Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Monica Rini
Ilustrasi Menulis Artikel (freepik)

Mungkin banyak di antara kita yang mendadak bingung ketika ditanyakan mengenai kegemaran atau hobi, termasuk saya. Ketika mendapat pertanyaan tersebut, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyebutkan apa yang menjadi hobi saya. Jika tidur dan melamun termasuk dalam kategori hobi, mungkin saya tidak akan bingung lagi. Selain pertanyaan tentang hobi, yang membuat saya bingung adalah pertanyaan tentang bakat yang dimiliki. Saya percaya bahwa setiap orang itu unik dan dikaruniai bakat, tetapi yang membedakan hanya bagaimana orang tersebut mengenali dirinya, menggali potensi, dan mau mengembangkannya atau tidak. 

Sejak masih di bangku sekolah dasar, saya senang menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Kadang membaca buku sambil menunggu dijemput dan jika buku itu menarik, maka saya akan meminjamnya untuk dibaca kembali di rumah. Dari kegemaran membaca tersebut, saya pun tertarik untuk menuangkan ide yang saya miliki dalam bentuk tulisan. Muncul keinginan dalam diri saya untuk menulis dan menghasilkan karya.

Saat masih di sekolah dasar, saya pun tertantang untuk mengikuti lomba menulis. Saya masih mengingat dengan jelas cerpen pertama yang saya buat dengan tulisan tangan yang masih agak berantakan khas anak-anak. Saat itu saya sangat bersemangat dan meminta ibu untuk segera mengirimkan cerpen pertama saya melalui pos. Antusias dan bersemangat sekali, kan? 

Sejak saat itu, saya merasa bahwa menulis merupakan salah satu hal yang menyenangkan bagi saya, tapi sepertinya belum bisa dikategorikan sebagai hobi dan bakat. Konsistensi saya dalam menulis masih sering terbit dan tenggelam. Namun, saya sadar bahwa menulis membawa manfaat yang besar bagi diri saya. Hal ini saya rasakan ketika saya mulai membiasakan menulis gratitude journal. Selain mengasah kemampuan menulis, gratitude journal  juga menjadi bahan refleksi bagi saya. 

Tidak berhenti pada gratitude journal, saya memiliki keinginan agar karya yang telah saya buat bisa dibaca atau sekadar dinikmati orang lain, serta memberi manfaat. Akhirnya pada awal tahun 2022, saya menemukan platform menulis, yaitu Yoursay. Tentunya saya gembira bukan kepalang, karena tepat di malam pergantian tahun saya menuliskan salah satu resolusi yang kira-kira bunyinya seperti ini “Produktif menulis dan tulisan bisa dimuat di media.”

Saat menemukan platform Yoursay, saya segera mengikuti langkah-langkah untuk menjadi member, membaca setiap ketentuan tulisan, gambar, dan hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan sebelum submit. Akhirnya, saya mulai menulis dan mengirimkannya melalui platform ini. 

Prosesnya tidak sulit, jika mengikuti dengan cermat ketentuan yang ada. Momen yang paling menyenangkan adalah ketika artikel yang saya kirim berhasil lolos kurasi dan dipublikasikan di website Yoursay. Momen tersebut memacu semangat saya untuk terus produktif dan kreatif dalam menghasilkan karya. Sejak saat itu, saya berusaha meluangkan waktu untuk menulis dan mengirimkannya ke Yoursay. Reward yang diberikan Yoursay dari hasil menulis setiap artikel berupa poin juga ampuh membuat saya semangat untuk melanjutkan tulisan saya. 

Menariknya, Yoursay juga sering mengadakan event-event yang bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kemampuan menulis, salah satunya melalui kompetisi menulis yang sering diselenggarakan. Tentu jika dimanfatkan dengan baik bisa menjadi sarana untuk mengembangkan diri dan menambah pengalaman, kan? Harapan saya untuk kedepannya adalah platform ini dapat terus berkembang dan menjadi sarana untuk belajar, memperkaya pengetahuan, dan melatih kemampuan menulis, serta terus memberi arti dan manfaat bagi sesama. Bagi para member Yoursay semoga senantiasa menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas serta tetap produktif dan kreatif dalam menulis. 

Monica Rini