E-waste atau limbah elektronik merupakan masalah global yang semakin mengkhawatirkan. Tak hanya mengancam lingkungan, e-waste juga membahayakan kesehatan manusia. Di Cina, salah satu dampak buruk dari e-waste adalah kabut elektronik atau elektronic smog yang terjadi di daerah produsen elektronik dan daur ulangnya.
Kabut elektronik adalah bahan polusi udara yang terdiri dari partikel-partikel kimia dan logam beracun yang terbang bebas di udara. Dampak buruknya sangat beragam, mulai dari masalah pernapasan hingga kerusakan organ dalam. Di Cina, kabut elektronik terutama terjadi di daerah industri elektronik dan daur ulang e-waste.
Beberapa daerah di Cina seperti Guiyu, Taizhou, dan Wenling dikenal sebagai pusat industri daur ulang e-waste yang terbesar di dunia. Di sana, ribuan ton e-waste yang dikirim dari negara-negara maju diproses dengan cara yang tidak ramah lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Bahan kimia beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium terlepas ke udara dan air, mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat.
Selain itu, daerah-daerah di Cina yang menjadi pusat produksi elektronik juga terkena dampak buruk kabut elektronik. Di kota-kota seperti Shenzhen dan Guangzhou, industri elektronik berkembang pesat dengan memproduksi berbagai macam barang elektronik seperti ponsel, laptop, dan televisi. Proses produksinya juga menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang menyebabkan emisi gas beracun ke udara.
Dampak buruk kabut elektronik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia di Cina telah diungkap oleh banyak penelitian dan investigasi. Organisasi lingkungan Greenpeace mengadakan survei pada tahun 2010 dan menemukan bahwa udara di Guiyu mengandung kadar timbal yang sangat tinggi. Di sisi lain, sebuah studi tahun 2015 yang dilakukan oleh Universitas Tongji menemukan bahwa tingkat polusi udara di kota-kota produsen elektronik di Cina berkaitan erat dengan peningkatan jumlah pasien yang mengalami masalah pernapasan.
Dampak buruk kabut elektronik di Cina tidak hanya terbatas pada wilayah tersebut, namun juga menyebar ke seluruh dunia. Partikel-partikel berbahaya yang terbawa oleh angin dapat terendapkan di lingkungan yang jauh dari sumber polusi, seperti lautan dan hutan. Dampaknya akan terus terasa dalam jangka waktu yang sangat lama.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk e-waste terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pemerintah dan produsen elektronik harus bertanggung jawab dalam mengatasi masalah ini dengan memperbaiki proses produksi dan pengolahan e-waste, serta memberlakukan regulasi yang lebih ketat dalam pengangkutan dan pembuangan e-waste.
Selain itu, sebagai individu, kita juga dapat melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi dampak buruk e-waste, seperti:
- Mengurangi konsumsi elektronik yang tidak diperlukan dan menggantinya dengan barang yang dapat digunakan kembali.
- Mendaur ulang elektronik yang sudah tidak terpakai dengan benar. Pastikan untuk memilih penyedia layanan daur ulang yang terpercaya.
- Mengembangkan kebiasaan yang lebih berkelanjutan dalam penggunaan barang elektronik. Misalnya, dengan memperbaiki barang elektronik yang rusak daripada membeli yang baru.
Kasus kabut elektronik di Cina menjadi salah satu contoh nyata dari dampak buruk e-waste terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab dalam penggunaan dan pembuangan barang elektronik. Dengan demikian, kita dapat membantu meminimalkan dampak buruk e-waste dan melindungi lingkungan serta kesehatan manusia.
Referensi:
CNN Indonesia - "Dampak Buruk E-Waste: China Dilanda Kabut Elektronik" (https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180224104959-199-280930/dampak-buruk-e-waste-china-dilanda-kabut-elektronik)
Ecowatch - "E-Waste Pollution in China: The Hidden Cost of Your Electronic Devices" (https://www.ecowatch.com/e-waste-pollution-in-china-the-hidden-cost-of-your-electronic-devices-1882173617.html)
The Guardian - "China's e-waste village: Guiyu" (https://www.theguardian.com/environment/gallery/2013/oct/29/china-e-waste-village-guiyu-in-pictures)
Greenpeace East Asia - "The E-Waste Problem in China" (https://www.greenpeace.org/eastasia/campaigns/toxics/problems/e-waste/)
National Geographic - "These 5 Places Are Still Drowning in Dangerous Lead Pollution" (https://www.nationalgeographic.com/environment/2018/10/these-5-places-are-still-drowning-in-dangerous-lead-pollution/)
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
3 Jenis Terapi yang Bisa Membantu Mengatasi OCD
-
3 Tokoh Perempuan Indonesia yang Menginspirasi di Bidang Pendidikan
-
Film Guardians of The Galaxy Vol. 3: Petualangan Baru Mencari Jati Diri
-
Prediksi Arsenal Vs Chelsea: The Gunners Siap Mengakhiri Puasa Kemenangan
-
5 Film Inspiratif Pendidikan yang Wajib Ditonton oleh Guru dan Siswa
Artikel Terkait
-
Media China Puji Timnas Indonesia U-17, Sebut Bermain Sangat Gemilang!
-
Siasat Kota di Eropa Atasi Limbah Makanan: Satu Keluarga, Satu Ayam
-
Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini 9 April 2025 di Pegadaian, Jual Disana Lebih Mahal?
-
4 Drama China Dibintangi Wan Yan Luo Rong, Terbaru Ada Blazing Elegance
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Kolom
-
Sekolah adalah Hak Asasi, Namun Masih Menjadi Impian bagi Banyak Anak
-
Quiet Quitting Karyawan sebagai Bentuk Protes Kepada Perusahaan
-
Ketika Algoritma Internet Jadi Orang Tua Anak
-
Aktivisme Ki Hadjar Dewantara dalam Peta Politik dan Pendidikan Bangsa
-
Di Bawah Bayang Taman Siswa, Politik Kini Tak Lagi Mendidik
Terkini
-
Gemes Banget! Romansa Sederhana Anak Sekolahan di Manga Futarijime Romantic
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
Timnas Indonesia U-17 ke Piala Dunia, STY Justru Singgung Nova Arianto
-
Sinopsis Queen's House, Drama Korea Terbaru Ham Eun Jung dan Seo Jun Young
-
Review Anime Golden Kamuy Season 3, Rahasia Tato dan Emas Semakin Terkuak