Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ade Putra
Ilustrasi organisasi.(Unsplash.com/Christina)

Senioritas, atau kecenderungan untuk memberikan prioritas kepada individu yang memiliki pengalaman atau masa kerja lebih lama, dapat menjadi senjata berbahaya yang secara tidak sengaja menciptakan tembok penghalang untuk kemajuan organisasi. Meskipun pengalaman memang memiliki nilai yang tak terbantahkan, penekanan berlebihan pada senioritas dapat menyebabkan stagnasi, resistensi terhadap perubahan, dan pengurangan inovasi.

Ada beberapa hal yang membuat senioritas dapat menjadi penghalang bagi kemajuan organisasi dan mengapa penting untuk merombak pendekatan ini.

1. Keterbatasan Inovasi

Senioritas sering kali dihubungkan dengan cara-cara lama dalam menjalankan bisnis. Individu yang telah berada dalam organisasi untuk waktu yang lama mungkin cenderung mempertahankan cara kuno daripada mencoba hal baru. Inovasi sering kali ditemui di antara generasi muda yang membawa pandangan segar dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang berbeda.

2. Resistensi Terhadap Perubahan

Senioritas dapat menciptakan resistensi terhadap perubahan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang berubah cepat. Orang yang telah lama bekerja dalam suatu cara tertentu mungkin sulit untuk menerima ide baru atau teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

3. Ketidaksetaraan dalam Peluang Karir

Fokus terlalu berlebihan pada senioritas dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam peluang karir di antara anggota organisasi. Ini dapat menghambat perkembangan individu yang mungkin memiliki potensi besar tetapi diabaikan karena kurangnya pengalaman yang sama.

4. Kehilangan Kreativitas dan Energi Muda

Tim yang didominasi oleh senioritas mungkin kehilangan energi dan kreativitas yang dibawa oleh generasi yang lebih muda. Keberagaman dalam pandangan dan pendekatan dapat memperkaya organisasi dan membantu dalam menyelesaikan masalah secara inovatif.

5. Pentingnya Pengakuan Berdasarkan Prestasi

Sebaliknya, organisasi harus beralih dari penilaian berbasis pada lama kerja menuju pengakuan berdasarkan prestasi. Menghargai kontribusi individu tanpa memandang senioritas dapat menciptakan lingkungan yang merangsang untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Mengatasi senioritas sebagai tembok penghalang membutuhkan perubahan budaya dan mindset di dalam organisasi. Penting untuk mendorong kerjasama antar generasi, memberikan ruang bagi inovasi, dan menghargai kontribusi berdasarkan prestasi daripada lamanya bekerja. Dengan merobohkan mitos senioritas, organisasi dapat membuka jalan bagi pertumbuhan, adaptasi, dan kesuksesan jangka panjang.

Ade Putra