Mahasiswa IPB University menemui bidan Desa Mertapada Kulon di UPTD Puskesmas Sidamulya, Kabupaten Cirebon pada Selasa, 28 Juni 2022. Kegiatan tersebut dalam rangka membahas lebih dalam terkait kejadian dan prevalensi stunting yang ada di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura.
Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa bertemu dengan bidan Wiwin selaku bidan Desa Mertapada Kulon. Mahasiswa bertanya banyak hal meliputi angka kejadian stunting, faktor determinan, dan program yang sudah dan akan berjalan.
"Desa Mertapada Kulon ini angka kejadian stunting-nya memang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan desa lain yang menginduk di Puskesmas Sidamulya ini, namun masalah yang menjadi penyebab stunting yang multidimensi ini salah satunya yaitu pemberian ASI eksklusif dan sanitasi yang erat kaitannya dengan pola asuh harus menjadi perhatian bersama," tutur Wiwin.
Selain berbincang dengan Wiwin membahas terkait permasalahan stunting khususnya yang ada di Desa Mertapada Kulon, mahasiswa kelompok KKN-T IPB yang diketuai oleh Zaidan ini juga melakukan kunjungan dan observasi langsung ke bank sampah yang ada di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon. Mahasiswa menemui Kholid selaku Direktur Bank Sampah yang ada di Dusun Buntet untuk berkunjung dan berdiskusi terkait permasalahan sampah yang ada di Desa Mertapada Kulon.
Kholid mengungkapkan bahwa memang masalah sampah ini sudah dalam tingkat gawat darurat, sebab sampah yang hanya dihasilkan oleh Buntet pesantren sejumlah 1 ton untuk tiap Minggu nya. Belum terhitung dari tiap dusun di Desa. Di samping itu, bank sampah yang ada di Desa Mertapada Kulon ini hanya ada satu saja dan saat ini sedang vakum sebab ada kendala terkait sarana dan prasarana pendukung nya.
Kholid sangat mendukung kegiatan mahasiswa KKN-T IPB yang memperhatikan terkait permasalahan sampah yang ada di Desa Mertalada Kulon ini.
"Saya berharap bisa bersinergi dan membantu adik-adik mahasiswa untuk melaksanakan program kedepan terutama tentang penerapan urban farming dengan pemanfaatan sampah anorganik, dan pengelolaan sampah organik jadi sumber ekonomi baru bagi desa, dan dimulai dengan adanya pengelolaan sampah yang lebih baik (terpisah antara sampah organik, anorganik, dan sampah berbahaya)," ucapnya. (Muhammad Zaidan Ahsan)
Baca Juga
-
4 Tips Jadi MC Kondang Profesional yang Bikin Klien Puas ala Agung Motiva
-
10 Kunci Sukses Menjadi Mahasiswa Berprestasi ala Muhammad Khawariz
-
Stop Inscure Melihat Orang Lain Sukses, Yuk Bersyukur!
-
4 Manfaat Mengenal Diri Sendiri, Bisa Merencanakan Masa Depan?
-
Kwarcab Kabupaten Bogor Gelar Inagurasi Pramuka Garuda
Artikel Terkait
-
Ajak Kaum Perempuan Aktif Turunkan Angka Stunting Lewat Taleus Bogor, Yantie Rachim: Target 10 Persen
-
PenangananStunting di Jabar Tetap Skala Prioritas
-
Edy Rahmayadi Nantikan Kontribusi Alumni IPB Bagi Sektor Pertanian
-
ATM Beras Diharapkan Turunkan Angka Stunting Kota Bandung
-
Baznas Bersama Kemenko PMK Distribusikan Paket Makanan Bergizi di Sumenep
News
-
Edukasi Peziarah, Mahasiswa KKN Arab Saudi Resik-Resik Jabal Khandamah
-
Konservasi Air Mendesak, Pakar Sebut Pemerintah Gagal Capai Target Iklim
-
Spektakuler! UPH Festival 2025 Bangkitkan Iman dan Karakter Mahasiswa Baru
-
Karnamereka Rilis Album Terbaru "Fortune", Sebuah Cerita tentang Harapan hingga Persahabatan
-
Merdeka Bukan Soal Berburu Diskon, Tapi Bebas dari Sampah dan Polusi
Terkini
-
Suara Kritis untuk Omnibus Law: Di Balik Janji Manis Ada Kemunduran Hijau
-
Ulasan Novel A Farewell To Arms: Kisah Tentang Perang, Cinta, dan Kesetiaan
-
Manakah Lore yang Lebih Kaya Antara Lord of the Mysteries dan One Piece?
-
Dari Hutan hingga Laut, Bagaimana Kekayaan Biodiversitas Bisa Jadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan?
-
Bagaimana Terobosan Ini Bisa Bikin Tenaga Surya Kini Jadi Energi Termurah?