Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizka Fahmi
Ilustrasi guru menunjuk dan menyebutkan nama peserta didik yang ingin bertanya (Pixabay/14995841)

Bapak dan ibu guru, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, tidak ada salahnya jika kita merenungkan proses pembelajaran yang telah kita selenggarakan.

Bapak dan ibu guru, ternyata ada satu hal penting yang sering kita lewatkan dalam pembelajaran. Hal yang bisa meningkatkan hubungan, interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa. Hal tersebut adalah mengingat nama siswa dan memanggil siswa menggunakan namanya.

Setelah menjadi guru selama satu tahun dan saat ini menjadi mahasiswa PPG Prajabatan, saya berusaha menerapkan satu hal yang membuat saya senang ketika dulu menjadi seorang siswa.

Dulu, saya paling senang dan merasa berharga ketika ada guru yang mengingat nama saya dan selalu menyebutkan nama ketika memanggil. Tidak hanya memanggil dengan sebutan “hei kamu” atau panggilan lain yang serupa.

Ketika menerapkan hal serupa pada siswa-siswa di sekolah, saya melihat ada respons yang positif dari mereka. Saya melihat ada kepercayaan diri yang muncul untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan guru atau bahkan mengajukan pertanyaan.

Tentu hal tersebut menyenangkan bagi guru, bukan? Melihat siswa aktif berinteraksi dan berkomunikasi dengan efektif, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Di semester ini, mahasiswa PPG Prajabatan belajar tentang Pembelajaran Sosial-Emosional, yaitu pembelajaran yang melibatkan kompetensi sosial-emosional guru dan peserta didik.

Salah satu komponen dalam pembelajaran sosial-emosional adalah relationship skills atau keterampilan sosial. Kemampuan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda.

Mengingat nama dan menyebutkan nama dengan benar adalah salah satu cara mempertahankan hubungan dengan orang lain, termasuk juga dengan siswa.

Dalam buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie, dijelaskan bahwa nama seseorang, bagi pemiliknya, merupakan bunyi yang paling merdu dan paling penting dalam segala bahasa.

Mengingat nama seseorang dengan baik telah menjadi kunci sukses banyak tokoh dan pemimpin di dunia. Jika kembali direnungkan, dikembalikan pada diri sendiri, tentu kita senang bukan, jika ada yang memanggil nama kita dengan benar? Sebab, dalam setiap nama tersimpan doa dan harapan sang pemberi nama. 

Mengingat nama sama pentingnya untuk diterapkan dalam dunia pendidikan, terutama dalam pembelajaran. Ng Lee Keng (2023), Dosen Singapore Institute of Technology berpendapat bahwa ada 3 manfaat memanggil siswa dengan namanya.

Pertama, menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian siswa. Kedua, nama siswa adalah koneksi terbesar bagi identitas dan keunikan seorang individu dan menjadi penghubung terbesar untuk menjalin hubungan yang baik. Ketiga, menggunakan nama siswa adalah cara untuk menghargai keberadaannya.

Hal serupa juga ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan Cooper, dkk. (2017). Efek dari guru mengingat nama siswa yaitu membuat siswa merasa berharga dan merasa lebih tertarik pada pembelajaran.

Oleh karena beberapa fakta di atas, mari bapak dan ibu guru, kita mulai untuk memanusiakan siswa kita dengan cara mengingat nama dan memanggil siswa dengan namanya. Cara tersebut dapat menumbuhkan relasi yang baik serta komunikasi yang efektif antara guru dan siswa.

Terciptanya komunikasi yang efektif akan berpengaruh pada efisiensi pembelajaran yang bapak dan ibu guru laksanakan di kelas.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rizka Fahmi

Baca Juga