Ketika Time memasukkan Yahya Sinwar ke dalam daftar pemimpin dunia yang telah mereka tandai dengan "Red X", tujuannya adalah untuk menyimbolkan kekalahan Hamas di tangan Israel. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan reaksi yang bertolak belakang.
Alih-alih menunjukkan kejatuhan Sinwar sebagai kekalahan yang telak, kematian Sinwar justru dipandang oleh banyak warga Palestina sebagai martir perlawanan. Hal ini mengubah maksud awal Time menjadi semacam penegasan simbol perlawanan bagi banyak pendukung Palestina.
Yahya Sinwar, yang telah lama dikenal sebagai pemimpin keras Hamas dan berperan langsung dalam pertarungan militer, menjadi simbol keteguhan dalam menghadapi pendudukan Israel.
Al Jazeera mencatat bahwa Sinwar meninggal setelah 18 hari bertempur di garis depan, mengenakan seragam lengkap termasuk rompi dan amunisi, sebuah tanda bahwa dia memilih untuk bertahan hingga titik penghabisan.
Saat Legenda menjadi "Legenda Pro Max"
Namun, Time seolah melewatkan esensi dari simbol yang mereka bangun sendiri. Dalam kasus ini, "X" tidak menjadi penanda kekalahan yang mutlak.
Sebaliknya, gambar tersebut menciptakan narasi baru di kalangan pendukung Hamas bahwa Sinwar tidak hanya menjadi korban, tetapi martir yang mati dengan gagah berani. Hal ini mengakibatkan kebangkitan simbolik yang bertentangan dengan maksud awal publikasi tersebut.
The Guardian melaporkan bahwa kematian Sinwar semakin memperdalam rasa bangga dalam perlawanan, meskipun Israel memandang ini sebagai kemenangan besar. Dari sisi geopolitik, Foreign Policy mencatat bahwa pembunuhan ini tidak mengakhiri konflik, justru memicu tantangan baru bagi kawasan Timur Tengah yang kompleks.
Blokade yang terus-menerus, sebagaimana dilaporkan Human Rights Watch, hanya memperparah penderitaan warga sipil di Gaza, menciptakan tantangan kemanusiaan yang mendalam.
Dengan adanya keterlibatan Amerika Serikat, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, untuk membantu Israel menemukan Sinwar, konflik ini terus menarik perhatian internasional dan menambah kompleksitas hubungan geopolitik di kawasan tersebut.
Pada akhirnya, alih-alih menandakan kekalahan, Time justru mengubahnya dari legenda menjadi 'legenda pro max'. Dengan Sinwar ditandai sebagai musuh terbaru yang diberi 'X', pertanyaannya tetap: Apakah ini juga akan berlaku untuk Netanyahu?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Surat Terakhir: Aksi Kamisan Jelang Pelantikan Prabowo dan Akhir Jokowi
-
Surat Terbuka kepada Presiden Prabowo: Tanggung Jawab dan Warisan Era Jokowi
-
Pendidikan: Pilar Kemajuan yang Terabaikan di Tengah Euforia Pembangunan
-
Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Bom Waktu yang Mengintai Produktivitas dan Keseimbangan Hidup
Artikel Terkait
-
Video Warga Palestina Ditutup Matanya dan Dibawa oleh Tentara Israel di Sekitar Rumah Sakit Indonesia
-
Jerman Kecam Keras Seruan Menteri Israel untuk 'Usir' Warga Palestina dari Gaza
-
Mesin Pemadam Kebakaran Dihancurkan, Lima Anggota Pertahanan Sipil Gaza Ditahan Israel
-
Hizbullah Sukses Hantui Netanyahu dengan Serangan Drone, Jendela Kamar PM Israel Pecah
-
Upaya Israel Usir Warga Palestina di Gaza, Jerman Sebut Netanyahu Punya Rencana Bangun Daerah Kantong
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
Jadwal Laga Final Thailand Open 2025, Didominasi Wakil dari Empat Negara
-
Jadi Pelatih Tinju, Jamie Foxx Resmi Bergabung di Film Fight for '84
-
Mengurai Benang Kusut Persahabatan dalam Novel Other People's Summers
-
Pantai Tablolong, Wisata Populer dengan Ciri Khas Lopo Unik di Kupang
-
Bicara Luka Memang Tidak Mudah dalam Film Mungkin Kita Perlu Waktu