Setiap orang sudah ada garisnya masing-masing. Jalan hidup kita tidak harus sama dengan orang lain. Jadilah diri kita sendiri, meniti hidup dengan versi kita yang telah dielaborasi dari orang-orang berhasil lebih dahulu.
Kita tak perlu lagi merasa insecure dengan orang lain yang sudah sukses di masa mudanya. Tenang saja, semua itu ada waktunya.
Ingat sebuah pepatah yang sering kita dengar bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Pepatah singkat, namun maknanya jleb jika kita renungi.
Apa yang sudah kita rasakan dan miliki hingga hari ini syukuri saja. Coba renungkan, ketika kita insecure pada orang yang lebih sukses dari kita, bisa jadi ada orang lain juga yang insecure dengan kita. Orang-orang yang insecure dengan kita, ingin berada di posisi yang sedang kita jalani hari ini. Sedangkan kita malah ingin menjadi orang lain.
Sebagai contoh, kita insecure karena melihat teman kita sukses di akademik. Nilai tugas maupun ujian selalu A. Bahkan, menjadi mahasiswa unggulan di antara yang lainnya. Namun, orang itu sendirian terus. Jarang bergaul dengan teman-teman lainnya.
Di sisi lain, kita memiliki keahlian di bidang seni. Memang kita tidak seperti orang tersebut yang unggul di akademik. Dengan menggeluti bidang seni, misalnya melukis, kita sukses membawa kampus ke kancah internasional. Bahkan, kita bisa melahirkan kembali pelukis-pelukis ulung yang melanjutkan jejak kita.
Jika kasusnya demikian, sejatinya kita tak perlu insecure. Kita harus bersyukur dengan keahlian seni dalam melukis. Apalagi ketika kita mudah bersosialisasi, itu akan menjadi nilai plus. Kemungkinan besar orang yang unggul akademik itu ingin menjadi seperti kita, ingin berprestasi di bidang non akademik. Maka sekali lagi, mari bersyukur.
Coba renungkan baik-baik. Sejatinya kita bersyukur dengan apa yang telah Tuhan beri. Bersyukur adalah obat mengatasi insecure pada orang lain.
Yuk, mulai sekarang stop insecure dengan orang lain. Yakinlah bahwa kita bisa menjadi orang sukses dengan versi yang kita jalani.
Sesekali tak apa ingin menjadi orang lain, tapi ingat tetap menjadi diri kita sendiri. Lakukanlah aktivitas sehari-hari kita dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh agar kita bisa betul-betul memahami tentang hidup ini.
Baca Juga
-
4 Tips Jadi MC Kondang Profesional yang Bikin Klien Puas ala Agung Motiva
-
Mahasiswa KKN-T IPB di Cirebon Peduli Stunting hingga Observasi Bank Sampah
-
10 Kunci Sukses Menjadi Mahasiswa Berprestasi ala Muhammad Khawariz
-
4 Manfaat Mengenal Diri Sendiri, Bisa Merencanakan Masa Depan?
-
Kwarcab Kabupaten Bogor Gelar Inagurasi Pramuka Garuda
Artikel Terkait
-
Kerap Gaungkan Body Positivity, Bebe Rexha Tetap Insecure dengan Berat Badan Sendiri
-
Jangan Insecure Dulu! Ini Dia 3 Upaya Untuk Meluluhkan Hatinya
-
Ulasan Buku Mukjizat Bermental Sukses: Harus Berani Gagal
-
Tes Kepribadian: Mana Simbol yang Kamu Pilih Untuk Capai Kesuksesan?
-
Pahami 5 Cara Jualan Online yang Benar, Jadi Calon Orang Sukses di Tahun 2022!
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
Asnawi Comeback ke Timnas, Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars Bakal Jadi Kenyataan?
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!