Dari sekian banyak sosok pahlawan, ada beberapa orang yang menggelitik saya. Orang-orang inilah yang memiliki latar belakang unik, mendedikasikan dirinya untuk orang lain dan lingkungan sekitar, demi kemajuan bangsa.
Meskipun namanya tidak familiar, tapi siapa sangka jika tokoh-tokoh ini meraih penghargaan dunia yang bergengsi. Namanya mungkin terdengar asing, tetapi tindakannya pantas masuk kategori pahlawan masa kini. Siapakah mereka?
1. Saur Marlina Manurung (Pendiri Sokola Rimba)
Wanita 49 tahun dengan nama lengkap Saur Marlina Manurung atau kerap kali disapa dengan Butet Manurung. Butet merupakan penggagas “Sokola Rimba” yang didirikan pada tahun 1999. Namun saat ini Sokola Rimba sudah berubah nama menjadi Sokola Institute.
Kecintaannya terhadap antropologi, membuat Butet mempunyai ide untuk merintis Sokola Institute. Sokola Institute merupakan lembaga pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan, yang dikhususkan bagi masyarakat adat. Di sini Butet mengajarkan anak-anak suku asli Orang Rimba di Jambi bagaimana cara berbahasa, membaca, berhitung, dan menulis.
Kini Sokola Institute sudah banyak menjangkau hampir seluruh pelosok Indonesia. Butet banyak dianugerahi penghargaan melalui pencapaiannya tersebut. Penghargaan yang pernah diterima adalah Unesco’s Man and Bioshere Award 2001, Time Magazine’s hero of Asia 2004, “Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014, Penghargaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015, dan masih banyak lagi.
2. Ambrosius Ruwindrijarto (Aktivis Lingkungan)
Tahun 1997, Ambrosius Ruwindrijarto dan empat teman baiknya membentuk suatu perkumpulan bernama “Telapak”. Ruwi – begitu dia akrab disapa – dan teman-temannya memiliki motivasi untuk mewujudkan kelestarian alam, membongkar kejahatan lingkungan, dan membangun ekonomi berbasis kerakyatan yang dikhususkan untuk petani, masyarakat adat, dan nelayan.
Lulusan Fakultas Kelautan Institut Pertanian Bogor ini sempat diculik dan disiksa oleh preman ketika melakukan investigasi, dalam rangka membongkar praktek penebangan liar dan penyelundupan kayu di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Selatan.
Program lain yang dibuat oleh Telapak adalah program ramah lingkungan dengan cara membudidayakan karang, pendampingan masyarakat adat Dayak Benuaq di Kutai Barat, Kalimantan Timur, dalam mengelola lahan, membentuk koperasi hutan bersama dengan masyarakat Sulawesi Tenggara, hingga mendapatkan sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) sebagai bentuk pengakuan produk dari hutan yang lestari, serta kerjasama dengan petani Yogyakarta dalam mengelola koperasi hutan rakyat untuk memproduksi kayu secara berkelanjutan, tetapi tetap menjaga ekosistem.
Sampai saat ini, perkumpulan Telapak memiliki 240 anggota dari berbagai profesi. Segala bentuk usaha yang sudah dilakukan Ruwi mendapatkan penghargaan oleh dunia diantaranya Social Enterpreuner of the Year versi Ernts and Young/Schwab Foundation 2008 dan “Nobel Asia” Ramon Magsaysay 2012.
3. Supangkat (Dalang)
Supangkat, namanya terkenal sebagai dalang di Dusun Kemisik, Desa Sumbergedang, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Sebagai pelaku seni yang tak lagi muda, Supangkat tentu sudah malang melintang tampil melakukan pementasan wayang kulit. Lahir di Pandaan 79 tahun yang lalu tak menurunkan semangat Supangkat saat memainkan wayang kulit di acara-acara di berbagai kota besar di Jawa Timur.
Ketika sedang mementaskan wayang kulit, dalang yang tergabung dalam grup kerawitan Krido Pamor ini konsisten menyajikan lakon dengan utuh dan menggunakan dialek Jawa Timur khas Suroboyo.
Berkat dedikasi dan pengabdiannya dalam bidang seni dan budaya sebagai dalang wayang di Jawa Timur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan penghargaan kategori maestro seni tradisi.
Prestasi Supangkat berkontribusi pada kemajuan bidang seni budaya serta dapat menginspirasi banyak orang melalui karya seni yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Setiap pementasan Supangkat selalu menyampaikan nasihat dan nilai-nilai kehidupan melalui cerita wayang kulit yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah beberapa tokoh masyarakat dari berbagai bidang yang masuk dalam kategori pahlawan masa kini. Jika kita pahami, setiap orang bisa menjadi pahlawan di setiap bidang yang dia ahli.
Maka mari menjadi pahlawan pahlawan masa kini untuk Indonesia dengan memberikan sumbangsih talenta dan keahlian yang kita miliki. Cintai dan majukan bangsa ini bersama-sama.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Targetkan Penerapan Sekolah Gratis Juli 2025, DPRD DKI Bakal Revisi Perda Pendidikan
-
Viral 3 Siswa TK di Rembang Dikeluarkan karena Ortu Beda Sikap Politik, Mendikdasmen: Sekolah Harus Netral
-
Berapa Biaya Masuk Sekolah Sepak Bola STY Academy Punya Shin Tae-yong?
-
Ulasan Novel Teka-Teki Sabita, Perjalanan Cinta dan Dilema Remaja
-
Cara Daftar Sekolah Sepak Bola STY Academy, SSB Milik Shin Tae-yong
Kolom
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
-
Harap Bijak! Stop Menormalisasi Fenomena Pemerasan di Balik Mental Gratisan
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
-
Paylater dan Cicilan: Solusi atau Jalan Pintas Menuju Krisis?
Terkini
-
Sheila On 7 Siap Mengguncang Jakarta Desember 2024, Ini Harga Tiketnya
-
Usai Libas Arab, Calvin Verdonk Girang Peluang Lolos Piala Dunia Semakin Dekat
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Timnas Indonesia Bakal Angkat Kaki dari Stadion GBK Saat AFF 2024, Ini Penyebabnya
-
Dipanggil STY ke AFF Cup 2024, Pratama Arhan Belum Pasti Jadi Pemain Inti?