Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Pemain Timnas Malaysia, Faisal Halim (Instagram/@faisalhalim.7)

Bintang Timnas Malaysia, Faisal Halim baru-baru ini mendapatkan kejadian yang tak menyenangkan. Pemain yang identik dengan nomor 7 di skuat Harimau Malaya tersebut menjadi korban penyiraman air keras oleh orang yang tak bertanggung jawab pada Minggu, 5 Mei 2024.

Akibat perbuatan tak beradab nan biadab tersebut, pemain yang kerap menirukan selebrasi dari Cristiano Ronaldo tersebut sampai harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan intensif di ruang gawat darurat. 

Adanya kejadian ini tentu membuat khalayak ramain terkhusus para penggemar sepak bola di Malaysia dan kawasan Asia Tenggara menjadi terkejut. Pasalnya, Faisal Halim sendiri selama beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu pemain Malaysia yang melejit namanya.

Bahkan tak sedikit pula negara-negara rival Malaysia di kawasan ini memberikan atensi tersendiri kepada sang pemain ketika bertanding di lapangan. Sehingga, ketika kejadian penyiraman air keras tersebut terjadi kepada Faisal Halim, para pendukung Timnas negara tetangga pun beramai-ramai memberikan simpati kepada sang pemain, termasuk dari kalangan suporter Timnas Indonesia yang selama ini dikenal sebagai musuh bebuyutan Harimau Malaya.

Tak hanya itu, kejadian yang menimpa Faisal Halim ini juga menandakan bahwa sejatinya persepakbolaan di kawasan Asia Tenggara ini belum menemukan kemapanannya. Meskipun hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku penyiraman air keras tersebut, namun apa yang dilakukannya menunjukkan tingkat kedewasaan yang rendah dalam menyikapi dinamika yang terjadi di dunia sepak bola.

Jikapun hal tersebut dilakukan oleh pihak dari tim lawan, sangat terlihat jika dirinya tak bisa menerima jika performa apik yang ditunjukkan oleh Faisal Halim bisa mengancam penampilan oleh timnya tersebut. Pun demikian pula jika penyiraman itu dilakukan oleh pendukung klub Faisal Halim, bisa jadi karena dirinya menilai sang pemain melakukan kesalahan yang merugikan klubnya.

Terlebih, Faisal Halim memang beberapa kali mendapatkan sanksi dari federasi karena masalah indisipliner ataupun hal-hal nonteknis di luar lapangan.

Namun yang jelas, apapun alasan yang dijadikan pijakan oleh sang pelaku, sejatinya hal itu menggambarkan bahwa kondisi persepakbolaan di Malaysia pada khususnya atau Asia Tenggara pada umumnya, belumlah semapan yang kita harapkan. Karena sejatinya, kemanusiaan masihlah di atas segalanya.

Semoga lekas sembuh Faisal Halim!

M. Fuad S. T.