
Perjuangan untuk hidup, pada dasarnya mengarahkan setiap orang untuk terus berusaha. Dalam konteks keseharian, kita bertemu dengan bermacam kondisi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, saat ladang penghasilan kian terhimpit, keadaan memaksa cari solusi tepat.
Pejuang bertahan hidup yang tidak hanya berdampak pada diri sendiri, layak diperhatikan dan dianggap sebagai sosok pahlawan. Jika sosok kepahlawanan di masa lampau tersemat pada pejuang yang turut berdedikasi pada bangsa Indonesia, lain halnya dengan era sekarang. Tidak hanya mereka yang angkat senjata, tetapi mereka yang berjuang dengan sumbangsih pemikiran untuk negara.
Lewat sajian film produksi barat, kita diajak mengenal pahlawan dalam kemasan modern. Superhero dikenang dan dielu-elukan sebagai pahlawan yang digandrungi penggemarnya. Akan tetapi, dalam dunia nyata, pahlawan bukan seperti penanaman utopis film barat: bertopeng, kekuatan super, hingga punya gen - X.
Pahlawan di dunia nyata adalah mereka yang senantiasa berusaha melawan nasib, memperjuangkan kehidupan keluarga. Memikul keranjang berisi tanggung jawab beserta seluruh keringat, juga semangat tanpa kenal kata ‘lelah’.
Pahlawan memang berkontribusi dalam setiap masanya. Seseorang berhak diberi lencana pahlawan saat berbuat sesuatu layak dikenang, itu pahlawan nasional.
Namun, ada juga pahlawan yang disematkan pahlawan oleh lingkungannya, atau bahkan oleh lingkup keluarganya sendiri. Itupun termasuk pahlawan sebab memperjuangkan hak untuk hidup dari keluarga.
Foto pada latar artikel ini, terambil di suatu siang. Saat matahari berjenggala di atas kepala, seorang kuli panggul tengah memintal keringat demi pundi pundi rupiah.
Meski penulis belum sempat berkomunikasi secara intens dengan bapak ini, namun tersirat makna mendalam. Satu hal yang sempat diungkapkannya ‘dalam hidup, kita akan dianggap pahlawan dalam posisi dan koridor masing-masing.’ Termasuk bapak ini, bagi keluarganya adalah pahlawan sejati.
Bapak yang belum sempat terabadikan namanya itu mengisi hari-harinya dengan haru biru, sembari berharap ada rezeki datang dan menghampiri. Pahlawan dalam koridor masa kini layak disematkan pada mereka yang konsisten berjuang demi menyambung hidup.
Meruwat lelah penuh jerih payah demi mendapat berkah rezeki. Pahlawan adalah mereka yang tidak pernah menyerah dengan hasil keringatnya sendiri.
Tag
Baca Juga
-
6 Sikap Buruk dari Anak Bungsu, Salah Satunya Suka Caper
-
4 Cara Hidup Hemat Bagi Anak Kos di Kota Malang
-
Sudah Nonton Serial She-Hulk? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui
-
5 Tanda Kamu Tidak Mendapat Kasih Sayang yang Cukup!
-
Kamu Mesti Paham, 5 Cara Menghadapi Teman Kerja yang Toksik dan Ingin Menjatuhkan
Artikel Terkait
-
Haru Biru Kasim: Haji Tertua Malang Berangkat Tanpa Cinta Abadi
-
Mensos Sebut Pemberian Gelar Pahlawan untuk Marsinah Tak Bisa Tahun Ini, Apa Alasannya?
-
Soeharto dan Gus Dur Kembali Dicalonkan Jadi Pahlawan Nasional! Ini Kata Mensos
-
Soeharto dan Gus Dur Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Keputusan di Tangan Prabowo?
-
Momen Haru: Anak Ini Bangga Saksikan Ayahnya Jadi Petugas Pemadam Kebakaran!
Kolom
-
Potensi Sekuel Jumbo yang Nggak Terbatas
-
Ironi Guiding Block: Desain yang Salah Bisa Rugikan Disabilitas
-
Refleksi Hardiknas 2025: Literasi, Integritas, dan Digitalisasi
-
Antara PLTU dan Janji Hijau: Dilema Transisi Energi di Tengah Krisis Iklim
-
PHK Massal Industri Media: Apakah Salah Media Sosial dan AI?
Terkini
-
Hubungan Verrell Bramasta dan Fuji Dapat Restu Sang Ibu juga Nenek, Ni Made Ayu: Mereka Cocok
-
Proyek Naturalisasi Indonesia Targetkan Nama Besar, Media Vietnam: Bisa Mengancam!
-
Ulasan Novel Podcase: Misteri Suara Arwah yang Tiba-Tiba Muncul di Podcast
-
Review Film Grand Tour: Menelusuri Waktu dan Rasa Lelah dalam Pelarian
-
IU Rayakan Hari Anak dengan Donasi Rp1,76 Miliar bagi Anak Difabel