Kalau tahun ini bisa dapat THR dari Yoursay, mungkin ini akan menjadi sesuatu yang unik bagi saya. Mengapa saya sebut unik?
Pertama, karena saya bukanlah pekerja kantoran yang setiap tahun pasti dapat THR, melainkan hanya seorang freelancer. Boro-boro THR, pendapatan setiap bulan saja gak pasti.
Kedua, karena THR dari Yoursay ini bukan giveaway dan tidak bersifat rutin, melainkan hadiah kompetisi. Jadi pasti hanya yang benar-benar punya tulisan dengan kualitas unik, menarik, dan sesuai kaidah yang akan mendapatkannya.
Ketiga, gak ada potongan. Seperti yang sudah diketahui, banyak pekerja yang mengeluhkan THR tahun ini yang mengalami potongan. Sementara THR dari Yoursay tidak perlu mengalami hal tidak mengenakkan ini.
Nominal uangnya akan ditransfer utuh ke dua orang pemenangnya. Jadi wajar kalau semua penulis jadi berandai-andai bisa menang dan mendapatkannya.
Emangnya Kalau Dapat THR Yoursay Mau Dipakai untuk Apa?
Pas dapat pertanyaan ini, saya juga berpikir dan tidak langsung memutuskan, akan saya gunakan untuk apa uang THR ini nanti seandainya bisa menang.
Namun bersamaan dengan itu, sebuah kutipan dari Boy Candra mampir di Instagram saya. Bunyinya kira-kira begini.
"Kalau hari ini aku bekerja keras, lalu saat mendapat uang, aku membeli sesuatu yang dulu tak mampu kubeli, itu bukan karena aku boros. Itu karena aku berusaha membeli kebahagiaan yang dulu tak mampu kubayar. Kebahagiaan yang dulu tak mampu dibelikan orang tuaku."
Setelah aku pikir-pikir, kutipan ini ada benarnya juga. Jadi kalau aku dapat THR Yoursay, aku ingin membeli sesuatu yang dulu tidak bisa aku miliki, seperti buku incaran, album KPop, atau sekadar makan makanan enak.
Karena membeli barang seperti ini juga termasuk menyenangkan orang tua. Karena saat orang tua melihatku bisa memenuhi keinginan sendiri tanpa melibatkan mereka, keduanya juga merasa lega.
Seperti saat aku bisa memenuhi kebutuhanku sehari-hari, membeli ponsel pintar hingga kacamata dari hasil menulisku selama ini. Mungkin dua hal yang terakhir tidak terlihat penting bagi orang lain, tapi orang tuaku senang saat melihatku bisa membeli sesuatu yang belum bisa mereka penuhi. Mereka senang melihatku senang.
Lagi pula, hal lain yang semakin meyakinkanku untuk membeli barang tersier ini adalah saat melihat tenggat waktu pengumpulan lombanya, yaitu 12 April.
Artinya, di tanggal tersebut sudah melewati waktu lebaran dan pengumumannya juga otomatis pascalebaran atau malah selepas mudik baru pengumuman. Jadi, kebutuhan mudik dan hari raya sudah pasti tercukupi dengan tabungan yang dimiliki sebelumnya.
Jadi saya rasa, mungkin ini saatnya memanjakan diri sendiri atau yang biasa disebut sebagai self reward. Selama 12 bulan berkutat dengan kebutuhan primer, saya rasa tidak ada salahnya untuk sesekali menyenangkan diri sendiri.
Karena bila mood terjaga, otak juga menjadi fresh dan aktivitas menulis juga akan lancar. Ketika produktivitas meningkat, pemasukan Insha Allah juga akan meningkat.
THR dari Yoursay dan Self Reward
Menjadi penulis memang belum menjadi sesuatu yang umum di masyarakat. Jadi tak heran bila masih banyak yang meremehkan profesi yang satu ini.
Mungkin salah satu alasannya karena hasilnya tidak pasti, atau karena bayarannya yang minim.
Padahal, sudah banyak rekan-rekan penulis lainnya yang bisa memenuhi kebutuhan primer hingga tersiernya dengan cara ini.
Jadi melalui THR dari Yoursay ini mungkin bisa mematahkan stigma tersebut. Karena platform ini menghargai setiap penulisnya.
Karena Yoursay saja menghargai penulisnya, jadi para kontributor ini sudah seharusnya juga menghargai dirinya sendiri, kan?
Selain itu, saya juga teringat kutipan Taeyon dan Wendy baru-baru ini. Melalui YouTube @Taeyon Official, mereka sepakat kalau kita harus work life balance. Kita tidak hanya sibuk bekerja, tapi juga harus menyenangkan dan memperhatikan diri sendiri.
Bila semua kebutuhan primer sudah tercukupi, tidak ada salahnya sesekali menyenangkan diri sendiri dengan self reward.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
-
Lovelyz "November": Kamu sebagai Tujuan Hidup yang Tidak Pernah Berubah
Artikel Terkait
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Ulasan Buku Berani Bahagia, Raih Kebahagiaan Lewat Nalar Psikologi Sosial
-
Ulasan Buku 'Days of Happiness', Merancang Hari-hari Bahagia dalam Hidup
-
Menyederhanakan Kebahagiaan: Temukan Kebahagiaanmu dalam Hal-Hal Kecil Ini!
-
Ulasan Buku To Heal Is To Be Happy, Cara-cara Sederhana untuk Berbahagia
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara