Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Ilustrasi Pendidikan Dasar (unsplash/keith morgan)

Pada tanggal 24 Januari selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Internasional. Hari pendidikan tersebut mulai dilakukan sejak tahun 2019 silam. Dilansir dari situs National Today, hari pendidikan Internasional tersebut disahkan oleh Majelis Umum PBB pada bulan Desember 2018 lalu. Pendidikan tentunya memiliki makna sebagai sarana mengembangkan dan mencerdaskan umat manusia guna kepentingan pengembangan peradaban di masa-masa yang akan datang.

BACA JUGA: Nagita Slavina Pakai Kalung Mirip Mainan Anak-anak, Warganet Syok Pas Tahu Harganya: Bisa Buat Beli Kalung Emas!

Namun, tentunya peringatan Hari Pendidikan di tahun 2023 kali ini masih meninggalkan beragam pekerjaan rumah yang tentunya menjadi tanggung jawab semua kalangan di seluruh dunia. Belum lagi, perkembangan zaman yang kian modern membuat dunia pendidikan juga harus menyesuaikan dengan dinamika zaman dari waktu ke waktu.

Pendidikan yang Masih Dianggap Kebutuhan Elit

Pendidikan yang masih dianggap sebagai kebutuhan elit di dunia (unsplash/vasily koloda)

Di beberapa daerah di dunia mungkin di era kini pendidikan sudah hampir menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi, tentunya masih banyak pula orang-orang yang belum tersentuh pendidikan yang layak. Menurut dara UNESCO, hingga saat ini tercatat sekitar 200 juta anak yang mengalami putus sekolah di seluruh dunia. Belum lagi jumlah orang-orang yang masih mengalami buta huruf di dunia yang masih mencapai 700-an juta jiwa.

BACA JUGA: Kondisi Terkini Sukabumi Usai Gempa Cianjur Magnitudo 4,3 Dini Hari Tadi

Hal ini tentunya merupakan realita yang cukup miris dimana di era yang serba canggih sekarang ini pendidikan masih menjadi sesuatu hal yang langka dan tidak bisa dinimkati oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu hal yang menjadi penyebab kurangnya masyarakat dalam menikmati edukasi atau pendidikan di dunia adalah masih berkutatnya dengan permasalahan klasik seperti biaya pendidikan yang memang cukup tinggi.

Meskipun di beberapa tempat hal ini dapat diakali dengan beragam bantuan pendidikan, akan tetapi tidak bisa dipungkiri banyak anak-anak yang harus rela putus sekolah karena faktor ekonomi yang mendera keluarganya.

Belum lagi permasalahan di dunia pendidikan yang sepertinya kian susah dipecahkan adalah keterbatasannya tenaga pengajar yang cukup terampil dan tersebar secara merata. Persebaran tenaga pengajar tersebut tentunya melihat dari kuantitas tenaga pengajar yang tersedia di suatu daerah. Permasalah ini kian kompleks ketika realita di lapangan dalam proses persebaran tenaga ajar tersebut masih terkendala medan dan akses jalan, khususnya di daerah pedalaman.

Permasalahan pendidikan yang masih berkutat di sekitar kurangnya pembiayaan, akses sarana dan prasarana hingga tersedianya tenaga ajar yang terampil tentunya masih akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah di mana pun. Tentunya dengan momen peringatan hari pendidikan internasional kali ini diharapkan adanya solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan di dunia pendidikan yang seakan-akan tidak pernah terselesaikan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir