Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Iqbal Fauzy
Ilustrasi menikah. [Pixabay]

Hidup pada era milenial dan modern seperti saat ini tak terlepas dari banyaknya problematika yang kita hadapi. Perkembangan zaman menuntut kita juga untuk berubah dari sisi mental dan pola pikir. Salah satu problem yang mungkin menghantui beberapa orang pada era modern ini yaitu apakah mereka menikah atau bekerja untuk mendapatkan karir dulu.

Tidak dipungkiri bahwa bekerja pada zaman ini menuntut kita untuk totalitas dan ekstra kerja keras apabila ingin sukses dan mendapatkan karir bagus. Hal inilah yang kemudian menjadi dilema bagi pasangan-pasangan muda di era milenial ini. Bukan berarti kedua hal itu tidak bisa dilakukan bersamaan, hanya saja sebagai manusia kadang kita memikirkan suatu risiko dalam sebuah keputusan, sehingga segala sesuatu yang menjadi pilihan haruslah dipikir secara bijak.

Apabila kita menikah dulu tentunya kita bisa saja menjadi pasangan muda yang bahagia, harmonis dan terlepas dari hal-hal kurang baik sebelum menikah, namun setelah menikah tentunya segala sesuatunya tak bisa kita putuskan sendiri, begitupun dalam pekerjaan kita. Kita ingin bekerja dan membahagiakan keluarga terutama istri dan anak, namun sekali lagi kita tak bisa memilih sesuatu atas kemauan sendiri, misalkan memilih kerja penuh waktu yang mana berdampak pada kurangnya waktu untuk istri dan anak, atau kita memilih pekerjaan yang jauh dari rumah sehingga berbulan-bulan tak bisa pulang.

Tentunya hal itu berbeda apabila kita belum menikah, segala sesuatunya dapat kita putuskan sendiri. Namun sebenarnya jawaban dari dilema ini ada pada diri kita sendiri, kitalah yang menentukan kemana arah langkah kita hari ini dan esok. Keyakinan, kenyamanan, dan kebahagiaan, haruslah menjadi dasar dari pilihan kita apakah menikah dulu atau berkarir dulu. Apabila kita sudah memutuskan sesuatu berdasarkan ketiga hal itu maka jalan yang kita ambil akan kita lewati dengan tenang tanpa keraguan. hal yang penting adalah, memastikan bahwa pasangan kita dapat menerima kita apa adanya, dari pribadi hingga pekerjaan kita, sehingga ia dapat mendukung keputusan-keputusan kita dalam pekerjaan ataupun hal lainnya di kemudian hari. Semoga kita dapat membuat pilihan terbaik untuk diri kita pada hidup yang cuma sekali ini, baik untuk yang menikah dulu, atau yang berkarir dulu.

Iqbal Fauzy