Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sherly Azizah
Ilustrasi bekerja dari rumah [Pexels/Vlada Karpovich]

Siapa yang tidak suka ide bekerja dari rumah? Tanpa harus berurusan dengan macet, dress code kantor yang membosankan, dan berdesakan di ruang meeting.

Konsep ini dulu terasa seperti utopia, tapi sekarang sudah jadi kenyataan untuk banyak orang. Dengan kebangkitan teknologi, kita bisa mengerjakan tugas dari mana saja, bahkan dari sofa di ruang keluarga. Namun, di balik kenyamanan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Beberapa orang merasa remote work adalah jackpot kehidupan modern. Mereka bisa menyusun jadwal kerja sesuai dengan ritme pribadi, dan tidak perlu stres pagi hari untuk berangkat kerja.

Namun, sebaliknya, ada juga yang merasa terjebak dalam isolasi sosial. Bekerja di rumah membuat batas antara kerja dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Kita kehilangan interaksi tatap muka yang sering kali membuat kerja terasa lebih manusiawi dan menyenangkan.

Melihat lebih dalam, beberapa perusahaan mencoba menemukan keseimbangan dengan model kerja hybrid. Ini adalah campuran dari kerja di kantor dan di rumah, yang dirancang untuk menggabungkan keuntungan dari kedua dunia.

Dalam buku "The Remote Work Revolution: Succeeding from Anywhere" oleh Tsedal Neeley, dijelaskan bahwa model ini bisa membantu mengurangi rasa kesepian sambil tetap memberikan fleksibilitas. Dengan cara ini, karyawan tidak hanya bisa menikmati kebebasan, tetapi juga menjaga ikatan sosial dengan tim.

Namun, masalah tetap ada. Tanpa pertemuan fisik, komunikasi sering kali menjadi kurang efektif. Chat dan email bisa membuat kita merasa kehilangan konteks atau makna yang kadang hanya bisa dipahami secara langsung.

Selain itu, ada juga tantangan dalam mengelola waktu dan ruang kerja di rumah, yang bisa membuat seseorang merasa seperti tidak pernah benar-benar "selesai" bekerja.

Jadi, apa yang perlu dilakukan perusahaan dan pekerja untuk memanfaatkan remote work dengan maksimal? Kunci utamanya adalah menciptakan keseimbangan.

Perusahaan perlu menyediakan alat dan dukungan yang tepat, serta mendorong komunikasi yang terbuka dan jelas. Sementara itu, pekerja harus menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, agar tetap merasa produktif tanpa merasa tertekan.

Bekerja dari rumah memang menawarkan kebebasan yang menggoda, tetapi tanpa strategi yang tepat, kita mungkin hanya akan berhadapan dengan tantangan baru yang bisa mempengaruhi kesejahteraan kita. Dengan pendekatan yang bijak, kita bisa mendapatkan manfaat terbaik dari kedua dunia.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sherly Azizah