
Jika kamu mahasiswa komunikasi, mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Social Penetration Theory atau yang biasa disebut dengan Teori Kulit Bawang. Altman dan Taylor (1973) mengemukakan bahwa dalam teori ini ketika kita berhubungan atau berkomunikasi dengan seseorang tidak bisa langsung dekat akan tetapi melalui beberapa tahapan yang harus kita tempuh untuk mengubah suatu hubungan. Seperti kulit bawang yang terdiri dari beberapa lapisan.
Adapun tahapan-tahapan komunikasi dalam Social Penetration Theory adalah sebagai berikut :
1. Tahap Orientasi (Perkenalan)
Pada tahapan yang pertama ini biasanya terjadi ketika kita baru bertemu dengan seseorang yang sebelumnya kita tidak mengenalnya, seperti contoh ketika bertemu teman sesama mahasiswa baru pada saat ospek universitas, atau saat berkomunikasi dengan orang lain di tempat umum seperti di kereta atau bis. Dalam kondisi seperti ini topik yang kita bahas bersama lawan komunikasi kita ialah topik-topik yang ringan dan umum. Seperti menanyakan nama, asal kota, pekerjaan, akun sosial media dan lainnya.
2. Tahap Pertukaran Afektif Eksploratif
Tahap selanjutnya setelah orientasi yaitu tahap pertukaran afektif eksploratif. Pada tahapan ini seseorang akan berkomunikasi dan berbagi tentang informasi yang disukai seperti hobi, makanan, film, lagu yang disukainya. Di tahapan ini seseorang mulai membuka dirinya untuk menerima lawan bicaranya lebih lanjut.
3. Tahap Pertukaran Afektif
Tahap yang ketiga ialah tahap pertukaran afektif, di tahap ini seseorang mulai membicarakan hal -hal yang lebih bersifat pribadi, yaitu seperti pengalaman pribadi yang tidak semua orang mengetahuinya. Biasanya orang yang sudah di tahap ini ialah seperti sahabat karib.
4. Tahap Pertukaran Stabil
Tahap tingkat akhir yaitu pertukaran stabil, tahap ini ialah inti dari bawang yang sudah dikupas, sudah saling mengenal dengan lawan bicaranya dan informasi yang dibagikan sudah sangat intimate serta nilai atau prinsip yang dijalani, cara pandang dikenal sangat dekat. Apabila terdapat suatu permasalahan maka dapat memprediksi respons.
Komunikasi tak lepas dalam keseharian kita, dengan apapun atau siapa pun kita dapat berkomunikasi, maka sudah seharusnya kita untuk menjaga kualitas hubungan melalui komunikasi yang memiliki berbagai tahapan, semoga kita dapat mengaplikasikannya.
Artikel Terkait
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Tim Komunikasi Prabowo: Justru Mendelegitimasi Presiden
-
Viral Polisi Suruh Pendemo Tolak UU TNI Cap Jari dan Foto, Publik Murka: Mereka Penjahat?
-
Demo Tolak UU TNI, Mahasiswi Ini Skakmat Annisa Mahesa: Diskusi Baik-baik Mau Didengar?
-
Hasan Nasbi Suruh Jurnalis Tempo Masak Kepala Babi, Ustaz Felix Siauw: Gak Ada Adab!
-
Pendaftaran UTBK Ditutup, Peserta Diminta Cek Kembali Lokasi Ujian dan Syarat Pembayaran
Kolom
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial