Saat ini, hampir setiap negara di dunia terkena dampak wabah Covid-19. Covid-19 adalah virus mematikan yang menyebar sangat cepat. Untuk itu, negara-negara di dunia ramai-ramai menetapkan berbagai pedoman untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Salah satunya adalah Indonesia. Indonesia sendiri telah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Luas Wilayah (PSBB) yang berlaku di semua wilayah.K ebijakan-kebijakan tersebut telah membawa perubahan besar di sektor bisnis, kesehatan, dan pendidikan.
Teknologi dapat mendukung semua kebutuhan pendidikan dan pembelajaran. Ini sesuai dengan Tounder et al. (Selwyn, 2011), menyatakan bahwa lembaga teknologi digital merupakan sarana penunjang pembelajaran, pengaksesan informasi tentang sumber belajar, dan penunjang kegiatan pembelajaran maupun tugas-tugas terkait.
Dengan evolusi era teknologi, ada juga platform pembelajaran online yang bermanfaat seperti e-learning, Google Classroom, Moodle, dan Learning House, serta platform bergaya konferensi video seperti Google Meeting juga Zoom.
Integrasi penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah keputusan demokratis, menjembatani pengiriman cepat sumber daya e-learning, serta sedang berjuang untuk memecahkan penggunaan sumber belajar yang digunakan di ruang kelas.
Artinya, pembelajaran online, terlepas dari kompleksitas teknologi yang digunakan, tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka. Sebab, metode interaktif tatap muka tradisional masih jauh lebih efektif dari pada pembelajaran online. Selain itu, keterbatasan akses internet, perangkat keras dan perangkat lunak, serta pendanaan sering menjadi hambatan untuk memaksimalkan sumber daya e-learning.
E-learning membutuhkan peran pendidik untuk secara efektif mengevaluasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk selalu melengkapi aspek pembelajaran seperti pengetahuan, etika, keterampilan proses pembelajaran, kecerdasan, dan estetika. Sejak pindah ke e-learning, secara tidak langsung memengaruhi daya serap siswa. Hal ini sangat penting untuk memperhatikan komunikasi antara orang tua dan pendidik untuk mencapai kemandirian.
Berbagai manfaat yang diperoleh tentu saja menjadi hambatan yang dialami para pendidik dan siswa saat belajar online. Hambatan kondisi wilayah Indonesia yang beragam. Artinya, tidak semua wilayah dapat dijangkau oleh layanan Internet. Terkadang distribusi jaringan internet lambat. Juga, tingginya penggunaan internet dapat mempengaruhi kesehatan siswa.
Kendala lain yang teridentifikasi adalah kemampuan orang tua dalam menyediakan fasilitas pendidikan online, seperti penggunaan jaringan internet yang menelan biaya. Hal yang penting adalah melakukan pembelajaran online sesuai dengan istilah lokal. Penting menciptakan kemandirian dan keterampilan belajar siswa di tengah pandemi Covid-19
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ujian Nasional dan Tantangan Integritas Pendidikan Indonesia
-
Beda Pendidikan Luna Maya dan Maxime Bouttier: Ternyata Satu Sekolah, Kini Mantap Menikah?
-
40 Siswa Madrasah Ditetapkan Sebagai Duta Moderasi Beragama
-
Pendidikan Aviani Malik: Jurnalis TV Jadi Korban Catcalling saat Debat Pilkada, Respons Elegannya Dipuji
-
Dua Startup Lokal Pakai AI buat Inovasi Geospasial dan Perjalanan Antar Negara
Kolom
-
Ujian Nasional dan Tantangan Integritas Pendidikan Indonesia
-
Menggali Makna Mahasiswa 'Abadi': Antara Idealisme dan Keterlambatan Lulus
-
Nggak Perlu Inget Umur, Melakukan Hobi di Umur 30 Itu Nggak Dosa Kok!
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
-
Gibran dan Lapor Mas Wapres: Gagasan Empati atau Pencitraan?
Terkini
-
4 Look OOTD Kekinian ala Lee Seoyeon fromis_9, Gaya Makin Super Stylish!
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Sontek 4 Gaya Outfit Minimalis Lee Seung-woo yang Simple dan Fashionable!
-
Keluar dari IST Entertainment, The Boyz Resmi Gabung ke One Hundred Label