Puisi Di Restoran karya Sapardi Djoko Damono mengisahkan sebuah kisah sepasang hati yang tengah berkencan. Restoran tempat mereka berkencan dalam puisi tersebut merupakan sebuah tempat yang ada dalam kedua hati pasangan. Restoran tersebut bukanlah sebuah tempat yang nyata, melainkan secara tersirat dimaknai sebagai suatu bilik hati dari sepasang kekasih yang saling memberikan penawaran dalam sebuah hubungan percintaan.
Pada larik pertama, bait pertama, dijelaskan bahwa sepasang kekasih tersebut hanya duduk berdua. Pada larik kedua, tokoh Aku kemudian memesan ilalang panjang dan bunga rumput. Penggunaan kata ilalang panjang dan bunga rumput menggambarkan perasaan dari tokoh Aku, di mana ilalang panjang merupakan tumbuhan yang merugikan sementara bunga rumput merupakan tumbuhan yang dapat ditemui di mana pun, artinya si tokoh Aku merasa bahwa ia bukanlah orang spesial dan tidak berguna dalam hubungannya.
Pada larik keempat “aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras”, batu dalam sajak ini merupakan penggambaran dari sebuah rintangan. Sungai terjal yang deras merupakan penggambaran dari suatu kehidupan yang sulit. Kedua larik tersebut menggunakan majas alegori yang merupakan kiasan atau penggambaran.
Pada bait kedua, tokoh Aku menjelaskan bahwa ia merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa dan merasakan sebuah perasaan asing. Hal tersebut ditegaskan pada larik ketujuh yang menggunakan majas hiperbola berbunyi “aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya” dan larik kedelapan yang berbunyi “memesan rasa lapar yang asing itu”.
Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat pengulangan kalimat atau repetisi pada kalimat “kau entah memesan apa” yang terdapat pada larik ketiga dan kelima dan kalimat “kita berdua saja, duduk” yang terdapat pada larik pertama dan keenam. Kemudian, kalimat “kau entah memesan apa” memberikan arti akan rasa cinta yang tidak berbalas.
Berdasarkan pemaknaan tersebut, dapat diartikan bahwa puisi Di Restoran karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan hubungan dua orang yang saling memadu kasih. Namun dalam hubungan tersebut, ada perasaan cinta tak berbalas yang memberikan sebuah rasa sakit teramat dalamnya kepada tokoh Aku.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ironi dan Penuh Plot Twist dalam Buku Kisah Muram di Restoran Cepat Saji
-
Buku Sepasang Sepatu: Sapardi Djoko Damono dan Pesan Cinta yang Sejati
-
Ulasan Novel Hujan Bulan Juni: Kisah Romantisme dalam Nuansa Sastra Jawa
-
Review Buku 'Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang', Puisi dari Penulis Lintas Generasi
-
Biar Nggak Bingung, Begini Tata Cara Makan di Restoran Teppanyaki
Kolom
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
Terkini
-
Baru Tayang Raih Rating Tinggi, 5 Alasan The Haunted Palace Wajib Ditonton!
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
Lingling Jadi Idol K-Pop Malaysia Pertama, Siap Debut Akhir Mei 2025
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Ketiga Lagu 1999 di Program 'Music Core'