Pernahkah kalian mendengar kata 'stereotip'? Mungkin bagi sebagian besar orang, kata stereotip cukup asing didengar. Akan tetapi, tanpa kita sadari, stereotip cukup dekat dengan kehidupan kita.
Sebelum mengenal lebih dalam terhadap stereotip, ada baiknya kita mengetahui apa definisi dari stereotip.
Dikutip dari Wikipedia, stereotip adalah penilaian yang dilayangkan terhadap seseorang hanya menurut persepsi atau pandangan terhadap di mana orang itu dikelompokkan.
Dalam artikel berjudul Stereotipe, Prasangka dan Resistensinya (Studi Kasus pada Etnis Madura dan Tionghoa di Indonesia) yang ditulis oleh Murdianto,seorang Dosen Tetap Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri Ponorogo, Sindhunata (2000) mencatat ada cukup banyak stereotip yang berkembang di Indonesia terhadap etnik Madura dari sumber kolonial yang dilekatnya. Orang Madura dianggap cenderung kasar, mudah melemparkan senjatanya saat sedang konflik dengan pihak lain, bahkan tidak memiliki tata krama dalam berkomunikasi.
Taufiqurrahman (2006) juga mengakui hal serupa, bahwa orang Madura memang dilekati oleh sifat-sifat buruk seperti apa yang disampaikan oleh Sindhunata.
Stereotip-stereotip lain yang kerap kita dengar juga di kehidupan sehari-hari seperti persepsi mengenai orang Cina yang pekerja keras dan pelit, perempuan itu lemah, dan lain sebagainya. Padahal, semua ini hanya berdasarkan penilaian semata, tanpa mengingat bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda terlepas dari suku yang sama.
Tanpa kita sadari, stereotip-stereotip itu membawa dampak buruk bagi orang yang dinilai. Salah satunya, mereka menjadi kehilangan kesempatan untuk berkembang lebih baik dari dirinya sendiri.
Misalkan stereotip tentang perempuan itu lemah. Dengan adanya stereotip seperti itu bisa saja membuat para perempuan merasa tidak percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya.
Selain itu, stereotip juga dapat membuat seseorang menjadi menutup diri dari pergaulan dengan alasan untuk menjauhi persepsi buruk tentang diri mereka.
Memang, tidak semua stereotip tergolong negatif. Akan tetapi, tetap saja, hal bernama stereotip dapat menyebabkan efek samping yang bisa saja tidak kita ketahui.
Oleh karena itu, seharusnya kita dapat menahan pikiran kita untuk tidak sembarang menyatakan persepsi atas orang lain, sebelum kita benar-benar mengetahui siapa dan bagaimana orang tersebut.
Baca Juga
-
4 Hal yang Bikin Si Doi Ilfeel Banget sama Kamu, Yuk Hindari!
-
5 Ciri yang Menunjukkan Seseorang Memiliki Kepribadian Omega, Kamu Termasuk?
-
Pasangan Tidak Peka? Ini 4 Cara untuk Menghadapinya!
-
4 Gejala Batu Amandel, Salah Satunya Bau Mulut
-
5 Hal Penting tentang Ablutophobia, dari Definisi hingga Treatment
Artikel Terkait
Kolom
-
Antara Keringat dan Ketakutan: Saat Catcalling Membayangi Langkah Perempuan
-
Anggaran Perpustakaan dan Literasi Menyusut: Ketika Buku Bukan Lagi Prioritas
-
Detak di Pergelangan! Bagaimana Smartwatch Merawat Jiwa Kita?
-
Citra Gender dalam Makanan: Dekonstruksi Stereotip antara Seblak dan Kopi
-
Dari Layar Lebar ke Layar Kecil! Transformasi Hiburan di Era Streaming
Terkini
-
ENHYPEN Melawan Hasrat Terpendam di Lagu 'Bad Desire (With or Without You)'
-
Rilis Akhir 2025, Xiaomi 16 Menjadi Ponsel Pertama Pakai Chipset Snapdragon 8 Elite 2
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Rayakan Debut 2 Dekade, Super Junior Siap Comeback Lengkap Bareng Heechul!
-
Rumah Makan Ekrik, Ayam Panas Sederhana yang Menyihir Lidah Warga Jambi