Dalam diskusi atau debat, seringkali kita berhadapan dengan orang yang memiliki pandangan berbeda dengan kita. Namun, terkadang dalam menghadapi pandangan tersebut, kita menggunakan teknik strawman untuk mereduksi atau menyederhanakan argumen lawan kita dan menyerangnya dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal.
Mungkin kamu bertanya-tanya apa itu strawman?
Dilansir dari American University Writing Center, strawman adalah jenis kesalahan logika yang biasa digunakan dalam diskusi atau debat. Dalam strawman, argumen yang disampaikan oleh orang lain disederhanakan atau direduksi hingga tidak sesuai dengan argumen yang sebenarnya, kemudian argumen tersebut diserang atau ditolak dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal.
Contohnya, seseorang berpendapat bahwa pengurangan emisi karbon dioksida sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Namun, kemudian lawannya menggunakan strawman dengan mengatakan bahwa orang yang berpendapat demikian sebenarnya ingin menghancurkan perekonomian negara dan menghilangkan pekerjaan masyarakat.
Dalam contoh di atas, penggunaan strawman dilakukan dengan cara menyederhanakan atau mereduksi argumen lawan hingga tidak sesuai dengan argumen sebenarnya, kemudian menyerangnya dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal.
Untuk menghindari kesalahan logika strawman, penting bagi kita untuk memahami argumen lawan dengan benar dan menyampaikan argumen dengan jelas dan terbuka. Kita juga perlu menghindari penggunaan kata-kata atau kalimat yang dapat menyerang atau merendahkan lawan dalam diskusi atau debat. Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi atau debat yang sehat dan produktif.
Selain itu, kita juga perlu belajar untuk menempatkan diri pada posisi lawan dalam menghadapi suatu argumen. Dengan cara ini, kita dapat lebih memahami argumen lawan dan mencari kesepakatan atau solusi yang menguntungkan kedua belah pihak tanpa perlu debat kusir yang menyebabkan ketegangan dalam perbincangan.
Dalam diskusi dan debat, kesalahan logika strawman dapat merusak kualitas dan produktivitas diskusi. Oleh karena itu, kita perlu menghindari penggunaan teknik strawman dan belajar untuk memahami dan menghargai pandangan orang lain. Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi dan debat yang sehat, konstruktif, dan menghasilkan solusi yang baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Kuliah di Luar Negeri Tanpa Ribet Syarat Prestasi? Cek 6 Beasiswa Ini!
-
Jangan Sembarangan! Pikirkan 5 Hal Ini sebelum Pasang Veneer Gigi
-
6 Beasiswa Tanpa Surat Rekomendasi, Studi di Luar Negeri Makin Mudah
-
Belajar dari Banyaknya Perceraian, Ini 6 Fase yang Terjadi pada Pernikahan
-
Tertarik Kuliah di Luar Negeri Tanpa TOEFL/IELTS? Simak 5 Beasiswa Ini!
Artikel Terkait
-
Diskusi Arra Si Bocah Viral dan Ayahnya soal Pernikahan Bikin Heboh: Netizen Sebut Tak Sesuai Usia
-
Heboh! Pemilik Gunung Parung Tantang Hotman Paris Adu Skill Bahasa Inggris
-
Ridwan Kamil Diduga Korupsi, Ucapan Dharma Pongrekun saat Debat Pilgub Disorot: Sudah Diperingatkan
-
Momen Lawas Gibran Panik Ditanya Anak SMK soal IKN Viral Lagi, Warganet: Jadi Trauma Diskusi?
-
Janji Prabowo-Gibran saat Debat Capres Cawapres Kini Berkebalikan dengan Kenyataan, Warganet: Omon-omon
Kolom
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Fenomena Pengangguran pada Sarjana: Antara Ekspektasi dan Realita Dunia Kerja
-
Krisis Warisan Rasa di Tengah Globalisasi: Mampukah Kuliner Lokal Bertahan?
-
Harga Emas Naik, Alarm Krisis Ekonomi di Depan Mata
-
Ki Hadjar Dewantara Menangis, Pendidikan yang Dulu Dibela, Kini Dijual
Terkini
-
Review Novel 'TwinWar': Pertarungan Harga Diri di Balik Wajah yang Sama
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Kembali Gendong Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara
-
Ulasan Webtoon Our Secret Alliance: Perjanjian Palsu Ubah Teman Jadi Cinta
-
Pemain PC Kini Bebas dari PSN! Sony Ubah Kebijakan Akun PlayStation
-
Timnas Indonesia, Gelaran Piala Asia dan Bulan April yang Selalu Memihak Pasukan Garuda