Sabtu (4/12/21), mungkin akan menjadi hari yang selalu di ingat oleh warga di sekitar Gunung Semeru, bahkan hari itu bisa saja menjadi hari yang selalu diingat oleh masyarakat Indonesia. Pada sore hari di hari tersebut, terjadi musibah Gunung Semeru dan banyak opini yang menyertai musibah tersebut, dari faktor penyebab apakah musibah Gunung Semeru ini karena erupsi atau guguran kubah lava, perdebatan mengenai Early Warning System, serta pemahaman penduduk terkait bencana alam.
Terlepas dari itu semua musibah Gunung Semeru adalah peristiwa yang kelam di penghujung tahun 2021, para pemangku kepentingan, tokoh masyarakat, bahkan semua elemen masyarakat harus bisa menjadi musibah ini menjadi bahan untuk berintrospeksi, membuat evaluasi, dan menyadari betapa pentingnya mitigasi bencana, mari belajar mitigasi bencana dari peristiwa musibah Gunung Semeru ini.
Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana. Mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun meningkatkan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, mitigasi bencana dapat juga diartikan sebagai meminimalisir risiko yang lebih besar dikarenakan bencana yang sulit dideteksi kemunculannya secara tepat, dengan mengerti mitigasi bencana seseorang dapat mencegah atau menghindari keberadaan bencana.
Berbagai kajian mengenai mitigasi bencana sangat penting dilakukan, bisa diawali dengan kajian resiko untuk mengetahui tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas suatu wilayah dalam menghadapi atau menerima bencana, kajian ini memerlukan perhatian kondisi fisik dan kondisi wilayah. Lantas, apa yang diperlukan terhadap mitigasi bencana?
Kerja sama semua pihak
Peristiwa musibah Gunung Semeru ini perlu evaluasi terkait mitigasi bencana oleh semua pihak, khususnya pihak yang terkait. Radius aman dari wilayah rawan bencana di Gunung Semeru harus dipatuhi, dan pihak-pihak terkait harus memberikan solusi. Banyak warga di sekitar Gunung Semeru bertempat tinggal di wilayah yang sebenarnya masuk dalam kawasan berbahaya untuk ditinggali.
Dalam hal tersebut, pemerintah seharusnya memberikan solusi dan edukasi yang maksimal kepada warga atau masyarakat agar mau mematuhi radius aman yang boleh ditinggali. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan keamanan itu sendiri. Selain itu, diperlukan juga kerja sama oleh masyarakat agar legowo atau mau jika akan direlokasi ke tempat tinggal lebih aman. Tindakan ini adalah bentuk dari menjalankan mitigasi bencana, agar bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi bisa diminimalisir risikonya.
Peran Tokoh Masyarakat
Tidak bisa dimungkiri peran dan pengaruh tokoh masyarakat sangat besar, khususnya dalam lingkungan sosial yang masih menjalanakan aturan-aturan tertentu. Tokoh masyarakat bisa diajak berperan untuk mengedukasi masyarakat atau warga terkait mitigasi bencana, dengan edukasi-edukasi yang disampaikan oleh tokoh masyarakat diharapkan masyarakat akan semakin mudah memahami mitigasi bencana dan mau menjalankan mitigasi bencana sesuai aturan yang berlaku.
Masyarakat akan semakin mengerti serta memahami terkait mitigasi bencana. Melalui tokoh masyarakat yang ikut berperan aktif dalam memberikan informasi terkait mitigasi bencana, baik melalui sosialisasi ataupun acara-acara yang ada di sekitar masyarakat, maka penyampaian pemahaman terkait mitigasi bencana akan semakin mudah diterima oleh masyarakat.
Pelajaran dari Gunung Semeru
Dari musibah Gunung Semeru ini dapat diambil pelajaran bahwa bencana bisa datang sewaktu-waktu, secara cepat, dan tiba-tiba, maka dari itu pemahaman terkait mitigasi bencana sangatlah penting. Masyarakat akan mengerti dan paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Melalui edukasi mitigasi bencana, masyarakat akan paham bagaimana menghadapi bencana dan apa yang harus dilakukan. Dengan begitu, maka risiko atau dampak dari bencana dapat ditekan, risiko bencana akan semakin dapat diminimalisir, kerugian harta benda bisa dihindari atau mungkin dikurangi, dan tentunya menghindari timbulnya korban jiwa.
Itulah beberapa hal yang bisa dipelajari dari mitigasi bencana, terutama pada tragedi Gunung Semeru. Semoga pemerintah daerah serta semua elemen masyarakat semakin sadar akan pentingnya mempelajari dan mengetahui mitigasi bencana, agar meminimalisir berbagai dampak buruk bencana.
Tag
Baca Juga
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Seminar Pencegahan Stunting
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berpartisipasi di MJE 2023
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Peringatan World Prematurity Day 2023
-
Ini 7 Tips Membersihkan Sistem Komputer agar Mendapatkan Performa Optimal
-
Hindari! 5 Dampak Negatif Membiarkan Mobil Sering Parkir Terjemur Matahari
Artikel Terkait
-
Pergerakan Tanah Meluas di Kadupandak Cianjur, 63 Rumah Rusak, Ratusan Warga Mengungsi
-
Badai Bert Lumpuhkan Irlandia dan Inggris: Ribuan Rumah Tanpa Listrik, Transportasi Lumpuh
-
Cara Happy Hearts Indonesia Bantu 90.000 Anak di Indonesia: Bangun Lebih dari 300 Sekolah Terdampak Bencana
-
Gaza Hadapi Bencana Musim Dingin, PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Memburuk
-
Viral Dinsos Bogor 'Berlibur' ke Bali, Tinggalkan Warga Hadapi Bencana Alam?
Kolom
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
Kenali Pengaruh Marketing Automation Terhadap Peningkatan Efisiensi Bisnis
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
Terkini
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam