Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Juhen Fashikha Wildan
Ilustrasi penggunaan energi terbarukan yang menghasilkan energi listrik (Pixabay/Penggy_Marco)

Kecerdasan Buatan atau yang biasa kita sebut dengan AI (Artificial Intelligence) kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Teknologi ini dapat melakukan tugas dan cara berpikir layaknya seorang manusia. Teknologi ini dapat bekerja apabila telah mendapatkan cukup informasi atau data. Contoh sederhananya, AI yang digunakan pada aplikasi Google Maps dapat memutuskan rute terdekat karena mempelajari informasi yang didapat dari pengguna lain.

Perlu diketahui, permasalahan yang ada saat ini erat kaitannya dengan permasalahan lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil yang masif dapat menghasilkan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Dilansir dari laman Our World in Data, penggunaan bahan bakar fosil telah mencapai 37,12 miliar ton pada tahun 2021. Di sisi lain, terdapat energi terbarukan yang tersedia dalam jumlah tak terbatas, seperti sinar matahari, udara, dan air. Sumber daya terbarukan ini tentunya lebih ramah lingkungan.

Permasalahan lingkungan terkait penggunaan bahan bakar fosil menjadikan energi terbarukan menjadi solusi di masa depan. Namun, terdapat tantangan terkait penggunaan energi terbarukan, yakni ketidakpastian.

Energi terbarukan bergantung pada sumber daya seperti sinar matahari, udara, dan air. Semua sumber daya ini berkaitan dengan cuaca, yang merupakan sesuatu yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Dalam hal ini, AI dapat berperan dalam mengatasi tantangan ini karena dapat memprediksi cuaca dengan baik.

Penggunaan AI yang dimaksud dapat diterapkan pada industri atau perusahaan listrik. Dengan menggunakan AI, perusahaan listrik dapat mengelola sistem energi berdasarkan data perkiraan cuaca dari AI. Menurut Hadi Ganjineh, Kepala Teknologi dan Inovasi Terintegrasi di Super Energy Corp, “Mekanisme yang akan dilakukan perusahaan listrik jika ramalan cuaca baik, yakni energi terbarukan akan digunakan secara keseluruhan untuk menghasilkan listrik. Sebaliknya, jika ramalan cuaca buruk, maka energi terbarukan tetap akan digunakan tetapi dengan bantuan bahan bakar fosil sehingga pasokan listrik tidak terputus,” ujar beliau.

Dengan adanya pemanfaatan AI dalam mengelola energi terbarukan, dapat diperkirakan bahwa permasalahan lingkungan terkait penggunaan bahan bakar fosil dapat berkurang secara signifikan. AI merupakan kunci menuju dunia yang lebih berkelanjutan. Dalam waktu dekat, AI diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri lain dalam memanfaatkan energi terbarukan.

Juhen Fashikha Wildan