Drama atau film Korea dengan genre mainstream sering kali dicibir karena alurnya yang pasaran serta mudah tertebak, sehingga tak jarang banyak orang menghindari alur jenis ini dan mencari tontonan yang lebih seru.
Hingga tanpa sadar, kita sudah terlalu lama menghindari alur drama yang mainstream dan merasa rindu dengan tontonan jenis ini. Setelah sekian lama meninggalkan jalan cerita yang pasaran, ternyata menonton kembali drama baru dengan alur yang mainstream bisa membuat terhibur.
Hal ini karena alur jenis ini biasanya tergolong ringan sehingga cocok untuk menyegarkan pikiran dikala penat. Alur jenis ini juga membawa nostalgia pada tontonan yang dulu sering kita tonton tapi sudah terlalu lama dilupakan.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya bila drama saat ini mengulang trend yang dulu sempat populer karena penggemar lama mungkin akan merindukannya.
Lewat polesan dari segi akting, pengeditan gambar, dan bumbu genre lain seperti komedi, tentu akan membuat alurnya tidak terlalu monoton. Sehingga penonton akan setia mengikuti kisah tokoh utamanya hingga akhir.
Memang tidak ada ide yang benar-benar baru di dunia ini. Ide yang digunakan dalam banyak drama atau film saat ini pasti dulu pernah dipakai oleh genre serupa.
Namun dengan sedikit polesan dan krearifitas, tidak ada salahnya bernostalgia dengan tontonan mainstream untuk menghibur diri.
Pola gadis jelek yang berubah menjadi cantik, anak yang dirundung lalu balas dendam, gadis biasa yang diperebutkan 2 lelaki tampan, hal-hal seperti ini tentu sudah banyak diangkat dalam banyak judul.
Namun ternyata, kisah seperti ini masih memiliki banyak peminat. Terkadang, hal ini terjadi bukan karena selera penonton yang mengalami kemerosotan.
Namun, bisa jadi mereka adalah penonton lama yang hanya rindu dengan kisah mainstream dengan premis sederhana. Karena masing-masing orang memiliki caranya sendiri untuk menghibur diri.
Tontonan ringan seperti ini adalah jawaban tepat untuk membuatmu kembali rileks setelah tanggung jawab yang padat.
Akan tetapi, memang ada kalanya penonton perlu membenahi jenis tontonan mereka karena terlalu sering melihat drama yang mainstream.
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Film Secret Untold Melody: Rahasia Cinta di Balik Denting Indah Piano
-
Bedah Skema Judi Online di Balik Film China "No More Bets"
-
Bedah Lagu SuperM Better Days: Ada Hari Menyenangkan setelah Masa Sulit
-
Semuanya Akan Baik-baik Saja, Ini 'Obat' di Balik Lagu EXO 'Just As Usual'
-
Mengenal Fangirling Sebagai Coping Mechanism untuk Bertahan Hidup
Artikel Terkait
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Baru Tayang Raih Rating Tinggi, 5 Alasan The Haunted Palace Wajib Ditonton!
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Dibintangi Marlon Wayans, Film Horor Bertajuk Him Bagikan Teaser Perdana
-
Ulasan Film Secret Untold Melody: Rahasia Cinta di Balik Denting Indah Piano
Kolom
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern