Lynn Painter menyuguhkan kisah remaja yang manis, jenaka, dan emosional melalui novel bertajuk "The Do-Over".
Dikenal lewat karya-karyanya yang penuh humor dan sentuhan romansa, Painter dalam novel ini mengeksplorasi tema yang cukup unik, time loop atau pengulangan waktu.
Lewat karakter utama yang kuat dan narasi yang menyenangkan, "The Do-Over" tidak hanya menjadi bacaan ringan yang menghibur, tetapi juga mengandung pesan mendalam tentang perubahan, penerimaan, dan memaknai ulang kegagalan.
Ceritanya berpusat pada Emilie Hornby, seorang siswi SMA yang perfeksionis dan terorganisir.
Pada awalnya, Emilie hanya ingin merayakan Valentine’s Day bersama pacarnya, Josh, dalam momen yang sempurna, makan malam romantis, pertukaran hadiah, dan rasa cinta yang manis.
Namun kenyataan tidak berjalan sesuai rencana. Ia mendapati pacarnya selingkuh, mobilnya rusak, ia ditolak dalam program magang impiannya, dan bertengkar dengan sahabatnya.
Sebuah hari yang seharusnya penuh cinta justru menjadi mimpi buruk bagi Emilie.
Namun, yang lebih mengejutkan, ketika Emilie bangun keesokan paginya, ia kembali ke pagi hari yang sama, yaitu di tanggal 14 Februari.
Ternyata, Emilie terjebak dalam loop waktu, di mana hari Valentine-nya terus berulang.
Berkali-kali ia menjalani hari yang sama, dengan berbagai cara, mencoba menghindari kesalahan, menghadapi konflik, atau bahkan menyerah.
Dalam proses itu, Emilie belajar banyak tentang dirinya, tentang hubungan, dan terutama tentang kenyataan bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan.
Kekuatan utama dari "The Do-Over" adalah gaya penulisan Lynn Painter yang ringan, penuh dialog tajam, dan sangat mengena bagi pembaca remaja maupun dewasa muda.
Ia mampu menyampaikan dinamika emosional karakter tanpa terasa berat, menyisipkan humor dalam situasi yang bahkan paling menyedihkan sekalipun.
Emilie sebagai karakter utama tampil sangat relatable, dia bukan protagonis yang sempurna, melainkan remaja biasa yang mencoba keras agar hidupnya berjalan sesuai rencana, hanya untuk menyadari bahwa hidup sering kali tidak bisa ditebak.
Kehadiran karakter Graham, si siswa bad boy yang ternyata memiliki sisi lembut dan bijak, menjadi penyegar dalam narasi.
Saat Emilie terus mengalami pengulangan hari yang sama, ia mulai menjalin koneksi yang lebih dalam dengan Graham.
Hubungan mereka tumbuh secara alami, dengan banyak momen percakapan tulus dan jujur yang membuka sisi lain dari kehidupan remaja yang jarang dibahas, seperti tekanan akademik, masalah keluarga, dan ketakutan akan masa depan.
Graham menjadi sosok yang tidak hanya memberi Emilie pelarian dari hari buruknya, tetapi juga menjadi cermin yang membantunya melihat siapa dirinya sebenarnya.
Salah satu nilai lebih dari novel ini adalah bagaimana Painter menggunakan konsep time loop bukan sekadar sebagai gimmick cerita, tetapi sebagai alat untuk perkembangan karakter.
Setiap pengulangan waktu memberikan Emilie kesempatan untuk merefleksikan tindakannya, memperbaiki kesalahannya, dan perlahan melepaskan harapannya akan kesempurnaan.
Ia belajar bahwa kegagalan bukan akhir dunia, bahwa mencintai diri sendiri jauh lebih penting daripada sekadar mempertahankan hubungan yang rusak, dan bahwa terkadang, kita butuh melepaskan agar bisa benar-benar menemukan apa yang penting.
"The Do-Over" menyoroti topik-topik seperti self-worth, pertumbuhan personal, dan dinamika hubungan remaja dengan pendekatan yang jujur dan menyentuh.
Novel ini juga menunjukkan bagaimana tekanan yang berasal dari dalam diri sendiri bisa lebih berat daripada yang datang dari luar.
Emilie sangat keras pada dirinya sendiri, berusaha memenuhi standar yang ia ciptakan, dan melalui siklus pengulangan ini, ia akhirnya belajar bagaimana menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari hidup.
Gaya bercerita Painter juga membuat novel ini sangat cinematic.
Banyak adegan yang terasa seperti film remaja klasik, dengan sentuhan modern yang segar.
Baik pembaca yang menyukai romansa, komedi, maupun kisah tentang pencarian jati diri akan menemukan sesuatu untuk dinikmati dalam "The Do-Over".
"The Do-Over" adalah novel young adult yang cerdas, menghibur, dan menyentuh hati.
Melalui kisah pengulangan hari yang kacau, Lynn Painter berhasil menghadirkan refleksi mendalam tentang bagaimana menghadapi kegagalan, memperbaiki diri, dan menemukan kekuatan dalam ketidaksempurnaan.
Identitas Buku
Judul: The Do-Over
Penulis: Lynn Painter
Penerbit: Simon Pulse
Tanggal Terbit: 15 November 2022
Tebal: 304 Halaman
Baca Juga
-
Novel If We Survive This: Perjuangan Dua Saudara di Tengah Virus Mematikan
-
Ulasan Novel The Final Gambit: Akhir Permainan Warisan Keluarga Hawthorne
-
Ulasan novel Embrace the Serpent: Tukang Permata yang Menjadi Ratu Magis
-
Menemukan Ibu, Diri, dan Arti Kehilangan di Balik Misteri Welcome to Murder Week
-
Ulasan Novel Slow Burn Summer: Dari Kepura-puraan Menjadi Cinta
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
-
Novel If We Survive This: Perjuangan Dua Saudara di Tengah Virus Mematikan
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Fifty Shades: Trilogi Film Romansa Mewah Penuh Luka dan Kontroversi
Terkini
-
Gaet Lucas Gama, Persik Kediri Komitmen Perbaiki Kesalahan di Musim Kemarin
-
Gak Perlu Cemas Lagi! 4 Rekomendasi Pelembap Aman untuk Skin Barrier Bumil dan Busui
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?
-
5 Drachin Tayang Juli 2025, Ada Drama Reuni Zhao Jinmai dan Zhang Linghe
-
Belajar Hidup dari Anak Kos, Tamat 1000 Pelajaran Hidup di Kota Orang