Setiap hendak menyeberang dari Gerlam ke depan Kecamatan Jatinangor, saya selalu merasa tidak aman. Kendaraan yang melintas di area sana lumayan banyak, cukup cepat dan seringkali ukurannya besar-besar. Baru saja melangkah, tiba-tiba kendaraan melintas tepat di depan saya. Seringnya ketika hendak menyeberang, kendaraan seperti motor seringkali melintas dengan cukup cepat sehingga beberapa orang termasuk saya sendiri hampir tertabrak oleh kendaraan tersebut.
Hak pejalan kaki dalam berlalu lintas telah di atur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 131 ayat (2) yang berbunyi “Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan di tempat penyeberangan.” Melihat kondisi yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya, tentu hak saya dan beberapa orang lainnya yang menyeberang di area tersebut tidak terpenuhi dengan cukup baik. Padahal saya dan orang lain menyeberang pada tempat yang semestinya, yakni zebra cross.
Namun, ketika hendak menyeberang di zebra cross tersebut, masih banyak kendaraan yang tidak memperlambat atau menghentikan laju kendaraannya. Padahal para penyeberang di sana, termasuk saya selalu melambaikan tangan yang mengisyaratkan agar para pengendara untuk menghentikan atau minimal memperlambat laju kendaraannya.
Tak sedikit mahasiswa yang kemudian mengeluhkan jika penempatan zebra cross di depan Kecamatan Jatinangor dinilai tidak efektif terhadap keamanan penyeberang jalan. Bagaimana tidak, zebra cross di area sana ditempatkan di dekat tikungan jalan dan tidak terlihat jika ada kendaraan yang hendak melintas di jalan tersebut. Zebra cross yang seharusnya menjadi salah satu hak pejalan kaki dalam menggunakan fasilitas penyebrangan jalan yang cukup aman, kini malah sebaliknya, tidak aman dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Menanggapi keresahan tersebut, cukup banyak mahasiswa yang mengusulkan untuk dibuatkan jembatan penyeberangan di area tersebut. Namun, menurut saya pribadi pembuatan jembatan penyeberangan bukan solusi yang tepat dan cepat untuk saat ini.
Seperti yang kita ketahui, pembuatan jembatan penyeberangan membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu pembuatan yang cukup lama. Selain itu, pembangunan jembatan penyeberangan di sana pun akan cukup tinggi, mengingat banyaknya kendaraan besar yang berlalu-lalang di area tersebut.
Jika pembangunan jembatan penyeberangan di realisasikan, mungkin saja pembangunan tersebut dapat menimbulkan masalah yang menghambat aktivitas sehari-hari di sana. Contohnya mobilitas kendaraan di area sana akan terganggu sehingga akan menimbulkan kemacetan atau hambatan lainnya. Belum lagi aktivitas pejalan kaki di area sana akan ikut terganggu.
BACA JUGA: Polisi Selidiki Pemobil Diduga Acungkan Pistol ke Pemotor di Kebayoran Lama
Sejauh ini solusi yang dapat dilakukan oleh Dishub Kabupaten Sumedang adalah pemasangan cermin cembung di area tikungan tersebut. Dengan dipasangnya cermin cembung, setidaknya para penyeberang jalan dan pengendara mobil atau motor dapat melihat situasi di belokan jalan tersebut sehingga ketika para pengendara yang akan melintasi jalan tersebut dan melihat ada yang sedang menyeberang, akan memperlambat atau menghentikan laju kendaraannya.
Sebaliknya, ketika penyeberang jalan hendak menyeberang dan terdapat sebuah kendaraan yang hendak melaju, mereka akan menunggu hingga kendaraan tersebut lewat dan memastikan bahwa jalanan benar-benar aman.
Jika dibandingkan dengan pembuatan jembatan penyeberangan, pemasangan cermin cembung akan lebih murah dan tidak perlu waktu yang lama untuk memasangnya. Apalagi, pembuatan jembatan penyeberangan tidak sesederhana yang kita pikirkan. Dengan demikian, solusi yang saya tawarkan dapat disebut sebagai solusi yang cukup efektif untuk saat ini.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pandu Sjahrir Terpilih Sebagai Ketua Umum AEML Periode 2025-2029
-
Pemilik Mobil Antik Siap-siap Gigit Jari, Kendaraan Berumur 15 Tahun Wajib Diperiksa
-
Permintaan Kendaraan Listrik Diprediksi Meningkat Jelang Lebaran
-
Sebanyak 60 Unit Chery OMODA E5 Jadi Kendaraan Ramah Lingkungan BSI
-
JAECOO J5 EV Diperkenalkan Secara Global dari IIMS 2025
Kolom
-
Inikah Negara Klarifikasi? Saat Kritik Tak Lagi Bebas di Negeri Demokrasi
-
Sistem Zonasi Sekolah: Meningkatkan Kesetaraan atau Malah Menambah Masalah?
-
Mengapa Kepuasan Kerja Dosen PPPK Penting bagi Masa Depan Pendidikan?
-
Refleksi dari Demonstrasi #IndonesiaGelap
-
Indonesia Gelap: Saat Mahasiswa Kembali Menjadi Agen Perubahan
Terkini
-
Review Novel 'Fathers and Sons': Benturan Generasi yang Tak Terhindarkan
-
dearAlice Ungkap Rindu pada Seseorang yang Tak Tergapai di Lagu 'Ariana'
-
Ulasan Novel Catching Fire (Tersulut): Penuh Momen Epik dan Intrik Politik
-
Mahasiswa PMM UMM Membuat Inovasi Lampu Cerdas yang Bisa Menyala Otomatis
-
Sinopsis Officer on Duty, Film Thriller India Dibintangi Kunchacko Boban