Apakah kamu sering mendengar orang yang terus mengeluhkan masalah-masalah di masa lalu? Mungkin kamu mempunyai teman atau kerabat yang seringkali mengungkapkan penyesalannya tentang hal atau kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Walaupun instrospeksi memang perlu, namun penyesalan yang terus dipertahankan tentu tak berimbas baik kepada diri sendiri dan orang lain.
Begitu juga dengan orang yang selalu diliputi kekhawatiran tentang masa depan. Isi kepalanya dipenuhi oleh skenario-skenario buruk tentang banyak kisah yang menurutnya bisa terjadi di kemudian hari. Padahal masa depan adalah sesuatu yang bersifat misteri dan tidak diketahui kepastiannya. Bahkan semua prediksi dan perencanaan paling detail sekali pun bisa saja tak terlaksana oleh faktor-faktor yang tak diperhitungkan sebelumnya.
Dua kebiasaan di atas sama-sama tidak baik untuk kehidupan seseorang dan lingkungannya. Sebab kedua sikap tersebut membuat orang tak menjalani kehidupan saat sekarang dengan sepenuhnya. Padahal waktu terus berjalan dan tak ada yang bisa mengembalikan waktu yang terbuang. Lalu di masa depan, akan terjadi lagi penyesalan atas waktu sekarang yang kurang dimanfaatkan. Jika siklus ini terus berulang, maka dapat dikatakan tak ada waktu yang benr-benar dijalani apalagi dinikmati.
Walau semua orang tahu waktu adalah hal yang tak bisa kembali, namun masih cukup banyak dari kita yang tak mengisinya dengan hal-hal berguna. Kita masih sering meremehkan setiap detik yang berjalan seolah itu tak masuk hitungan.
Masa lalu yang bagus dan sudah lewat tetap dapat dikenang sebagai memori indah yang layak diceritakan kepada anak cucu. Masa-masa itu akan membuat kamu tersenyum tentunya saat mengingatnya.
Sedangkan masa lalu yang kurang baik, cukuplah dijadikan sebagai pelajaran untuk lebih berhati-hati di masa depan. Cukup ambil hikmahnya dan jangan sampai terulang kembali.
Lalu bagaimana dengan masa depan? Tentu saja baik jika masa depan direncanakan, namun bukan berarti terus menerus membiarkan diri dalam posisi cemas akan berbagai kegagalan.
Silakan membuat rencana dan berbagai program pribadi untuk dijalani dengan sepenuh hati. Jalani dan nikmati, relakan jika belum berhasil dan jalankan upaya mengatasinya. Namun jangan menghabiskan waktu untuk selalu khawatir sehingga lupa akan keberadaan waktu sekarang.
Baca Juga
-
3 Kesalahan saat Mengenakan Pakaian Baru di Tempat Kerja
-
3 Kebiasaan Buruk yang Membuat Meja Kerja Kamu Sering Berantakan
-
5 Tips Mengubah Hobi Membuat Buket Bunga Jadi Uang, Berani Coba?
-
3 Ide Hadiah untuk Seorang Backpacker, Pilih yang Praktis!
-
3 Macam Celebrity Worship, Jangan sampai Kebablasan Memuja!
Artikel Terkait
-
Ilmuwan Temukan Bukti 'Garis Pantai Samudra' di Mars, Indikasi Kehidupan di Planet Merah
-
Belajar Berani Untuk Tidak Disukai Melalui Buku The Courage to be Dislike
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Menyembuhkan Luka Masa Lalu Melalui Buku Seni Berdamai dengan Masa Lalu
Kolom
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
-
Harap Bijak! Stop Menormalisasi Fenomena Pemerasan di Balik Mental Gratisan
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
Terkini
-
Belajar Pentingnya Memahami Perbedaan dan Keragaman Melalui Film Elemental
-
Lezatnya Olahan Menu di Skuydieat, Cabe Ijonya Menggugah Selera
-
Bandai Namco Diguncang Isu: Pembatalan Proyek Besar dan Krisis Internal
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
-
Sheila On 7 Siap Mengguncang Jakarta Desember 2024, Ini Harga Tiketnya