Jepang telah melahirkan berbagai peran dan konsep budaya yang unik dalam masyarakatnya. Salah satu konsep yang memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial dan budaya Jepang adalah "Ryosai Kenbo" ().
Menurut Sievers dalam Flowers in Salt: The Beginnings of a Feminist Consciousness in Modern Japan (1983), Ryosai Kenbo secara harfiah diterjemahkan sebagai "istri baik, ibu bijak". Konsep ini bukan hanya sekadar model peran gender, tetapi juga merangkum idealisme sosial dan budaya yang mendalam dalam masyarakat Jepang.
Ryosai Kenbo berasal dari era Meiji (1868-1912) yang menggabungkan tugas-tugas rumah tangga dengan pendidikan anak-anak sebagai tugas utama perempuan dalam keluarga. Hal ini membuat perempuan memiliki prioritas pendidikan dan pekerjaan yang rendah.
Ryosai Kenbo terus berlangsung hingga awal 1900-an. Walaupun gender role merupakan hal wajar di tahun itu, Jepang membawa penggunaan gender role ke ranah yang lebih tinggi. Ryosai Kenbo seolah menjadi cetakan bagi perempuan untuk menjadi pekerja rumah tangga.
Berbeda dengan sekarang, di era meiji, tidak jarang laki-laki enggan membantu istri dalam membesarkan anak juga melakukan pekerjaan rumah tangga dikarenakan merasa peran mereka telah dipenuhi, yaitu mencari nafkah. Namun, hal ini menerima banyak kritik di zaman tersebut dengan argumen bahwa Ryosai Kenbo seolah menuntut wanita untuk bekerja tanpa upah.
Terdapat argumen lain bahwa konsep ini membatasi pendidikan dan kesempatan wanita agar tidak menjadi ancaman bagi pemerintah di zaman tersebut. Beberapa peneliti juga menunjukkan bahwa konsep ini digunakan oleh pemerintah Jepang untuk mempromosikan nasionalisme dan mengontrol gerakan perempuan.
Namun, penelitian terbaru mencoba untuk menghargai kompleksitas yang mendasari cita-cita Ryosai Kenbo. Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep tersebut tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dan wanita tidak perlu ditipu atau dipaksa untuk menjadi istri yang baik dan ibu yang bijaksana (Ying, 2020).
Lalu apakah dewasa ini Ryosai Kenbo masih mengakar di jepang? Tentu, karena Ryosai Kenbo merupakan satu dari banyaknya budaya yang telah mengakar sejak era Meiji atau bahkan sejak era yang lebih jauh lagi. Ryosai Kenbo juga telah berkembang secara signifikan di Jepang selama beberapa tahun terakhir.
Meskipun peran tradisional wanita dalam masyarakat Jepang telah berubah, aspek-aspek dari konsep ini dan pengaruhnya masih dapat ditemukan di beberapa daerah. Namun, penting untuk dicatat bahwa norma-norma sosial dan budaya terus berkembang, dan status serta peran wanita di Jepang terus mengalami perubahan.
Di Jepang modern, dapat terlihat beragam peran wanita. Ada peningkatan penekanan pada kesetaraan gender yang mendorong wanita untuk berpartisipasi dalam dunia kerja, termasuk posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
Terlepas dari perubahan-perubahan ini, mungkin masih ada beberapa ekspektasi tradisional yang dibebankan kepada perempuan, terutama dalam hal tanggung jawab keluarga dan rumah tangga. Ekspektasi ini dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti keluarga, wilayah, dan keyakinan pribadi.
Penting untuk diingat bahwa norma dan ekspektasi masyarakat dapat berubah, dan konsep Ryosai Kenbo bukanlah ide yang monolitik atau dapat diterapkan secara universal. Hal ini dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dari faktor budaya, sejarah, dan individu.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sinopsis Ignite, Drama Jepang Bertema Hukum yang Dibintangi Shotaro Mamiya
-
Dibintangi Keita Machida, Ini Sinopsis Drama Jepang 'Shissounin Sousakuhan'
-
Tarif Tinggi Trump Hambat Investasi Jepang di AS, PM Ishiba Ungkap Kekhawatiran
-
Sinopsis Bullet Train Explosion, Film Terbaru Tsuyoshi Kusanagi di Netflix
-
Sinopsis Chichi ke Boku no Owaranai Uta, Film Jepang Dibintangi Akira Terao
Kolom
-
Pendidikan Gratis: Hak atau Sekadar Mimpi bagi Anak Indonesia?
-
Lindungi Hak Anak: Stop Perdagangan Manusia Sekarang!
-
Menelisik Masalah Sampah di Bandung dan Strategi Kebijakan Berkelanjutan
-
Membongkar Modus Loker Freelance Bodong, Banyak Makan Korban Calon Pekerja
-
Ini Dia Cara agar Tidak Dibully sebagai SDM Rendah, Sudah Coba Terapkan?
Terkini
-
Hampir Berbeda! Kisah di Balik Logo Liga Champions yang Kita Kenal
-
Kontrak Berakhir, Baekho Tinggalkan PLEDIS Setelah 13 Tahun Bersama
-
4 Tempat Wisata Gratis di Bandung: Seru Tanpa Harus Keluar Banyak Uang
-
Rekap Orleans Masters 2025: 3 Wakil Indonesia Melenggang ke Perempat Final
-
Millie Bobby Brown Bocorkan Syuting Enola Holmes 3 Berlangsung Tahun Ini