Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Ina
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (pixabay)

Tagar Stop Hoaks Vaksinasi tengah menjadi trending di twitter pada Minggu (29/8), dengan tweet yang mencapai ribuan. Tagar ini muncul akibat banyaknya berita hoaks mengenai vaksinasi, mulai dari keefektifannya hingga pada efek sampingnya. Padahal, vaksinasi merupakan salah satu langkah pemerintah dalam mempercepat terbentuknya herd immunity dan terus menekan laju penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan digalakkannya tagar ini, tentunya para ahli berharap masyarakat berhenti menyebar berita hoaks mengenai vaksinasi dan menebar keresahan di masa-masa kritis ini.

Sebelumnya, hoaks mengenai efektivitas dari vaksin Sinovac begitu merajai berbagai platform infomasi. Berbagai postingan di media sosial terus dibanjiri dengan komentar-komentar yang meragukan efektivitas dari pemberian vaksin Sinovac. Terlebih, beberapa negara diketahui tidak mengakui vaksinasi menggunakan vaksin Sinovac karena Sinovac dinilai memiliki antibodi yang lebih rendah dibanding vaksin Covid-19 lainnya. Hal tersebut pun membuat masyarakat resah dan menjadi pemilih akan vaksin apa yang ingin mereka gunakan. Menanggapi hal tersebut, Dokter Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru pun membagikan sebuah tweet di akun twitter miliknya.

"Mohon doanya selalu ya, sejauh ini saya merasakan betul manfaat vaksin Sinovac. Sudah beberapa kali karantina karena kontak erat tetapi selalu negatif, FYI saya vaksin lengkap 2 sosis bulan Jan-Feb 2021. Jadi, semua merk sama melindungi kok. Nggak usah milih2. Yang ada aja dulu," tulisnya pada tweet yang ia sebarkan pada Rabu (25/8) petang.

Meskipun telah melakukan aksi buka suara mengenai hoaks efektivitas vaksin Sinovac, masih banyak masyarakat yang menanggapi tweet tersebut dengan tanggapan yang semakin menebar keresahan. Masih banyak yang memberikan testimonial mengenai masih terjadinya kasus positif Covid-19 padahal sudah menerima dua dosis vaksin Sinovac serta menyebarnya daftar-daftar negara yang tidak mengakui pemakaian vaksin Sinovac.

Terlebih lagi, kini kembali muncul berbagai berita hoaks yang menebar keresahan mengenai kualitas dari vaksin Moderna. Hal tersebut lantaran beberapa hari yang lalu, media Jepang telah mengumumkan adanya kontaminasi logam dalam botol-botol vaksin Moderna bahkan sempat hingga mengalami penangguhan. Nyatanya, kontaminasi tersebut tidaklah menyeluruh hanya beberapa botol saja.

Dengan lebih memfilter pemberitaan mengenai vaksin dan stop hoaks vaksinasi, tentunya berbagai pihak berharap agar masyarakat terus mendukung program percepatan pertumbuhan herd immunity dan segera melaksanakan vaksinasi.

Ina