Pemberian ASI sangatlah penting bagi bayi khususnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Selain sebagai makanan pertama bayi, ASI juga mengandung banyak manfaat untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh agar bayi tidak mudah sakit. Tetapi, banyak ibu yang memutuskan untuk beralih ke susu formula karena satu dan lain hal.
Lantas, apakah benar susu formula lebih baik dari ASI?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sangat dianjurkan untuk ibu memberikan ASI kepada bayi khususnya selama 6 bulan pasca bayi itu lahir. WHO juga mengatakan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif lebih berisiko terserang diare.
Normalnya, ibu akan memberikan ASI kepada anak sampai anak berusia 2 tahun. Tentunya dibantu dengan MPASI setelah bayi menginjak usia 7 bulan.
Pemberian susu formula itu sendiri diberikan bagi bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI secara eksklusif karena alasan medis, efisiensi waktu atau karena faktor lain. Susu formula yang beredar di pasaran tentunya sudah disesuaikan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan tingkatan usia bayi. Dengan penambahan vitamin, protein dan kandungan gizi yang lain, susu formula diklaim dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bayi sehingga pertumbuhan bayi bisa sangat optimal.
Banyaknya varian yang ditawarkan dan iklan yang sangat masif mengenai susu formula membuat ibu lebih memilih mengganti ASI dengan susu formula.
Disisi lain, banyak studi mengatakan bahwa bayi yang mendapatkan ASI yang cukup memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap infeksi, penyakit kronis (seperti diabetes dan kanker) dan tahan terhadap alergi dibandingkan bayi dengan susu formula.
Ini tentunya menjadi angin segar bagi para ibu mengingat ASI bisa didapatkan secara gratis dan memiliki manfaat yang lebih banyak dari susu formula.
Jadi, dengan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan sebenarnya sudah cukup tanpa harus diberikan makanan dan minuman lain selain ASI. Kemudian ketika bayi menginjak usia 6 bulan akhir, bayi bisa diberikan MPASI dengan mulai memberikan makanan semi liquid untuk mencegah bayi tersendak.
Jadi parents, usahakan untuk memberikan ASI saja kepada bayi hingga bayi berusia 2 tahun khususnya di 6 bulan awal pasca melahirkan. Tetapi, jika harus memberikan susu formula, alangkah baiknya parents mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter anak untuk menghindari reaksi alergi bayi terhadap susu formula yang tidak cocok bagi si bayi.
Prasda Fakih Arafat
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIMA
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Mencium Bayi Baru Lahir Bisa Picu Infeksi Berbahaya? Ini Penjelasannya
-
Bahaya Penyakit Jantung Bawaan dari Lahir, Ini Tanda-tandanya
-
Puluhan Staf Rumah Sakit Terseret dalam Kasus Penipuan Jaminan Sosial yang Merenggut Nyawa Bayi di Turki
-
Bahaya Makeup Bagi Ibu Hamil dan Menyusui, Studi Ini Ungkap Risikonya
-
Penyebab Dan Gejala Cacar Air yang Kerap Menjangkiti Anak-anak Dan Dewasa Belum Tervaksin
Kolom
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat