Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Yusup Restu Permana
Ilustrasi Media Sosial (Pexels.com/Tracy Le Blanc)

Siapa sih anak muda yang tidak kenal atau tidak menggunakan media sosial saat ini? Entah itu sebagai konten kreator atau sekadar menjadi konsumen media sosial saja. Tanpa kita sadari dari banyaknya informasi yang kita terima dari media sosial setiap saatnya, tak jarang itu membuat diri kita membandingkan dengan orang-orang di media sosial yang jauh di luar sana.

Melihat kehidupan mereka yang jauh lebih baik, pencapaian-pencapaian sukses yang membanggangkan, hubungan dalam kehidupan yang menjadi goals orang banyak. Rasanya seperti kita saja yang paling menderita, hidup biasa-biasa saja, melebur dengan berbagai kegalalan.

Tentu selain media sosial memiliki fungsi sebagai hiburan, edukasi, serta informasi, media sosial pun memiliki efek terhadap kualitas kehidupan kita, jika tidak pandai mengaturnya.

Pernahkah kalian membandingkan diri kalian dengan orang-orang yang ada di media sosial dan merasa hidup mereka lebih nyaman dan bahagia dibandingkan kalian? Tentunya setiap orang itu memiliki jalan dan pencapaiannya masing-masing yang tak dapat disamaratakan karena kita memiliki garis awal dan akhir yang berbeda-beda.

Hadirnya media sosial yang memperlihatkan sebagian keseharian orang yang kita follow atau ikuti, membuat diri kita terkadang tak menikmati, bahkan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini karena tertutup dengan apa-apa yang mereka tampakkan di media sosial.

Pasalnya, seseorang di media sosial itu bisa jadi apa saja dan siapa saja, tak sepenuhnya diri mereka seratus persen. Selain itu, mungkin saja ada perjuangan atau usaha yang mereka tidak perlihatkan di media sosial hanya hasil akhirnya saja.

Bahagia memiliki arti dan pemaknaan yang berbeda-beda pada setiap individu serta cara untuk mendapatkannya. Mungkin salah satu cara untuk mendapatkannya ialah dengan melakukan puasa media sosial. Karena dengan melakukan hal tersebut kita jadi terhindar sikap untuk membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain. 

Apalagi jika kita mengawali pagi kita setelah bangun tidur dengan langsung membuka media sosial dan melihat kehidupan orang lain di media sosial tersebut, maka kita lebih fokus terhadap pencapaian-pencapaian orang lain.

Kita menjadi kurang perhatian pada diri kita sendiri. Dengan puasa media sosial tersebut setidaknya dapat membantu kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang ada pada diri kita serta lebih mengenal dan mencintai diri sendiri.

Yusup Restu Permana