Tesla Bot, robot humanoid (menyerupai manusia) yang dirancang bos Tesla, Elon Musk bersama perusahaan mobil listriknya, kamis 19 Agustus lalu. Namun, robot ini dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia, seperti memasang baut pada mobil hingga belanja ke pasar atau toko. Ia menjanjikan prototype robot ini sudah ada tahun depan.
Dilansir dari cnn.com, Elon Musk mengatakan kita bisa berbicara dengan robot ini, seperti memintanya mengambilkan baut dan memasangnya ke mobil dengan kunci pas atau pergi ke toko dan ambilkan bahan makanan yang kita mau. Seperti apa robot bikinan Musk ini?
Robot dengan kode nama optimus ini punya tinggi 1,7 meter, berat 125 pon, dan bisa mengangkat beban sampai 20 kilogram dengan kecepatan 8 kilometer per jam. Tapi, sebelum ide robot humanoid milik Musk ini muncul, sudah ada beberapa robot humanoid yang tercipta. Misalnya saja, robot T-HR3 yang diperkenalkan Toyota tahun 2017. Ia bisa meniru gerakan manusia, seperti avatar di dunia nyata.
Kemudian, ada robot Sophia dari Hong kong yang bisa bicara, bergerak, menunjukkan emosi, menggambar, bahkan bernyanyi. Sementara di Spanyol, ada robot Kime yang bisa menyajikan makanan dan minuman. Teknologi sensor cerdas, bikin ia bisa menyajikan hingga 300 gelas per jam. Tapi, apakah teknologi humanisasi robot benar-benar ide yang bagus?
Studi menyebut sisi positif dan negatif humanisasi robot. Dampak positifnya, pemrograman robot yang disesuaikan dengan psikologis manusia bisa menciptakan keakraban dengan manusia. Dalam perawatan medis misalnya, penggunaan robot manusia bisa mengurangi kecemasan anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Selain itu, anak-anak lebih mudah berkonsentrasi dan mengingat plot cerita saat mereka didongengkan oleh robot yang ekspresif.
Namun, humanisasi robot juga bisa menciptakan ketidaknyamanan. Masahiro Mori pada 1970 menyebutnya dengan uncanny valey atau lembah luar biasa yaitu perasaan menakutkan, tidak nyaman, atau jijik yang timbul saat mengamati atau menyentuh artefak yang sangat mirip manusia. Tak hanya itu, kemunculan robot sosial bikin manusia merasa kehilangan keunikannya.
Robot humanoid juga bisa mengambil alih pekerjaan manusia. Ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya praktisi manusia yang punya ketrampilan dan keahlian. Studi Oxford Economics menyebut sebagai hasil dari robotisasi atau dominasi robot di berbagai aspek kehidupan, jutaan pekerjaan akan hilang, terutama di bagian yang tidak membutuhkan skill khusus. Ketimpangan pendapatan akan semakin meningkat.
Baca Juga
-
3 Film dan Drama Korea yang Diperankan Jeon Do-Yeon, Ada Kill Boksoon
-
3 Rekomendasi Anime yang Berlatar pada Abad ke-20, Kisahkan tentang Sejarah
-
3 Rekomendasi Anime Bertema Mafia, Salah Satunya Spy x Family
-
3 Rekomendasi Anime Gore Tayang di Netflix, Mana yang Paling Sadis?
-
3 Rekomendasi Film Bertema Bom Atom, Gambarkan Dampak Buruk Perang Nuklir
Artikel Terkait
-
Jangan Kaget! Mobil Mewah Ini Bisa 'Ambles' Nilainya Sampai 73 Persen
-
Komdigi Sambut Investasi Amazon Kuiper ke Indonesia, Jadi Pesaing Satelit Starlink
-
Setelah Starlink, Telkom Yakin Bisa Bersaing dengan Satelit Amazon Kuiper
-
Amazon Kuiper Mau Investasi Rp 327 Miliar ke Indonesia, Jadi Pesaing Baru Starlink Elon Musk
-
PHK Massal di VOA: Kontraktor Terancam Deportasi, Misi Kebebasan Pers Hancur?
Kolom
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai