Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Faris Fandana Revinata
Dua Wanita Yang Memakai Kimono.(Pexels)

Tahukah kamu? Di Jepang, ketika remaja sudah berusia 20 tahun atau lebih, mereka akan mengikuti upacara hari kedewasaan. Pelaksanaannya di setiap daerah dan dipimpin oleh pejabat atau tokoh masyarakat di daerah tersebut. Upacara hari kedewasaan biasa disebut oleh orang-orang di Jepang dengan nama Seijin no Hi/.

Upacara perayaan Seijin no Hi  jatuh pada tanggal 15 Januari saban tahun. Upacara ini adalah perayaan bagi semua remaja yang telah mencapai usia dewasa mereka pada tahun tersebut, yaitu mereka yang berusia 20 tahun atau lebih. Seijin no Hi mempunyai makna penting dalam kebudayaan Jepang dan dianggap sebagai sebuah tradisi yang dihormati.

Seijin no Hi berasal dari tradisi kuno yang disebut Genpuku. Pada masa itu, seseorang dianggap telah mencapai usia dewasa ketika dia mengalami Genpuku. Proses upacara Genpuku melibatkan pemotongan rambut dan pakaian tradisional yang dipakai oleh orang dewasa.

Sekilas upacara Genpuku terlihat mirip dengan Akikah yang ada di Indonesia. Namun upacara Genpuku bertujuan untuk menandai kedewasaan seorang anak, sedangkan Akikah bertujuan untuk merayakan kelahiran seorang anak.

Seijin no Hi pertama kali diadakan pada tahun 1948, setelah kekalahan Jepang dalam perang dunia ke-2. Pada tahun itu upacara tersebut bertujuan untuk mendorong kaum muda untuk memikul tanggung jawab kedewasaan dan berkontribusi dalam pembangunan kembali Jepang pascaperang dunia ke-2. Sejak waktu itu, Seijin no Hi telah menjadi acara tahunan di Jepang.

Antusiasme para remaja di Jepang sangat tinggi dalam menyambut upacara Seijin no Hi. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, para remaja akan memasuki usia dewasa pada tahun yang sama, dan mereka akan merayakan Seijin no Hi.

Sebagai persiapan untuk acara ini, para remaja akan mempersiapkan pakaian yang sesuai dengan acara tersebut. Pakaian yang biasanya digunakan seperti kimono untuk perempuan dan jas hitam untuk laki-laki.

Seijin no Hi biasanya dimulai dengan pembukaan yang akan dipimpin oleh pejabat atau tokoh masyarakat setempat. Setelah upacara pembukaan selesai, para remaja pria maupun wanita akan duduk bersama di hadapan para tamu dan mendengarkan pidato dari pejabat atau tokoh masyarakat setempat yang hadir.

Setelah pidato selesai, acara akan dilanjutkan dengan tarian tradisional Jepang yaitu "Seijin No Mai". Tarian ini dianggap sebagai simbol dari Seijin no Hi dan biasanya ditampilkan oleh sekelompok remaja yang telah dilatih secara khusus untuk acara ini. Tarian ini juga menjadi kesempatan bagi para remaja untuk memperlihatkan kemampuan mereka dalam memainkan peran yang berbeda-beda dalam tarian tersebut.

Sekadar informasi buat kamu, Upacara hari kedewasaan bukan hanya ada di Jepang. Di Indonesia juga ada beberapa daerah yang memiliki upacara adat untuk menandai kedewasaan seseorang. Salah satunya seperti yang ada di Bali yaitu upacara Metatah. Metatah merupakan upacara adat kedewasaan di Bali yang dilakukan dengan cara mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas.

Nah selain Upacara Metatah yang ada di Bali upacara adat kedewasaan apalagi yang kalian tahu, jawab di kolom komentar ya.

Faris Fandana Revinata