencapai sebuah kesuksesan bersama teman-temannya. Namun ia tidak pernah mengambil jalan yang kotor untuk mencapai kesuksesannya tersebut.
Kegigihan dan keuletan Park Sae Ro Yi membangkitkan semangat tersendiri bagi penulis. Menyadarkan penulis bahwa kesuksesan memang tidak bisa diraih secara instan. Perlu adanya sebuah usaha, bahkan mengalami jatuh bangun berkali-kali.
Perjuangan Park Sae Ro Yi ini membuat penulis terus mengingat, bahwa jika jatuh tugas kita hanya perlu bangkit lagi. Entah itu jatuh berapa kali pun, yang perlu kita lakukan hanyalah berdiri kembali dan melakukan perjalanan sampai menuju pada garis finish.
Selain “Itaewon Class”, drama Korea lain yang meninggalkan kesan sangat dalam di hati penulis adalah “Move To Heaven”. Drama ini menceritakan kisah keponakan dan pamannya yang bekerja sebagai “trauma cleaner”, yakni pembersih barang-barang dan harta benda orang yang sudah meninggal. Di mana barang-barang tersebut kemudian akan diserahkan kepada keluarga yang berduka.
Drama ini berhasil membuat penulis menangis di setiap episodenya. Penulis benar-benar bisa merasakan bagaimana emosi seseorang ketika ditinggalkan selama-lamanya oleh orang yang ia sayangi.
Di balik kesedihan yang digambarkan, banyak sekali nilai-nilai moral yang diberikan dari drama ini. Utamanya agar kita sebagai manusia bisa lebih menghargai waktu bersama dengan orang yang kita sayangi. Sebab jika mereka sudah tiada dari dunia ini, maka kita benar-benar tidak akan pernah bisa untuk bertemu dengan orang itu lagi.
Drama ini menggambarkan bahwa patah hati terbesar adalah saat kita tidak bisa bertemu lagi dengan orang yang kita sayangi karena ia telah meninggalkan dunia ini.
Kesimpulannya, bagi penulis drama bukan hanya sebuah tontonan ataupun hiburan pada waktu senggang. Drama mengandung sebuah pelajaran hidup, yang tentunya bisa kita terapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Jika ada yang bilang, segala sesuatu yang ada di drama tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata karena hal tersebut hanya sebuah ‘drama’, namun penulis memiliki pemikiran yang berbeda. Jadikanlah ‘drama’ menjadi nyata untuk hal-hal yang penuh dengan kebaikan.
Terkadang drama memang tidak realistis, namun pesan moral yang digambarkan di dalamnya bisa kita ambil sebanyak-banyaknya untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.
Baca Juga
-
Anti-Ketinggalan Sahur, Ini Dia 5 Cara yang Bisa Kamu Lakukan
-
Perempuan Wajib Tahu, Ini Dia 4 Tips PDKT agar Hubungan Kamu Bisa Sukses
-
Gampang Baper? 4 Rekomendasi Film Ini Bakal Bikin Kamu Nangis Kejer!
-
Inilah 4 Manfaat Es Krim Bagi Tubuh, Bisa Menurunkan Berat Badan Lho!
-
Berangkat Wajib Militer, Ini Dia 4 Fakta Unik Young K Day6
Artikel Terkait
Kolom
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda