Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fascal Muhamad Akbari
Serorang seniman pelukis Inspirasi dari masalah dunia politik. (Dok. Pribadi/ Fascal Muhamad Akbari)

Tidak banyak yang mempertahankan di dunia seni sebagai guratan jalan hidupnya. Apa lagi juga menjadi pekerjaan utama ini. Namun ini berbeda dengan Denny Aryanto yang lahir di Blora, jawa tengah 17 Januari 1977.

Setelah tahun 1995 Tamat STM, Denny mencoba bekerja diperusahaan BUMN juga tidak nyaman, pindah pekerjaan di sekolah SMK negeri juga tidak nyaman, jadi orang tua nya bingung mau kerja di mana. Sebenarnya keluarga nya memiliki latar belakang dengan pendidikan, namun orang tuanya tak pernah paksa kepada anak anaknya untuk mengikuti jejaknya.

Saat itu didoakan ibu, Denny di berikan anugrah di bidang seni diberikan izin untuk terjun ke dunia seni. Ketika senang melukis sejak ia duduk dibangku sekolah dasar di waktu dulu, dan sampai sekarang denny berkarya melukis hingga punya studio dan isinya hasil lukisannya semua.

Hasil karya Denny di awal karirnya ada 1 atau 2 lukisan, lukisan tersebut pernah di beli oleh Walikota Mojokerto dan juga orang Jepang ingin dilukis dengan menggunakan tekstur warna hitam putih. Beliau pernah membuka sanggar melukis, dan sulit juga untuk memgajak anak anak kecil dalam keadaan bahaya awal Covid-19 datang di Indonesia 

Pada tanggal 1 Januari 2022 kemarin di SDN Purwotengah Jl. Taman siswa No. 16, Kec Kranggan, Kota Mojokerto mengadakan sebuah acara yang bertemakan Bulan Bung Karno, di acara ini ada juga pameran lukisan, Denny sedang melakukan persiapan untuk melukis.

Lukisan yang akan dilukis ini mengandung aliran  ekspresionisme terhadap Bung Karno dengan pohon sukun yang merenung nilai-nilai dasar Pancasila. Dalam teknik melukis ia menggunakan teknik sangat unik yaitu teknik Bloboran,  disini melukis nya seperti asal asal tetapi hasilnya juga  sangat bagus masih berbentuk pohon sukun, dan disaat Denny melukis saya bertanya terhadap lukisan yang dibuat untuk pelukis dibyo “Pak Denny itu menggunakan teknik apa pak", ternyata Denny menggunakan Teknik tenaga prana yang sangat unik ia melukis di kanvas berukuran besar. Di gambaran pohon sukun ini menggambarkan terdapat unsur unsur ekspresionis.

Kemudian dalam karya Denny, ”Menyisir Sampah Peradapan”. Inspirasi tersebut diambil dari masalah politik yang menimbulkan kerugian. Seperti pemerintahan yang korup, penyalahgunaan kekuasaan, dan berbagai masalah politik lainnya. 

Beliau menyumbangkan salah satu lukisannya. Yaitu lukisan dengan gaya abstrak. Abstrak sendiri dalam dunia seni ialah lukisan yang tidak berpola, random, tidak memiliki wujud yang jelas. Tetapi mempunyai ide atau gagasan sendiri dalam proses pembuatannya. Lukisan tersebut menggunakan berbagai macam campuran cat atau mixed, antara cat acrylic dan cat minyak dengan sedikit warna dari pastel atau crayon.

Dalam pembuatan lukisan tersebut, banyak tone warna gelap dan sedikit warna terang. Teknik yang digunakan dalam lukisan tersebut ialah memakai pisau palet dan memainkan goresan warna serta ada teknik pointilis. Pointilis merupakan teknik menggambar dengan memanfaatkan bentuk titik yang disusun sehingga menghasilkan bentuk gambar.

Tekstur lukisan tersebut cenderung kasar karena ada beberapa cat yang timbul karena teknik pointilis. Tidak hanya itu, ada keunikan lain dari lukisan tersebut yaitu menggunakan sisir rambut sebagai salah satu media melukis. Membuat bertanya-tanya apa makna dari lukisan tersebut.

Lukisan tersebut memiliki makna, “ada orang yg menggunakan politik identitas e mas, dikemas berbagai macem, berkamuflase, kangge menyudutkan bhineka, pancasila, itu istilah e dibersikan. Jadi menyisir sampah perdapan itu merupakan bencana istilahe” kata Denny Ar selaku pencipta lukisan tersebut. Kemudian, ada juga yang memaknai lain dari lukisan tersebut, “aku loh ndelok lukisan iki kayak tumpukan kaleng cat” kata Fascal.

Dengan adanya masalah politik, dapat digunakan sebagai inspirasi dalam membuat karya seni sekaligus digunakan sebagai kritik ke pemerintahan yang bobrok dalam menjalankan tugas dan memanfaatkan jabatan.

Peliput :

Fascal Muhamad Akbari

Bagas Maajid Prikusuma Wardani

Fascal Muhamad Akbari

Baca Juga