Belakangan ini sedang marak berita mengenai kasus seorang residivis narkoba yang membunuh gadis penjual gorengan di Padang Pariaman. Sebelumnya tersangka memang memiliki riwayat sebagai pelaku kekerasan seksual. Sayangnya masih banyak yang tidak berkaca dari hal tersebut, narkoba masih saja menjadi candu di kalangan masyarakat.
Narkoba dapat menyebabkan depresi sistem saraf seperti memperlambat aktivitas otak, menyebabkan kantuk, kebingungan, respons tubuh yang lebih lambat, bahkan menyebabkan kerusakan otak permanen sehingga pemakainya kehilangan memori dan gangguan motorik.
Narkoba juga menyebabkan perubahan drastis pada perilaku seperti agresi, kecemasan, depresi, paranoia, dan ketidakmampuan berpikir secara rasional. Dalam kasus yang parah, pengguna narkoba mungkin menunjukkan perilaku berisiko tinggi, kekerasan, atau bahkan kehilangan kesadaran tentang realitas.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan bahwa sekitar 60-70% kasus tindak pidana di Indonesia terkait dengan narkoba.
Narkoba sering kali menjadi pemicu pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan. Pengguna narkoba sering mengalami gangguan pengambilan keputusan, yang membuat mereka lebih rentan untuk melakukan tindak kekerasan, baik terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kebutuhan mendesak akan uang untuk membeli narkoba sering mendorong mereka melakukan kejahatan tanpa memikirkan konsekuensinya. Penggunaan Narkoba sering kali dipicu oleh berbagai faktor seperti lingkungan sosial yang tidak mendukung, kondisi ekonomi yang buruk, kurangnya akses pendidikan, serta kurangnya peluang kerja.
Dampak dari narkoba menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga, yang dapat berujung perceraian, perpecahan, dan kehilangan dukungan emosional.
Kriminalitas terkait narkoba seperti peredaran dan perebutan wilayah, dapat menyebabkan kekerasan, mengganggu ketentraman komunitas, dan merusak kepercayaan antarwarga.
Pengguna narkoba sering mengalami perubahan dalam perilaku, termasuk peningkatan impulsif yang dapat mendorong mereka untuk terlibat dalam tindakan kriminal. Mereka mungkin terpaksa melakukan kejahatan untuk mendapatkan uang demi membiayai kecanduan mereka.
Penggunaan narkoba juga dapat menarik individu ke dalam jaringan kriminal yang lebih besar, seperti perdagangan narkoba, pencurian, dan kekerasan sering terjadi.
Ketergantungan narkoba baik fisik maupun psikologis membuat pengguna merasa perlu terus mengonsumsi zat tersebut meski dampaknya merusak tubuh dan kehidupan sosial.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba memerlukan kolaborasi antara pemerintah, keluarga, pendidikan, dan komunitas.
Langkah yang bisa dilakukan pemerintah seperti pemberlakuan undang-undang yang ketat terhadap peredaran dan penggunaan narkoba, penyediaan fasilitas rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba untuk pemulihan fisik dan mental, pelaksanaan kampanye edukasi tentang bahaya narkoba melalui media massa, sekolah, dan komunitas.
Sedangkan keluarga seharusnya menciptakan lingkungan yang suportif dan terbuka untuk komunikasi antara anggota keluarga dan mendidik anak tentang bahaya narkoba serta menanamkan nilai-nilai positif.
Dalam pendidikan penting mengadakan pelatihan untuk guru dalam mengenali tanda-tanda penyalahgunaan narkoba, dan integrasi pendidikan antinarkoba dalam kurikulum sekolah untuk membangun kesadaran sejak dini.
Sedangkan komunitas dapat membangun kelompok masyarakat aktif dalam memerangi penyalahgunaan narkoba melalui kegiatan positif.
Hubungan antara penggunaan narkoba dan tindakan kriminal menunjukkan bahwa kecanduan dapat meningkatkan perilaku kriminal melalui impulsivitas, kebutuhan finansial, dan keterlibatan dalam jaringan kriminal. Kekerasan yang terkait dengan perdagangan narkoba juga memperburuk situasi sosial dan ekonomi di masyarakat.
Diperlukan pendekatan yang komprehensif antara lain meningkatkan pemahaman tentang bahaya narkoba melalui kampanye pendidikan yang menyasar remaja dan masyarakat umum, serta menggalang kerja sama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi masyarakat untuk menciptakan solusi yang holistic.
Dengan cara-cara ini, diharapkan dampak negatif narkoba dapat diminimalkan, menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sehat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Mary Jane Veloso Akan Pulang ke Filipina, Ibunya Malah Khawatir: Lebih Baik Tetap di Indonesia!
-
Sosok Robby Adriansyah, Petugas Lapas Tanjung Raja yang Dimutasi Usai Viralkan Napi Pesta Narkoba
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
-
Miliaran Harga Narkoba yang Menjerat Mary Jane Veloso Hingga Dijerat Hukuman Mati
Kolom
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Standar Nikah Muda dan Mengapa Angka Perceraian Semakin Tinggi?
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg