Untuk beberapa orang, mereka harus berkarya agar bisa memenuhi kebutuhannya. Berkarya tidak hanya menghasilkan berapa banyak, tetapi juga kualitas yang layak.
Contohnya adalah para pembuat film, mereka harus menghasilkan film yang berkualitas agar bisa laku dipasaran dan bisa mendunia untuk menghibur banyak orang. Selain itu juga ada penulis buku novel ataupun fiksi, mereka harus menciptakan cerita yang menarik agar bisa diterima banyak orang. Juga ada para developer yang menciptakan software untuk kegunaan masyarakat sehari-hari.
Tetapi, ada saja orang-orang tidak bertanggungjawab yang menyalahgunakan karya-karya tersebut dengan cara membajaknya untuk keuntungan mereka pribadi. Padahal, karena adanya pembajakan, para pembuat karya tersebut mengalami kerugian.
Lantas, mengapa bajakan itu merugikan?
1. Tidak Menghargai Jerih Payah Kreator
Menciptakan karya berawal dari ide dan dikembangkan menjadi sebuah wujud yang nyata. Contohnya para penulis buku. Mereka harus memiliki ide terlebih dahulu serta rancangan dari ceritanya untuk menciptakan sebuah novel yang bisa mereka pasarkan. Novel tersebut tentunya akan menjadi hak karya mereka. Semua hal tersebut sangat membutuhkan jerih payah.
Para pembaca buku bajakan pastinya secara tidak langsung tidak menghargai hasil karya penulis buku tersebut. Coba kamu bayangkan rasanya jadi penulis yang bukunya ternyata dibajak, padahal buat karya itu tidak mudah, lho!
2. Merugikan Banyak Pihak
Pembajakan itu bisa merugikan banyak orang, lho. Para pembuat karya sering kali tidak balik modal setelah mengetahui kalau karya mereka dibajak. Contohnya para pembuat film. Mulai dari sutradara, sponsor, promotor, dan lain-lainnya bisa kena imbas yang tidak main-main.
Bayangkan saja jika ada sebuah film yang bagus, tetapi para pembuatnya tidak mendapatkan keuntungan karena karya mereka ditayangkan secara ilegal. Membuat film tentunya perlu modal yang tidak sedikit. Modal tersebut tentunya digunakan untuk menyewa lokasi syuting, properti, CGI, dan lainnya. Kalau filmnya dibajak, mereka bisa rugi besar!
3. Menikmati Tanpa Menghargai
Membajak karya sering kali dianggap sebagai penyelamat bagi banyak orang. Buat sebagian orang menjadi merasa terbantu karena bisa menikmati karya secara gratis atau dengan harga yang lebih murah. Padahal, bisa saja hal tersebut mematikan penghasilan seseorang. Artinya, para pembajak dan pengguna bajakan tersebut tidak menghargai para pembuat karya, dan itu bisa berefek negatif yang berkepanjangan.
Banyak lho sekarang platform resmi untuk menonton film secara digital sehingga kamu bisa menonton di mana saja. Selain itu, banyak juga diskon-diskon yang sering kali disebarkan untuk para pembeli buku. Sehingga, kamu juga masih bisa menikmati kebanggaan tersendiri saat membaca buku yang asli. Hal tersebut sangat membantu para pembuat karya.
Ayo, STOP PEMBAJAKAN!
Baca Juga
-
Review Novel Goodbye Days, Kisah Traumatis Kehilangan Sahabat
-
Review Anime Doctor Elise, Kembali ke Masa Lalu untuk Menjadi Dokter
-
Review Novel Dona Dona, Melintasi Waktu dari Kafe di Hokkaido
-
Review Novel Eksekutor, Saat Sebuah Jiwa Mencari Kepastian
-
Kisah-kisah yang Baru Terungkap dari Sebuah Kafe
Artikel Terkait
-
KPK: Kasus Korupsi LPEI Rugikan Negara Rp1 Triliun
-
Foto: Bahlil Umumkan Pengurus Baru Golkar, Tak Ada Nama Gibran dan Jokowi
-
Mantan Bos Timah Ungkap Tak Pernah Lihat Laporan Dokumen Kerugian Negara Rp300 Triliun
-
AHY Resmikan Konstruksi Indonesia 2024, Hutama Karya Tampilkan Inovasi Terbaru untuk Percepatan Jalan Tol Trans Sumatera
-
Hitung Total Loss dan Real Cost, KPK Taksir Kerugian Negara di Kasus Taspen Capai Rp1 Triliun Lebih
Kolom
-
Tantangan Literasi di Era Pesatnya Teknologi Informasi
-
Tren Media Sosial dan Fenomena Enggan Menikah di Kalangan Anak Muda
-
Mengemis Digital di TikTok: Ketika Harga Diri Menjadi Komoditas
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
Terkini
-
Resmi Dijadikan Anime, Mr. Yano's Ordinary Days Kisahkan Romansa di Sekolah
-
Rebutan Gelar, Pecco Bagnaia dan Jorge Martin Merasa Tak Perlu Bermusuhan
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
-
3 Bek Timnas Jepang yang Diprediksi Jadi Tembok Kokoh Saat Jumpa Indonesia
-
Bentala Stella: Bisnis Licik dan Sayuran Gemas 'Pengungkap' Perasaan