Pemilu 2024 mendatang akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024. Hal tersebut sebagai hari yang begitu dinantikan buat masyarakat untuk memilih pemimpin yang terbaik dan tepat untuk bangsa dan negara Indonesia.
Untuk menyukseskan pemilu 2024 mendatang, tentu diharapkan masyarakat juga berperan terutama mahasiswa sebagai tonggak kemajuan negara di hari mendatang.
Mahasiswa harus turut andil dalam setiap rangkaian tahapan pemilu yang sudah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mahasiswa harus bisa bergerak layaknya KPU maupun Bawaslu demi suksesnya pemilu.
Mengawasi pemilu
Hal pertama yang dapat dilakukan mahasiswa adalah mengawasi pemilu. Harus diingat bahwa tugas pengawasan pemilu bukan hanya dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) tetapi juga peran serta mahasiswa sangat dibutuhkan.
Mahasiswa dikenal dengan berpikir kritis. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan sumbangsih, bagaimana pengawasan yang baik agar pemilu berjalan jujur dan adil.
Mahasiswa tentu punya ide kreatif yang sangat dibutuhkan oleh penyelenggara pemilu. Oleh sebab itu, butuh peran serta mahasiswa dalam kesuksesan pemilu melalui pengawasan partisipatif.
Kalau hanya mengharapkan kerja-kerja KPU dan Bawaslu, tentu hal tersebut tidak efektif karena kita ketahui bahwa Indonesia begitu luas dan jumlah penduduk yang banyak. Tentu saja tidak cukup hanya mengharapkan sumber daya manusia yang ada di KPU dan Bawaslu karena cukup terbatas
Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa harus ikut serta. Mahasiswa bisa menyampaikan cara-cara efektif dalam pengawasan pemilu. Tindakan apa saja yang bisa dilakukan agar masyarakat paham bahwa pemilu harus berjalan adil.
Atau, bisa berupa edukasi di masyarakat bahwa sudah saatnya bangsa Indonesia mendapatkan pemimpin yang tepat melalui pemilu 2024. Masyarakat bisa diedukasi agar tidak salah memilih pemimpin karena nasib bangsa dan negara ada di tangan pemimpin di tahun 2024 mendatang.
Hal-hal positif tersebut dapat dijadikan cara oleh mahasiswa dalam mengefektifkan pengawasan pemilu. Sekaligus, bisa disampaikan di masyarakat bahwa politik uang dan kampanye hitam harus dilawan dan tak bisa dibiarkan berkembang.
Masyarakat harus menyadari bahwa politik uang dan kampanye hitam yang merusak demokrasi dalam pemilu nanti. Dengan demikian, pemilu bisa berjalan efektif sehingga cita-cita bangsa untuk sejahtera dapat tercipta.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sempat Temui Surya Paloh, Mengapa 34 DPW NasDem Enggan Usulkan Prabowo Jadi Capres?
-
Rekrutmen Anggota Pengawas Pemilu 2024 Dibuka, Bawaslu DIY Ingatkan Hal Ini Untuk Calon Pendaftar
-
Hadiri Konsolidasi di Sekolah Partai PDIP, Ganjar: Semua Harus Siap Mendukung Partai Hadapi Pemilu 2024
-
Resmi Luncurkan Tahapan Pemilu 2024, Pengamat: Publik Menaruh Harapan Penuh pada KPU
-
Para Menteri Diharapkan Tidak Terpengaruh Dinamika Politik Jelang Pemilu 2024
Kolom
-
Pancasila di Ujung Jari: Refleksi Hari Lahir 1 Juni di Era Digital
-
PHK Tanpa Akhir, Buah dari Transformasi Zaman?
-
Program 3 Juta Rumah: Solusi atau Beban Baru Rp14,4 Triliun per Tahun?
-
Menimbang Peran Artificial Intelligence dalam Kontestasi Pemilu Masa Depan
-
Penerapan Pancasila: Menjawab Tantangan Bangsa di Tengah Era Digital
Terkini
-
5 Anime Isekai Terbalik Wajib Ditonton, Terbaru Nihon e Youkoso Elf-san
-
Review Film 100 Yards: Konflik Dua Murid, dan Seratus Yard Kehormatan
-
5 Karakter Terkuat One Piece yang Tidak Pernah Terlihat Bertarung, Siapa?
-
AFF Cup U-23: Bisa Jadi Ajang Pemanasan Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Asia U-23
-
GEF SGP Gandeng Universitas Ghent untuk Bangun Indonesia Berkelanjutan