Siapa yang tidak suka ide bekerja dari rumah? Tanpa harus berurusan dengan macet, dress code kantor yang membosankan, dan berdesakan di ruang meeting.
Konsep ini dulu terasa seperti utopia, tapi sekarang sudah jadi kenyataan untuk banyak orang. Dengan kebangkitan teknologi, kita bisa mengerjakan tugas dari mana saja, bahkan dari sofa di ruang keluarga. Namun, di balik kenyamanan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Beberapa orang merasa remote work adalah jackpot kehidupan modern. Mereka bisa menyusun jadwal kerja sesuai dengan ritme pribadi, dan tidak perlu stres pagi hari untuk berangkat kerja.
Namun, sebaliknya, ada juga yang merasa terjebak dalam isolasi sosial. Bekerja di rumah membuat batas antara kerja dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Kita kehilangan interaksi tatap muka yang sering kali membuat kerja terasa lebih manusiawi dan menyenangkan.
Melihat lebih dalam, beberapa perusahaan mencoba menemukan keseimbangan dengan model kerja hybrid. Ini adalah campuran dari kerja di kantor dan di rumah, yang dirancang untuk menggabungkan keuntungan dari kedua dunia.
Dalam buku "The Remote Work Revolution: Succeeding from Anywhere" oleh Tsedal Neeley, dijelaskan bahwa model ini bisa membantu mengurangi rasa kesepian sambil tetap memberikan fleksibilitas. Dengan cara ini, karyawan tidak hanya bisa menikmati kebebasan, tetapi juga menjaga ikatan sosial dengan tim.
Namun, masalah tetap ada. Tanpa pertemuan fisik, komunikasi sering kali menjadi kurang efektif. Chat dan email bisa membuat kita merasa kehilangan konteks atau makna yang kadang hanya bisa dipahami secara langsung.
Selain itu, ada juga tantangan dalam mengelola waktu dan ruang kerja di rumah, yang bisa membuat seseorang merasa seperti tidak pernah benar-benar "selesai" bekerja.
Jadi, apa yang perlu dilakukan perusahaan dan pekerja untuk memanfaatkan remote work dengan maksimal? Kunci utamanya adalah menciptakan keseimbangan.
Perusahaan perlu menyediakan alat dan dukungan yang tepat, serta mendorong komunikasi yang terbuka dan jelas. Sementara itu, pekerja harus menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, agar tetap merasa produktif tanpa merasa tertekan.
Bekerja dari rumah memang menawarkan kebebasan yang menggoda, tetapi tanpa strategi yang tepat, kita mungkin hanya akan berhadapan dengan tantangan baru yang bisa mempengaruhi kesejahteraan kita. Dengan pendekatan yang bijak, kita bisa mendapatkan manfaat terbaik dari kedua dunia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Membedah Perjuangan Politik Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Bangsa
-
Jejak Politika Ki Hajar Dewantara dalam Menyongsong Kemerdekaan Bangsa
-
Mengasah Kesabaran dan Kontrol Diri melalui Ibadah Puasa Ramadan
-
Lagu 'Like JENNIE' sebagai Manifesto Kepercayaan Diri Seorang Superstar
-
Transformasi Ramadan: Mengalahkan Diri Sendiri untuk Hidup yang Lebih Baik
Artikel Terkait
-
Cara Menghitung Pajak Mobil Listrik, Hyundai IONIQ 5 Ternyata Tak Sampai Rp 500 Ribu
-
5 Jurus Ampuh Cegah Stres Saat Perjalanan Arus Balik Mudik Lebaran 2025
-
Toyota Yaris Cross Hybrid Jadi Barang Langka, Inden Sampai Sembilan Bulan
-
Pick Up BYD Shark 6 Lebih Dulu Masuk Thailand, Sudah Adopsi Teknologi Hybrid
-
BYD Hadirkan Shark 6, Tantang Ford Ranger dengan Tubuh Lebih Kekar
Kolom
Terkini
-
Timnas Indonesia Disokong Mentalitas 'Anti Banting', Siap Jaya di Piala Asia U-17?
-
Menang 0-1 Atas Korea Selatan, Jadi Modal Penting Bagi Timnas Indonesia U-17
-
Bangkit dari Kematian, 4 Karakter Anime Ini Jadi Sosok yang Tak Tertandingi
-
Review Pulse: Series Medis Netflix yang Tegang, Seksi, dan Penuh Letupan
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"