Mengulik dan Memaknai Puisi 'Di Restoran' Karya Sapardi Djoko Damono

Hernawan | Nurul Ancas
Mengulik dan Memaknai Puisi 'Di Restoran' Karya Sapardi Djoko Damono
Sastrawan dan budayawan Sapardi Djoko Damono saat menjadi pembicara pada peluncuran penerbitan ulang buku puisi dwi bahasa "The Birth of I Lagaligo", Makassar, Sulsel, Jumat (28/6). ANTARA/Dewi Fajriani/ss/Sp/pri.

Puisi Di Restoran karya Sapardi Djoko Damono mengisahkan sebuah kisah sepasang hati yang tengah berkencan. Restoran tempat mereka berkencan dalam puisi tersebut merupakan sebuah tempat yang ada dalam kedua hati pasangan. Restoran tersebut bukanlah sebuah tempat yang nyata, melainkan secara tersirat dimaknai sebagai suatu bilik hati dari sepasang kekasih yang saling memberikan penawaran dalam sebuah hubungan percintaan.

Pada larik pertama, bait pertama, dijelaskan bahwa sepasang kekasih tersebut hanya duduk berdua. Pada larik kedua, tokoh Aku kemudian memesan ilalang panjang dan bunga rumput. Penggunaan kata ilalang panjang dan bunga rumput menggambarkan perasaan dari tokoh Aku, di mana ilalang panjang merupakan tumbuhan yang merugikan sementara bunga rumput merupakan tumbuhan yang dapat ditemui di mana pun, artinya si tokoh Aku merasa bahwa ia bukanlah orang spesial dan tidak berguna dalam hubungannya.

Pada larik keempat “aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras”, batu dalam sajak ini merupakan penggambaran dari sebuah rintangan. Sungai terjal yang deras merupakan penggambaran dari suatu kehidupan yang sulit. Kedua larik tersebut menggunakan majas alegori yang merupakan kiasan atau penggambaran.

Pada bait kedua, tokoh Aku menjelaskan bahwa ia merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa dan merasakan sebuah perasaan asing. Hal tersebut ditegaskan pada larik ketujuh yang menggunakan majas hiperbola berbunyi “aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya” dan larik kedelapan yang berbunyi “memesan rasa lapar yang asing itu”.

Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat pengulangan kalimat atau repetisi pada kalimat “kau entah memesan apa” yang terdapat pada larik ketiga dan kelima dan kalimat “kita berdua saja, duduk” yang terdapat pada larik pertama dan keenam. Kemudian, kalimat “kau entah memesan apa” memberikan arti akan rasa cinta yang tidak berbalas.

Berdasarkan pemaknaan tersebut, dapat diartikan bahwa puisi Di Restoran karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan hubungan dua orang yang saling memadu kasih. Namun dalam hubungan tersebut, ada perasaan cinta tak berbalas yang memberikan sebuah rasa sakit teramat dalamnya kepada tokoh Aku.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak